Hanya 12 persen rumah tangga di Indonesia mempunyai akses air minum aman, dan hanya 7 persen mempunyai akses sanitasi aman. Tak heran jika penyebab kematian terbesar pada anak usia balita pada 2021 adalah diare.
Oleh
Yos E Susanto
·5 menit baca
KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA
Sri Murah (38), mengambil air bersih dari mata air warga Dusun Banjarsari, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (18/7/2018). Ia mengambil air bersih dari mata air karena persediaan air bersih hasil menampung air hujan telah habis karena kemarau.
Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga 2020 menunjukkan bahwa pada 70 persen rumah tangga di Indonesia, air minum yang dikonsumsi tercemar bakteri e-coli.
Hanya 12 persen rumah tangga mempunyai akses air minum aman, dan hanya 7 persen mempunyai akses sanitasi aman. Tak heran jika penyebab kematian terbesar pada anak usia balita pada 2021 adalah diare (Profil Kesehatan Indonesia 2021). Ini juga salah satu faktor penyebab tingginya prevalensi tengkes (stunting) di Indonesia, sekitar 24 persen.
Pada awal tahun 1980-an, saya bertugas di Kanwil Depkes Maluku. Di banyak daerah, saya melihat bagaimana susahnya mendapat air minum bersih. Untuk mendapatkan air, perempuan tua dan muda harus berjalan jauh dengan membawa tempayan.
Saat itu saya juga berkesempatan ke Jepang. Sampai ke pelosok, air minum bersih melimpah. Sekarang, setelah 40 tahun, ternyata kita masih jauh tertinggal.
Apakah masih mungkin pada 2030, kita bisa mencapai target SDGs, bahwa air minum dan sanitasi yang aman sudah tersedia buat semua? Jawabnya positif.
Jika seorang warga (Whenny Susianti, ”Juru Parkir Penggerak Warga”, Kompas, 9/12/2021) bisa menggerakkan warga untuk mendapatkan akses air dan sanitasi yang aman, tentunya pemerintah bersama-sama masyarakat bisa menanggulangi. Syaratnya, ada kemauan politik.
Yos E SusantoKelapa Gading, Jakarta
Cacar Monyet
Infografik-RISET-Lanskap Penyakit Cacar Monyet
Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global, banyak informasi bermunculan.
Ada beberapa catatan saya sampaikan, agar kita semua bisa berhati-hati tanpa panik.
Cacar monyet atau monkeypox 2022 lebih cepat menular dibandingkan 2019 saat muncul di Singapura.
Tak perlu khawatir, ada banyak masalah kesehatan yang lebih penting, seperti demam berdarah dengue (DBD), leptospirosis, dan chikungunya.
Cacar monyet bisa disebut penyakit kalangan atas dari luar negari. Bisa sembuh sendiri dengan isolasi dan relatif mudah dideteksi. Ada gejala klinis, seperti ruam kulit, bengkak kelenjar limfa ketiak, dan inguinal.
Semoga tak banyak energi keluar untuk menangani cacar monyet walaupun mungkin sudah masuk Indonesia. Tak terdeteksi karena jumlah sangat sedikit dan ringan.
Drh SoeharsonoMantan Penyidik Penyakit Hewan, Tinggal di Denpasar
Facebook
Warga Mengakses laman media sosial Facebook di Jakarta, Rabu (7/8/2019).
Facebook, disingkat FB, merupakan wadah pribadi untuk ekspresi diri dan menemukan teman, baik lama maupun baru.
FB sering menjadi media silaturahmi sesama teman. Banyak diminati karena memungkinkan pengguna menampilkan profil dan cukup selektif menyaring konten.
Sayang, sejak FB terkoneksi dengan Instagram (IG), ada banyak konten yang kurang pantas. Reels and short videos, misalnya, menampilkan konten dewasa yang sangat tidak pantas ditampilkan.
Mengingat pengguna FB tidak mengenal umur, sebagai bentuk tanggung jawab moral, FB sebaiknya menghilangkan konten-konten tidak pantas.
FX WibisonoJl Kumudasmoro Utara, Semarang 50148
Nyinyir
Pemimpin Redaksi Harian Kompas Sutta Dharmasaputra mengumumkan sekaligus menyerahkan trofi Malaikat Kata-kata secara daring kepada cerpenis Sunlie Thomas Alexander. Cerpen karya Sunlin, "Keluarga Kudus" terpilih sebagai Cerpen Terbaik Pilihan Kompas 2021 dalam acara Anugerah Cerpen Kompas 2022 yang berlangsung secara daring, Selasa (28/6/2022).
Dalam suratnya di Kompas (26/7/2022) Christian Rahmat Hutahean bertanya, ”Duh, buat apa sih nyinyir soal cerpen Kompas?” Pertanyaan itu ia jawab sendiri dengan kritis.
Ia ”seperti” tidak peduli suratnya dimuat atau tidak. Pokoknya: ”Pumpunkan saja (pikiranmu) di jalanmu sendiri” (Just focus on your path).
Kompas juga menunjukkan kebesaran hati dengan memuat kritik Christian dan menanggapi dengan baik.
Nyinyir adalah padanan fussy (Ing). Kata itu tidak berkonotasi negatif. Orang yang nyinyir adalah ”sempurnawan” (perfectionist).
L WilardjoKlaseman, Salatiga
Kecewa
Sebagai anggota Platinum Prioritas Traveloka, saya sangat kecewa dengan pelayanan konsumen Traveloka.
Pada 22/7/2022 saya hendak membeli banyak tiket pesawat Singapore Airlines, rute Surabaya-Singapura pergi pulang, menggunakan aplikasi Traveloka. Pembelian tujuh tiket pertama sukses.
Saat hendak membeli tujuh tiket berikutnya, pembayaran tidak bisa terproses dengan pesan pada aplikasi bahwa nama dan/atau alamat e-mail saya salah. Saya cek kembali nama dan alamat e-mail saya, tidak ada yang salah.
Berkali-kali saya mencoba ulangi dari awal proses pembelian itu, log out aplikasi lalu log in kembali, me-restart device, dan menggunakan beberapa device berbeda, tetap saja gagal dengan pesan yang sama.
Saya telepon ke nomor khusus layanan anggota Platinum Prioritas Traveloka: 021.29103311, dua kali pada hari itu, dan dua kali lagi pada keesokan harinya; berkomunikasi via surel sampai lima kali. Semua data yang diminta, seperti tangkapan layar masalah pada aplikasi, sudah saya penuhi. Tetapi hanya mendapat jawaban bahwa masalah saya sedang ditangani tim teknis dan sesegera mungkin saya akan dihubungi.
Setelah berkali-kali saya menghubungi, saya malah disuruh bersabar. Telepon terakhir, jawabannya paling lama satu jam saya akan dihubungi.
Sampai saat saya menulis surat ini (25/7) Traveloka sama sekali tidak menghubungi saya, apalagi memberi solusi. Status saya sebagai anggota Platinum Prioritas Traveloka sama sekali tidak ada artinya.
Thie Daniel HarjonoJl Satelit Indah IV, Surabaya 60187
Saling Menjaga
FRANSISKUS PATI HERIN
Masker diletakan di atas meja di dalam salah satu rumah kopi di Ambon, Maluku, pada Selasa (12/1/2020). Banyak pengunjung rumah kopi mengabaikan protokol Covid-19.
Presiden Jokowi telah membolehkan warga melepas masker di luar ruangan. Namun, dengan meningkatnya kasus penularan Covid-19, warga diimbau kembali memakai masker dan menaati protokol kesehatan.
Semua karena mutasi virus yang membuatnya semakin cepat menular. Dari peristiwa ini, kunci keberhasilan mengatasi pandemi ada di setiap individu.
Hampir tiap hari kita bisa mengakses perkembangan penularan yang mulai meningkat kembali. Ibaratnya seperti iklan di salah satu stasiun televisi swasta ”waspadalah”.
Eling lan waspada demi saling menjaga sudah menjadi kewajiban dan karakter baru dalam tatanan normal baru. Habitus saling menjaga ini semoga menjadi kunci mengakhiri pandemi.
FX Triyas Hadi PrihantoroGuru SMP PL Domsav, Semarang