
Pendaftaran partai peserta pemilu sudah selesai 14 Agustus 2022. Ada partai yang sudah memutuskan calon untuk pilpres, ada yang masih menjajaki sana-sini.
Tidak ada yang keliru dalam semangat seperti ini, hanya saja kita sering lupa ada keterbatasan manusia. Renungkan Tajuk Rencana (Kompas, 7/6/2022) yang mengingatkan bahwa kekuasaan bukanlah segalanya.
Keterbatasan yang pasti adalah usia, suatu hal yang tidak dapat dihindari. Kejadian di Amerika Serikat dengan Presiden berusia 79 tahun dan Ketua DPR 82 tahun menunjukkan berbagai ketidaklenturan kebijakan.
Kebugaran raga pemimpin bangsa adalah salah satu syarat utama. Ini tanggung jawab moral mereka yang ingin jadi pemimpin. Caranya dengan mawas diri, buang para oportunis penumbuh khayalan di sekitar kita.
Ada cerita anak tentang raja yang tertipu mengenakan pakaian yang tidak pernah ada, menjadikan dia telanjang di suatu pawai kerajaan. Hanya kejujuran anak kecil yang menyadarkan bahwa dia telanjang dan kena tipu.
Dalam suatu cerita pendek di Kompas, ada potongan kalimat Perancis: la verite sort de la bouche des enfants. Terjemahan bebasnya, 'kebenaran datang dari mulut seorang anak’. Mungkin keawaman masyarakat dapat disamakan dengan kebenaran seorang anak di dalam menilai proses politik di negeri ini.
Bivitri Susanti (Kompas, 9/6/2022) menutup tulisannya dengan menggambarkan ketidakberdayaan rakyat. Bahwa setelah Orde Baru jatuh, kita tidak menyangka politik tetap milik elite. Aktor-aktornya pun tak banyak berubah, hanya berganti partai dan cara. Mereka hendak berkoalisi, yang jika keliru malah akan terjerumus bersama.
Meyakini satu ayat dalam Al Quran: ”Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. Allah SWT mencintainya dengan cara-Nya.
Kita sebagai manusia awam dapat menyampaikan sedikit petuah: enough is enough. Sudahlah, lebih mulia menjadi seorang king maker. Binalah pemimpin masa depan yang muda, kompeten, dan berintegritas agar dapat menyejahterakan rakyat.
Hadisudjono SastrosatomoJl Pariaman, Pasar Manggis, Jakarta 12970
Lupa Cawapres

Ketua KPU Arief Budiman (memegang mikrofon) memaparkan hasil rapat koordinasi dengan perwakilan tim kampanye kedua pasangan capres-cawapres tentang debat capres-cawapres di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (19/12/2018)
Pemilihan presiden dan wakil presiden sebagai pemimpin negara dan pemerintahan RI berlangsung satu paket, satu kesatuan.
Jika presiden berhalangan tetap, wakil presiden akan menggantikan sampai akhir masa jabatan, sampai pemilihan presiden dan wakil presiden berikutnya.
Euforia pemilihan 2024 sudah menyita perhatian masyarakat. Banyak opini dan survei membicarakan elektabilitas calon presiden. Banyak yang siap jadi sukarelawan, barisan pendukung, dan laskar hidup mati calon presiden.
Beberapa partai sibuk sekali, dari menggadang-gadang bakal calon presiden hingga beberapa ketua partai yang percaya diri mengaku sebagai bakal calon presiden. Perang kata dan adu calon presiden sengit di dunia maya.
Kenapa hanya bakal calon presiden? Kenapa tidak membahas bakal calon wakil presiden? Kenapa masyarakat seolah mengabaikan? Apakah calon wakil presiden itu kurang penting? Apakah hanya pelengkap konstitusi?
Wakil presiden mempunyai posisi strategis mengelola bangsa dan negara. Wakil presiden bukan bawahan presiden karena dipilih langsung oleh rakyat. Jangan lupakan bakal calon wakil presiden.
S HandokoTugurejo, Semarang