WIC menjadi sarana China menggapai tujuan lebih besar lagi. Forum itu telah bertransformasi menjadi organisasi internasional meski baru diikuti 20 negara.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
China membuka World Internet Conference di Kota Wuzhen, Provinsi Zhejiang, Kamis lalu. Konferensi Internet Dunia ini menandai visi negara di dunia siber.
Pada acara pembukaan, China mengumandangkan semangat agar internet bisa diakses semua orang dan dikembangkan bersama-sama. World Internet Conference (WIC) dibuka dengan pembacaan surat Presiden China sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Komunis China Xi Jinping.
”Kita harus menciptakan internet beserta segala teknologi digital yang kita kembangkan bersama-sama. Internet yang bisa diakses oleh semua, untuk kesejahteraan seluruh umat manusia,” demikian pidato itu, seperti dikutip oleh kantor berita nasional China, Xinhua (Kompas.id, 15/7/2022).
China dengan berbagai perusahaan raksasa di industri digital telah menguasai pasar dunia, mulai dari peralatan, infrastruktur, perangkat lunak, fasilitas pusat data, hingga berbagai aplikasi. Produk mereka sudah dikenal berbagai usia di seluruh dunia. Akan tetapi, semua itu tidak cukup.
WIC menjadi sarana China menggapai tujuan lebih besar lagi. Forum itu telah bertransformasi menjadi organisasi internasional meski baru diikuti 20 negara. Mereka juga mengundang sejumlah perusahaan dan lembaga internasional. Mereka juga mengumumkan formasi acara menjadi acara tahunan dan diikuti dengan forum regional dengan pembahasan tema tertentu.
Pada intinya mereka akan menyosialisasikan visi China tentang dunia siber. Mereka menekankan kerja sama global untuk pemanfaatan ruang siber dan juga peran masing-masing negara untuk pembangunan dunia siber. Upaya ini merupakan upaya alternatif setelah visi dunia maya global juga dikemukakan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. China ingin menempatkan diri menjadi bagian yang ikut mengedepankan visi global tentang ruang maya.
Visi ini sebenarnya bukan hal baru. Tahun 2020 dalam laporan sebuah lembaga di Amerika Serikat yang mendalami isu Asia, yaitu The National Bureau of Asian Research (NBR), dalam laporan khusus NBR No 87 disebutkan, di tengah upaya mengejar kontrol yang lebih ketat, China telah lebih aktif dalam upayanya untuk membentuk dunia internet global.
Tak mudah untuk menganalisis visi global siber China lebih detail. Meski demikian, dengan melihat keberhasilan negara itu mengendalikan teknologi digital di dalam negeri hingga kemudian menyebut dirinya memiliki kedaulatan atas dunia maya, China akan menawarkan konsep ini kepada negara lain. Bukankah banyak negara yang juga kebingungan dengan kedaulatan di tengah dunia siber yang makin terbuka?
Dalam riset NBR di atas disebutkan, gagasan kedaulatan dunia maya menarik bagi banyak negara yang menginginkan kontrol lebih besar atas internet domestik. Keberhasilan nyata dari peraturan China dan jangkauan serta kemampuan perusahaan teknologi China yang lebih luas merupakan alat pengaruh Beijing yang lebih efektif daripada diplomasi tradisionalnya.