logo Kompas.id
OpiniIdentitas
Iklan

Identitas

Pada tatanan masyarakat kita, siapa yang berani mengganggu orang dengan penampilan religius, atau menolak perintah atasan, pemuka agama, atau yang ditokohkan, sekalipun perintahnya abu-abu?

Oleh
Yes Sugimo
· 5 menit baca
Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, sejak Presiden Joko Widodo menjadi ajang merayakan keberagaman. Termasuk ulang tahun ke 77 NKRI, Rabu (17/8/2022), ketika Para menteri Kabinet Indonesia Maju dengan pakaian adat warna warni, bergoyang mengikuti irama Farel Prayoga (12)  bernyanyi. KOMPAS/HERU SRI KUMORO 17-08-2022
KOMPAS/HERU SRI KUMORO

Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Merdeka, sejak Presiden Joko Widodo menjadi ajang merayakan keberagaman. Termasuk ulang tahun ke 77 NKRI, Rabu (17/8/2022), ketika Para menteri Kabinet Indonesia Maju dengan pakaian adat warna warni, bergoyang mengikuti irama Farel Prayoga (12) bernyanyi. KOMPAS/HERU SRI KUMORO 17-08-2022

Identitas secara alamiah melekat pada individu. Misalnya jenis kelamin, usia, dan nama. Namun, identitas juga bisa dikonstruksikan, misalnya terkait kapabilitas individu. Identitas diperlukan sebagai pembeda, sekaligus menunjukkan indahnya keberagaman ciptaan Tuhan.

Menjadi persoalan jika identitas dipolitisasi sehingga menjadi aktivitas yang memarjinalkan pihak lain. Misalnya, pemuka agama yang memanfaatkan pengaruhnya untuk memobilisasi massa, cuci otak, demi ambisi pribadi atau kelompoknya. Mengatasnamakan identitas dengan kalkulasi kuantitas tanpa diimbangi kualitas ibarat mempersiapkan lubang kubur sendiri.

Editor:
AGNES ARISTIARINI
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000