logo Kompas.id
OpiniIdentitas Arab
Iklan

Identitas Arab

Sebagian orang menganggap semua orang Arab itu keturunan Nabi Muhammad yang harus dimuliakan dan ditaati. Identitas Arab lalu dikapitalisasi atau dikomodifikasi untuk berbagai kepentingan: sosial, politik, dan ekonomi.

Oleh
Ahmad Najib Burhani
· 5 menit baca
Ahmad Najib Burhani
SALOMO TOBING

Ahmad Najib Burhani

Bagi sebagian masyarakat Muslim Indonesia, Arab itu identik dengan Islam. Menampilkan kearaban atau menggunakan atribut Arab bukan sekadar persoalan kultural, melainkan merupakan simbol keislaman dan kesalehan. Identitas Arab bahkan dipandang sebagai simbol kedekatan dengan Tuhan karena ada keterhubungan dengan tanah suci Mekkah-Madinah, kota yang menjadi asal Islam dan tempat Ka’bah yang merupakan kiblat umat Islam berada. Karena itu, proses tercepat ”menjadi Arab” bisa dilakukan dengan melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Sebagian masyarakat kita secara salah juga menganggap semua orang Arab itu merupakan keturunan Nabi Muhammad yang harus dimuliakan dan ditaati. Dengan hidup dan berkembangnya pandangan seperti itu, mereka yang dari Arab atau berwajah dan berpenampilan Arab lantas bisa dengan mudah diterima dan mendapat tempat terhormat di masyarakat. Tak jarang, mereka langsung dianggap memiliki otoritas keagamaan dan intelektual meski tak pernah menempuh pendidikan agama atau latar belakang kehidupannya tak pernah dekat dengan kesalehan sekalipun.

Editor:
MOHAMMAD HILMI FAIQ
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000