Salah satu masalah pedagang antarpulau menggunakan angkutan tol laut di Surabaya adalah kelangkaan kontainer. Tak jarang mereka terpaksa membatalkan pembelian barang yang seharusnya dikirim ke Indonesia timur.
Oleh
Thie Daniel
·3 menit baca
STEFANUS OSA TRIYATNA
Kontainer siap diangkut ke kapal Tol Laut, seperti diperlihatkan Kementerian Perhubungan dalam Forum Bisnis “Kemudahan Distribusi Logistik melalui Tol Laut dalam Mendukung Usaha Mikro, Kecil dan Menengah” secara virtual yang diselenggarakan Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (10/2/2022). KOMPAS/STEFANUS OSA
Salah satu masalah yang sering dialami pedagang antarpulau menggunakan angkutan tol laut di Surabaya adalah kelangkaan kontainer. Tak jarang mereka terpaksa membatalkan pembelian barang yang seharusnya dikirim ke Indonesia timur (Papua, Maluku, dan NTT).
Hal itu tak perlu terjadi jika Pelni dapat memaksimalkan ketersediaan kontainernya. Kenyataannya, kontainer yang ada di depo-depo Pelni di Surabaya selalu jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan pedagang.
Memang ada kapal tol laut yang kembali ke Pelabuhan Tanjung Perak membawa kembali kontainer kosong, tetapi jumlahnya kurang. Tidak sesuai dengan kapasitas kapal dan kebutuhan pedagang. Bahkan, sebelum kapal sandar, kontainer sudah menjadi rebutan pedagang yang diwakili perusahaan ekspedisi tol laut. Selalu saja ada pedagang yang tidak kebagian kontainer.
Padahal, di pelabuhan-pelabuhan kawasan Indonesia timur masih banyak terlihat tumpukan kontainer kosong milik Pelni. Kenapa kontainer-kontainer ini tidak dibawa kembali ke Tanjung Perak?
Selain itu, yang menjadi pertanyaan pedagang adalah kenapa Pelni menetapkan sistem kuota terhadap kapal-kapal tol laut yang jauh di bawah kapasitas muat kapal?
Contoh kasus adalah trayek Tanjung Perak-Fakfak-Kaimana-Elat-Dobo-Tanjung Perak. Kapasitas kapal tol laut adalah 300 TEUs. Pelni menetapkan kuota untuk Fakfak 25 TEUs (kebutuhan 80-100 TEUs); Kaimana 25 TEUs (kebutuhan 60-70 TEUs); Elat 15 TEUs, dan Dobo 40 TEUs (kebutuhan 70-80 TEUs). Jumlah hanya 105 TEUs. Jauh di bawah kapasitas kapal yang 300 TEUs.
Sistem kuota yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan jauh di bawah kapasitas kapal itu berkontribusi terhadap kekurangan kontainer yang dialami pedagang.
Thie DanielJl Satelit Indah, Surabaya 60187
Ruko Tergusur
Ruko kami terkena penggusuran Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Kami mengharapkan kelonggaran dari pihak berwenang hingga akhir November 2022 agar masih bisa memanfaatkan ruko sambil bersiap pindah ke tempat baru. Kami sampaikan ini karena perekonomian belum stabil akibat pandemi.
Saat ini PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) yang menjadi pengembang Jalan Tol Becakayu mengharuskan kami keluar dari ruko meski kami belum sekali pun menerima surat peringatan.
Membaca berita kejahatan di berbagai media membuat hati saya bergidik. Bahkan, aparat penegak hukum pun melanggar hukum. Padahal, seharusnya mereka menjaga keamanan rakyat.
Mereka tak hanya korupsi, bertindak asusila, tetapi juga membunuh. Sebut saja kasus tewasnya Brigadir Yosua, yang tersangka pelakunya adalah aparat kepolisian dan penyelesaiannya belum tuntas hingga kini.
Bersamaan dengan itu, muncul juga kasus percobaan pembunuhan terhadap istri oleh seorang prajurit TNI di Semarang. Terbaru, kasus pembunuhan dan mutilasi di Mimika yang dilakukan aparat TNI dan warga sipil (Kompas, 10/8/2022).
Melihat hal ini, pemerintah perlu melakukan tes psikologi dalam perekrutan anggota Polri atau penegak hukum lain agar pada kemudian hari tidak berulang.
Perlu juga mengundang psikolog untuk memeriksa kondisi psikologis anggota aparat secara berkala sehingga hal buruk bisa diredam.
Hal lain ialah meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Saat keimanan menipis, setan akan menggoda dan bisa berakibat fatal. Mari kita tebalkan iman dengan beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing.
Rusdi NgarpanJl Nusa Indah, Magersari Rembang 59214