Posisi Penting Indonesia bagi Penyedia Pusat Data di Asia
Jumlah populasi yang besar dan tingkat adaptasi ”online” yang tinggi Indonesia berpotensi menjadi penyedia pusat data unggulan. Lokasi yang strategis untuk pusat data menjadi faktor kunci dalam menarik ”hyperscaler”.
Oleh
ALEX
·3 menit baca
DIDIE SW
Didie SW
Pandemi telah mengubah cara kita hidup, dengan mendorong adopsi aktivitas berani (online) yang lebih besar, mulai dari berbelanja hingga aktivitas bisnis.
Di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari jumlah pengguna internet di Tanah Air yang melonjak dari 175 juta menjadi 220 juta dalam dua tahun terakhir.
Pertumbuhan ini mencerminkan momentum yang kuat dalam upaya digitalisasi negara, dan penyediaan infrastruktur digital berkualitas tinggi dan juga sangat penting untuk mendukung mendorong transformasi digital di Indonesia.
Selain jumlah pengguna internet yang terus meningkat, Indonesia juga memiliki penetrasi smartphone yang signifikan. Studi GlobalWebIndex tahun lalu menunjukkan, 79 persen populasi usia 16-64 tahun telah melakukan setidaknya satu pembelian online melalui ponsel.
Dengan besarnya proporsi anak muda yang paham teknologi, negara ini telah berkembang menjadi salah satu pasar online terbesar di dunia dengan mengadopsi layanan digital, seperti e-commerce dan ride-hailing, serta layanan keuangan.
Structure Research memperkirakan, pasar pusat data Indonesia akan mencapai hampir 650 juta dollar AS pada 2026.
Indonesia memiliki demografi yang menguntungkan, sektor teknologi lokal yang berkembang pesat, dan berada di awal kurva adopsi dalam hal layanan infrastruktur yang dialihdayakan, seperti cloud dan pusat data. Perusahaan pusat data global hyperlocal hingga hyperscale sedang mencari cara untuk berkembang di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berkembang pesat ini.
Indonesia telah menjadi salah satu penerima manfaat dari pertumbuhan ini dan persaingan di pasar pusat data negara terus memanas.
Kompetisi peningkatan
Penyedia cloud terus berinvestasi besar-besaran di pusat data untuk memenuhi permintaan layanan mereka yang terus meningkat. Indonesia telah menjadi salah satu penerima manfaat dari pertumbuhan ini dan persaingan di pasar pusat data negara terus memanas.
Didorong terutama oleh platform cloud hyperscale, beberapa analis memperkirakan pasar pusat data Indonesia akan berlipat ganda dua tahun ke depanmencapai 250 megawatt (MW) kapasitas daya operasional.
Tak seperti kebanyakan pasar lain di dunia, Indonesia adalah rumah bagi semua hyperscale cloud utama AS dan China. Di negara yang telah melahirkan unicorn, seperti Gojek dan Tokopedia, ada ekosistem teknologi yang kuat yang menarik pemain cloud global saat mereka membangunkan mereka dan melayani pelanggan lokal utama mereka.
Faktor-faktor yang membuat banyak perusahaan operator pusat data bersemangat untuk menangkap peluang yang berkembang di Indonesia. Ketersediaan lokasi yang strategis untuk pusat data akan menjadi faktor kunci dalam menarik para hyperscaler.
Pembangunan kluster untuk pusat data awan di Indonesia membutuhkan kedekatan dengan pelanggan, ketersediaan listrik yang belum terbangun, serta pasokan yang andal. Bekasi, Cikarang, adalah salah satu tempat yang memiliki kualitas tersebut dan telah menarik perusahaan pusat data operator seperti EdgeConnex.
Sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di Asia dengan tingkat adaptasi online yang tinggi, kami memperkirakan pusat data menjadi hal-hal penting yang dibutuhkan oleh pelanggan di pasar Indonesia. Ini akan memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna secara hemat biaya. Selain itu, para pemain pusat data juga memiliki peran penting sebagai jembatan dalam transisi Indonesia menuju ekonomi yang lebih digital.
Dengan kawasan yang diakui sebagai salah satu hotspot teknologi dunia, perjalanan tentu tidak berhenti di sini. Sekarang memang waktunya untuk menjadi yang terdepan dalam pengembangan data center edge dan hyperscale di Asia.
Alex See Toh,Vice President Strategic Accounts, APAC