Kebiasaan menyisihkan, bukan menyisakan sebagian pendapatan untuk investasi, diharapkan akan berlanjut ketika pendapatan meningkat. Namun, jangan lupa untuk miliki dulu dana darurat dan proteksi sebelum berinvestasi.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Banyak pekerja mendapatkan gaji pertamanya setara dengan upah minimum provinsi (UMP). Besarnya bervariasi sesuai daerah masing-masing. Untuk tahun 2022, UMP tertinggi ada di Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 4.452.724, disusul Papua senilai Rp 3.561.932. Sementara UMP terendah ada di Jawa Tengah, yaitu Rp 1.812.935.
Dengan UMP tersebut apakah anak-anak muda dapat berinvestasi? Sebenarnya, investasi dapat dimulai dengan penghasilan berapa pun, termasuk dengan gaji awal bekerja.
Dana yang dialokasikan untuk berinvestasi dapat dimulai dengan persentase kecil dahulu. Misalnya, 10 persen dari pendapatan bulanan. Sebagai contoh, jika bekerja di DKI Jakarta dengan penghasilan Rp 4,4 juta, seorang pekerja dapat mulai berinvestasi dengan Rp 440.000.
Jika dirasakan masih terlalu besar, dapat dimulai dengan Rp 200 ribu-an atau sekitar 5 persen dari penghasilan. Ada banyak pilihan untuk menginvestasikan dana Rp 200 ribu tersebut.
Untuk pemula yang baru masuk dan belajar investasi di pasar modal, reksa dana pasar uang merupakan salah satu jembatan dari produk perbankan ke produk investasi.
Saat ini, reksa dana jenis ini dapat dibeli dengan harga mulai dari Rp 10.000 saja di platform daring penjual reksa dana. Kelebihan reksa dana pasar uang dibandingkan dengan deposito adalah reksa dana pasar uang lebih fleksibel dan dapat ditarik kapan saja. Imbal hasilnya pun lebih tinggi dari deposito, selain bebas pajak.
Pilihan lain adalah mencicil emas. Penjual emas daring juga sudah memiliki fasilitas cicilan emas mulai dari Rp 6.000. Jika dana sudah terkumpul dan nilainya setara dengan harga 1 gram emas batangan, emas fisik pun dapat dicetak.
Menabung saham juga dapat menjadi pilihan. Sudah banyak perusahaan sekuritas yang mensyaratkan simpanan minimal Rp 100.000 saja. Bukan lagi puluhan juta seperti beberapa tahun lalu. Cukup banyak pilihan saham yang dapat dibeli dengan dana sebesar Rp 200.000, apalagi jika alokasi investasinya ditambah menjadi Rp 400.000.
Tentu saja, pemilihan investasi saham ini harus dibarengi dengan kemampuan menganalisis. Keterampilan berinvestasi akan bertambah seiring dengan konsistensi kita dalam berinvestasi.
Kebiasaan menyisihkan dan bukan menyisakan sebagian pendapatan untuk berinvestasi diharapkan akan terus berlanjut ketika pendapatan meningkat.
Kebiasaan berinvestasi secara teratur merupakan kebiasaan yang baik. Ketika gaji sudah semakin bertambah, meski persentase tetap sebesar 10 persen, tetapi alokasi dana investasi otomatis akan bertambah.
Ketika gaji naik, misalnya menjadi Rp 5 juta, alokasi 10 persen gaji akan naik juga menjadi Rp 500.000. Demikian pula ketika gaji naik menjadi Rp 10 juta. Dengan persentase sama, nilai absolut porsi investasi otomatis naik menjadi Rp 1 juta.
Kebiasaan menyisihkan dan bukan menyisakan sebagian pendapatan untuk berinvestasi diharapkan akan terus berlanjut ketika pendapatan meningkat.
Semakin besar nilai absolut yang dialokasikan untuk berinvestasi, semakin banyak pula pilihan instrumen investasi yang bisa diakses. Misalnya, dengan memiliki alokasi Rp 1 juta, kita sudah dapat membeli obligasi ritel. Atau dengan dana investasi sebesar Rp 1 juta, kita sudah dapat ikut urun dana di platform crowdfunding untuk memiliki minimarket, rumah kos, bahkan restoran.
Pengelolaan keuangan sekaligus membentuk kebiasaan berinvestasi yang perlu dilakukan bahkan sejak gaji pertama diterima. Namun, jangan lupa untuk lebih dulu memiliki dana darurat dan proteksi sebelum terjun berinvestasi.