Apakah Adipati Karna tokoh munafik, berpura-pura membela Kurawa, padahal hatinya memihak Pandawa? Memang benar ia mengasihi adik-adiknya, kelima ksatria Pandawa. Akan tetapi, ia tak berpura-pura berperang untuk Kurawa.
Oleh
L WILARDJO
·3 menit baca
Paguyuban Wayang Orang Ngesti Pandawa, Semarang, datang ke TMII Jakarta dan mementaskan lakon ”Kresna Duta” pada Minggu, 26 Juni 2022. Pementasan itu dilaporkan Ninok Laksono dalam ”Kresna dan Diplomasi Pamungkasnya” (Kompas, 6/7/2022).
Dalam lakon itu, Kresna sebagai duta Pandawa berhasil mengorek Adipati Karna mengapa sebagai putra sulung Dewi Kunti—berarti seibunda dengan Pandawa—kok memihak Kurawa dalam perang Bharatayuda.
Ia berpihak kepada Kurawa dan menjadi senopati dalam Bharatayuda sebab, hanya dengan begitu, ia memberanikan Kurawa melawan Pandawa. Kalau tidak, Pandawa akan memperoleh kembali Indraprasta dan separuh Astinapura berikut jajahannya; dan Bharatayuda batal. Keangkaramurkaan Kurawa akan berlanjut.
Dalam Bharatayuda, Adipati Karna gugur dalam perang tanding melawan Arjuna. Tulus ikhlas ia mengorbankan jiwa raganya demi menegakkan keadilan.
Apakah Adipati Karna tokoh yang munafik, yang berpura-pura membela Kurawa, padahal hatinya memihak Pandawa? Memang benar ia mengasihi adik-adiknya, kelima ksatria Pandawa. Akan tetapi, ia tak berpura-pura berperang di pihak Kurawa. Ia benar-benar mengerahkan segenap kesaktiannya sebagai ahli seni panah.
Adipati Karna rela berkorban sampai mati. Ia tidak munafik. Ia pahlawan yang pantas mendapat pahala.
Cornelis Anthonius van Peursen ialah seorang guru besar filsafat di Belanda. Beberapa kali ia menjadi dosen tamu dan (ko)promotor gelar doktor filsafat di UGM. Pernah juga ia memberi kuliah tamu di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, dan menyumbang buku-buku filsafat kepada Program Pascasarjana UKSW.
CA van Peursen-lah, saya kira, yang menyebut sikap etika Adipati Karna itu ”kapitulasi kreatif”. Sikap yang dipegang teguh sampai mati itu sangat langka.
Di kelas kuliah filsafat ilmu yang saya ampu di PDIH Undip, dulu, mahasiswa saya yang kemudian menjadi doktor dan guru besar, Prof Dr Paulus Hadisuprapto, SH, MH, ingat saya di kelas pernah cerita Karno Tanding. Ia lalu menghadiahi saya lukisan Adipati Karna karyanya.
Ia sudah lama berpulang. RIP. Namun, lukisannya masih saya gantung di dinding kamar tidur.
L WilardjoKlaseman, Salatiga
Balada KPK
Lili Pintauli SiregarPimpinan KPKKompas/Wawan H Prabowo
Dewan Pengawas KPK menggugurkan perkara dugaan pelanggaran kode etik Lili Pintauli Siregar dan menghentikan persidangan etik terhadap Lili. Alasannya, Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Keppres pemberhentian Lili sebagai Wakil Ketua KPK, 11 Juli 2022.
Menurut berita, pada 30 Juni 2022 Lili telah mengajukan surat pengunduran diri sebagai Wakil Ketua KPK kepada Presiden Joko Widodo.
Memprihatinkan melihat Ketua KPK bersikap seakan tidak tahu ada surat pengunduran dengan tetap menugasi Lili sebagai penanggung jawab G20 Anti-Corruption Working Group di Bali, yang membahas upaya pemberantasan korupsi di dunia.
Sangat memalukan bangsa jika petugas yang ”bermasalah” hadir dalam pertemuan G20 Anti-Corruption Working Group yang berskala dunia.
Ketua KPK Firli Bahuri seharusnya membebastugaskan Lili begitu ia mengajukan permohonan berhenti kepada Presiden.
Dewan Pengawas KPK harus menunjukkan bahwa etika telah ditegakkan dalam membangun sistem bebas KKN. Publik pun harus tahu proses dan hasil persidangan terkait pelanggaran Lili.
Tampak bahwa Dewan Pengawas KPK dan Ketua KPK tidak berani memberikan sanksi (hukum) kepada Lili Pintauli, menunggu sampai keputusan Presiden keluar. Padahal, dari sidang etik terbukti pelbagai pelanggaran Lili. Ia, antara lain, menerima gratifikasi berupa akomodasi dan tiket menonton MotoGP di Mandalika, Maret 2022.
FX WibisonoJalan Kumudasmoro Utara, Semarang 50148