Vaksin penguat menjadi penting buat anak dan remaja, ketika banyak sekolah menerapkan pembelajaran tatap muka.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Tenaga kesehatan menerima suntikan vaksinasi penguat di Gelanggang Remaja Pulogadung, Jakarta, Selasa (1/8/2022).
Setahun setelah vaksinasi anak usia 12-18 tahun berlangsung, pemerintah menyiapkan vaksin Comirnaty sebagai dosis penguat untuk remaja usia 16-18 tahun.
Seperti yang diketahui bersama, tujuan utama vaksinasi dalam pandemi Covid-19 adalah mencegah perawatan di rumah sakit, terinfeksi dengan dampak parah, dan bahkan kematian. Dengan demikian, perlu booster atau vaksin penguat apabila ada tanda-tanda ketidakcukupan. Sederhananya, vaksin penguat meningkatkan kembali efektivitas vaksin.
Sebenarnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar pemerataan vaksin lebih diutamakan karena masih banyak negara yang vaksin dosis pertama pun masih sangat terbatas. Namun, di sisi lain, WHO juga menyadari bahwa vaksinasi penguat perlu diberikan pada populasi yang sudah mendapatkan vaksinasi primer komplet, untuk mengoptimalkan efektivitas vaksin melawan infeksi.
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Warga mengantre untuk mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19 di kawasan Bundaran HI, Jakarta, saat pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor (HBKB), Minggu (31/7/2022).
Dalam kenyataannya, memang ada saja kasus individu yang tubuhnya kurang mampu membangun sistem kekebalan tubuh setelah divaksinasi. Demikian juga pada lansia, yang responsnya kurang baik terhadap seri vaksinasi primer.
Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat sudah merekomendasikan vaksinasi Covid-19 mulai usia enam bulan dan vaksinasi penguat untuk mereka yang sudah berusia di atas lima tahun.
Saat ini, 36 negara sudah menerapkan vaksin penguat, tertinggi di Amerika Serikat diikuti oleh Brasil, India, Jerman, dan Banglades. Statistik menunjukkan, meski angka penularan meningkat dengan datangnya Omicron subvarian BA4 dan BA5, angka perawatan di rumah sakit ataupun angka kematian bisa ditekan signifikan.
Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat sudah merekomendasikan vaksinasi Covid-19 mulai usia enam bulan dan vaksinasi penguat untuk mereka yang sudah berusia di atas lima tahun.
Di Indonesia vaksin penguat sudah mencakup 56.449.470 orang, yang berarti 27,10 persen dari target sasaran vaksinasi nasional. Indonesia juga mulai memberikan dosis penguat kedua kepada para tenaga kesehatan, selain bersiap dosis penguat pertama untuk remaja 16-18 tahun.
Vaksin penguat menjadi penting buat anak dan remaja, ketika banyak sekolah menerapkan pembelajaran tatap muka. Meski sekolah mewajibkan penggunaan masker dan disiplin menaati protokol kesehatan, kenyataannya dalam masyarakat yang lebih luas sudah banyak terjadi pelanggaran. Apalagi setelah pemerintah memperbolehkan buka masker di tempat terbuka. Kini, dengan subvarian BA4 dan BA5 yang semakin mudah menular, anak-anak kita perlu vaksin penguat sebagai penangkal agar mereka tetap sehat dan kegiatan belajar mengajar berlangsung sebaik-baiknya.
Kita menghargai prinsip kehati-hatian yang diterapkan Kementerian Kesehatan sehingga vaksin penguat masih terbatas untuk usia 16-18 tahun. Kita juga perlu berbela rasa pada negara-negara yang masih terbatas mengakses vaksin. Namun, dengan tetap mempertimbangkan keadilan vaksin, Indonesia perlu belajar dari negara-negara yang sudah memberlakukan vaksinasi penguat pada anak-anak berusia lebih rendah. Di antaranya Amerika Serikat dan negara-negara Uni Eropa.