Walau pensiun masih jauh, ada baiknya persiapan dana untuk itu sudah dipikirkan sejak gaji pertama diterima. Dengan demikian, tak hanya mengandalkan dana pensiun publik atau korporasi, tapi juga punya persiapan pribadi.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Ketika seseorang memasuki masa pensiun, tentu berharap nantinya menjalani pensiun yang nyaman. Pendapatan tidak terlalu banyak berubah, tekanan pekerjaan menurun tajam, pengeluaran menurun, dan tinggal jalan-jalan saja.
Pada kenyataannya, berapa persen pensiunan yang benar-benar dapat mewujudkan impian seperti itu?
Pendapatan ketika pensiun jauh lebih kecil daripada ketika masih bekerja. Apalagi dengan struktur gaji yang lebih besar tunjangannya ketimbang gaji pokok.
Skema pensiun publik seperti Jamsostek Ketenagakerjaan dan skema pensiun perusahaan hanya dapat menutupi 30 persen dari kebutuhan ketika pensiun.
Pada sebagian besar perusahaan, dana pensiun dihitung dari gaji pokok, tidak termasuk tunjangan-tunjangan. Dengan demikian, setelah pendapatan dikurangi pos-pos tunjangan yang tidak tetap, sisa pendapatan menjadi sangat kecil.
Menurut survei yang pernah dibuat oleh Asosiasi Dana Pensiun Indonesia, skema pensiun publik seperti Jamsostek Ketenagakerjaan dan skema pensiun perusahaan hanya dapat menutupi 30 persen dari kebutuhan ketika pensiun.
Padahal, pengeluaran semasa pensiun tidak banyak turun. Hanya sekitar 10 persen. Masih banyak selisih yang harus ditutupi oleh para pensiunan jika ingin menjalani gaya hidup yang tidak banyak berbeda dengan ketika masih produktif.
Salah satu biaya yang akan membengkak ketika pensiun adalah dana untuk kesehatan. Semakin lama biaya kesehatan semakin naik dan bukan semakin turun. Sementara kebutuhan para pensiunan dalam bidang kesehatan semakin tinggi karena kondisi kesehatan yang semakin menurun.
Bagi pensiunan yang terbiasa mendapat tunjangan kesehatan dari perusahaan, bisa jadi fasilitas ini jauh berkurang ketika pensiun tiba. Jika tidak memiliki fasilitas kesehatan pengganti seperti asuransi kesehatan, baik asuransi kesehatan publik maupun swasta, biaya kesehatan ini terkadang menjadi beban.
Besar kecilnya penghasilan yang diperoleh setelah pensiun sangat berpengaruh pada gaya hidup pensiunan. Mereka yang sudah mempersiapkan penghasilan pengganti pada masa pensiun tidak mengalami perubahan gaya hidup yang terlalu besar.
Sebaliknya, jika hanya mengandalkan dana pensiun dari perusahaan atau publik, tentu gaya hidupnya pun akan terpengaruh karena hanya dapat menutupi sebagian kecil kebutuhan.
Masalah lain yang mungkin dihadapi oleh para pensiunan adalah biaya pendidikan anak. Bukan tidak mungkin, ketika sudah pensiun, masih ada anak-anak yang memerlukan biaya pendidikan.
Biaya pendidikan tidak sedikit. Dengan penghasilan saat masih produktif pun sebagian orang masih kepayahan dalam menyediakan dana pendidikan, khususnya untuk kuliah.
Jadi, untuk mewujudkan masa pensiun seperti yang diimpikan, memang perlu persiapan. Dengan begitu, potensi masalah ketika pensiun, seperti perubahan gaya hidup, ketersediaan proteksi kesehatan, dan biaya pendidikan anak, dapat dihindari.
Walaupun pensiun masih jauh, ada baiknya persiapan dana untuk itu sudah dipikirkan sejak gaji pertama diterima sehingga tidak hanya mengandalkan dana pensiun publik atau korporasi, tetapi juga memiliki persiapan pensiun pribadi.
Dengan menyisihkan dana pensiun sejak dini secara konsisten dan tepat, impian indah di masa tua pun semakin menjadi kenyataan. Saat ini sudah banyak tersedia berbagai instrumen investasi yang dapat digunakan sebagai kendaraan untuk masa pensiun. Hanya tinggal memanfaatkannya sebaik mungkin.