Jumlah dokter lanjut usia di Indonesia makin banyak. Agar bisa mandiri dan produktif di usia lanjut, dokter mesti peduli pada kesehatan dirinya, tak bekerja berlebihan, dan berolahraga secara teratur.
Oleh
samsuridjal djauzi
·5 menit baca
Paman saya seorang dokter spesialis penyakit dalam. Sekarang beliau berusia 72 tahun. Istri beliau sudah meninggal dan kedua anak beliau bertugas di kota lain yang biasanya pulang sekali setahun sewaktu Lebaran.
Paman saya ini pernah mengalami stroke ringan sewaktu berumur 70 tahun. Untunglah cepat pulih meski gerakan tangan kirinya tidak secepat tangan kanannya. Beliau sekarang masih berpraktik di suatu rumah sakit, tetapi sudah tidak merawat pasien rawat inap lagi. Beliau sudah tak mampu ditelepon malam-malam dan harus ke rumah sakit pada malam hari. Beliau tinggal bersama seorang ART (asisten rumah tangga) pria yang merangkap menjadi sopir beliau.
Sewaktu kuliah, saya banyak dibantu paman saya. Saya merasa berutang budi pada beliau. Keadaan keuangan saya sekeluarga hanya biasa saja sehingga saya membalas budi baik paman dengan sering berkunjung ke rumahnya dan menemaninya mengobrol. Saya juga mengantarnya untuk mengambil uang pensiun tiga bulan sekali di sebuah bank tak jauh dari rumah.
Saya juga mengusahakan mengantar beliau kontrol ke dokter spesialis neurologi dan jantung. Lucunya, dokter tempat beliau berkonsultasi adalah bekas murid beliau dulu. Namun, beliau merasa bangga muridnya sudah lebih pandai dan ternama dibandingkan dengan beliau.
Selain praktik dua sampai tiga jam sehari di rumah sakit, paman rajin berkebun. Dibantu oleh ART, beliau menanam banyak sayuran untuk konsumsi sehari-hari. Halaman belakang rumah beliau cukup luas. Dulu paman berkebun bersama istrinya, sekarang terpaksa hanya dengan ART.
Beliau masih rajin membaca dan mengikuti perkembangan kemajuan dunia kedokteran. Jika ada seminar yang penting, beliau juga ikut menghadirinya, baik di kota kami maupun di kota lain yang jauh. Beliau tak ingin ketinggalan sehingga selalu berusaha mengikuti kemajuan ilmu kedokteran.
Dari segi keuangan, paman hidup cukup. Meski tak punya tabungan banyak, beliau merasa kebutuhannya dapat dipenuhi sendiri tanpa mengganggu anak-anak beliau. Beliau juga bertekad untuk terus berpraktik selagi masih mampu dan mendapat izin kelayakan praktik.
Salah satu yang menjadi kepedulian paman saya adalah pajak. Beliau sebenarnya tak mengalami kesulitan membayar pajak karena sudah dihitungkan oleh bagian keuangan rumah sakit. Perhitungan pajak praktik dokter ternyata juga sederhana, dokter dapat mengikuti program norma sehingga pengeluaran tak perlu dicatat secara rinci.
Dengan program norma, pajak pengeluaran dihitung secara persentase. Setiap tahun beliau masih menambah membayar pajak jika mengisi SPT, tetapi tak seberapa. Jadi, pada dasarnya pajak dokter tidak merepotkan.
Namun, suatu waktu beliau amat khawatir mendapat panggilan dari kantor pajak karena harus menjelaskan SPT yang dibuatnya. Beliau amat khawatir karena baru saja senior beliau yang berumur 80 tahun mendapat ancaman rekening bank diblokir karena belum membayar utang pajak.
Saya berusaha menenangkan beliau bahwa kantor pajak hanya minta penjelasan. Bahkan, saya menawarkan untuk mewakili beliau, tetapi beliau ingin datang sendiri untuk menjelaskan kepada petugas. Saya menemani beliau dan ternyata memang hanya masalah kecil, beliau tak melampirkan bukti-bukti penerimaan beliau di luar praktik seperti honor menulis di surat kabar dan lain-lain. Untunglah semua dapat diselesaikan.
Saya juga menangkap air muka petugas pajak yang berempati kepada beliau. Saya ingin mendapat informasi dari Dokter bagaimana umumnya kehidupan dokter di usia lanjut. Apakah mereka dapat hidup berkecukupan karena sebagian mereka tidak lagi berpraktik? Terima kasih.
S di B
Saya amat berterima kasih kepada Anda yang mengangkat kehidupan paman Anda seorang dokter di usia lanjutnya. Semoga paman Anda tetap sehat dan produktif. Semua orang tentu ingin hidup sehat dan sejahtera di usia lanjut, termasuk dokter. Kehidupan dokter di masa muda, terutama spesialis, dianggap kehidupan yang mewah. Pada umumnya punya mobil (kadang-kadang lebih dari satu) dan punya rumah yang lumayan luas.
Namun, di kalangan dokter saling memahami bahwa kepemilikan rumah dan mobil tersebut pada umumnya diperoleh dengan kredit jangka panjang. Jadi, sebagian penghasilan dokter harus dialokasikan untuk cicilan rumah dan mobil.
Dokter juga harus membayar iuran profesi (tak seberapa) dan juga membayar premi asuransi profesi (berkisar Rp 4 juta sampai Rp 10 juta per tahun) tergantung spesialisasinya. Kehidupan sosial dokter juga cukup mahal karena mereka memerlukan istirahat bersama keluarga, banyak undangan nikah dari teman-teman, dan lain-lain.
Pada umumnya dokter sibuk dengan praktiknya dan tak mempunyai pemahaman yang baik tentang bagaimana menginvestasikan uang tabungan yang ada. Dalam kongres perhimpunan profesi, yang dibahas benar-benar masalah teknis medis, amat kurang waktu untuk membicarakan kesejahteraan dokter. Bahkan, para dokter sendiri-sendiri saja mengatur uangnya. Tak banyak yang memahami saham, reksa dana, dan lain-lain.
Sewaktu tua, dokter yang relatif sehat beruntung karena meski sudah pensiun masih boleh praktik jika memenuhi syarat. Dengan demikian, dokter yang praktik tersebut lebih mandiri di bidang keuangan. Penghasilan tentu menurun. Pada usia lanjut, kemampuan fisik berkurang, perlu istirahat ataupun tidur siang. Namun, banyak juga dokter yang berpraktik agar kemampuan kognitifnya terjaga dan tidak cepat pikun.
Pajak dokter memang relatif sederhana. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) berperan dalam menyederhanakan pemotongan pajak. Jika ada kesulitan, sebenarnya IDI dulu juga mempunyai layanan untuk mengurus pajak.
Jumlah dokter lanjut usia di negeri kita makin banyak. Populasi usia lanjut di negeri kita sekitar 10 persen. Begitu juga dokter, sekitar 10 persen berusia lanjut. Sebagian dalam keadaan mandiri, tetapi sebagian harus bergantung pada anak-anak.
Saya merasa bersyukur petugas pajak yang melayani paman Anda punya empati dan menghargai orang usia lanjut. Alangkah baiknya jika petugas pajak pada umumnya juga bersikap seperti itu. Sebelum memanggil wajib pajak, lihat dulu umur wajib pajak, apakah akan mampu datang untuk memenuhi panggilan.
Saya tak tahu apakah ada sistem petugas pajak yang mendatangi wajib pajak secara ramah. Saya sendiri jika mendapat surat dari kantor pajak selalu khawatir. Padahal, surat tersebut ucapan terima kasih sudah membayar pajak dengan tertib. Kita mengucapkan selamat kepada teman-teman petugas pajak yang tahun lalu berhasil mencapai target yang ditetapkan. Semoga layanan pajak kita, terutama untuk dokter berusia lanjut, lebih ramah dan manusiawi.
Jumlah dokter lanjut usia di negeri kita makin banyak. Populasi usia lanjut di negeri kita sekitar 10 persen. Begitu juga dokter, sekitar 10 persen berusia lanjut. Sebagian dalam keadaan mandiri, tetapi sebagian harus bergantung pada anak-anak. Para dokter seharusnya peduli pada kesehatan dirinya, jangan bekerja berlebihan, cukup istirahat, sempatkan berolahraga, dan berlibur bersama dengan keluarga.
Kehidupan sebagai seorang dokter sering menegangkan, terutama menghadapi pasien krisis. Sering kali suasana di rumah sakit terbawa ke rumah dan memengaruhi suasana batin di rumah. Sebagai tenaga kesehatan, dokter harus memberi contoh bagaimana hidup sehat, termasuk bekerja dan beristirahat secara teratur.