Ubi jalar bagian dari diversifikasi makanan pokok Jepang. Penduduk Okinawa—pulau kecil selatan Jepang—yang centenarian karena umurnya mencapai seratus tahun, 70 persen mengonsumsi karbohidrat dari ubi jalar.
Oleh
Dr Handrawan Nadesul
·3 menit baca
Berita ”Jatim Bidik Jepang dan Romania untuk Ekspor Ubi Jalar” (Kompas, 27/6/22) membuat kita bertanya, mengapa ubi jalar bukan buat kebutuhan dalam negeri saja?
Sudah lama ubi jalar menjadi bagian dari diversifikasi makanan pokok Jepang. Penduduk Okinawa—pulau kecil selatan Jepang—yang centenarian karena umurnya mencapai seratus tahun, 70 persen mengonsumsi karbohidrat dari ubi jalar. Di mata medis, ubi jalar menyehatkan.
Ubi jalar selalu tersedia di restoran Jepang karena tiga keunggulan: ubi jalar tinggi serat sehingga kenyangnya lama (cocok bagi yang berdiet), kaya vitamin A dan C, mineral tembaga, dan kalium, serta mengandung hormon awet muda DHEA (dehydroepiandrosterone).
Satu saja kelemahan ubi, bikin banyak buang gas. Waspada saja setiap habis makan ubi jalar, jangan berdiri dekat pacar atau ibu mertua.
Dulu ketika susah beras, Pak Harto menyerukan diversifikasi pangan, lalu memilih bulgur. Sekarang ketahanan pangan dunia terancam tak mencukupi. Daripada mengandalkan beras, kenapa kita tidak memilih ubi jalar sebagai pengisi piring di meja makan bangsa Indonesia.
Kalau selebar lahan di Jember saja bisa mengekspor ubi jalar, lahan tidur Nusantara yang masih berjuta hektar bisa dimanfaatkan untuk ”food estate” ubi jalar.
Belum lama ini Pak Jokowi membangun food estate hortikultura di lebih dari 61.000 hektar lahan di empat kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Saran kepada Kementerian Pertanian agar memulai gerakan menanam ubi jalar sebelum kita kekurangan pangan.
Ketimbang beras, ubi jalar lebih cepat dipanen, mudah ditanam, minim hama, meniadakan ketergantungan pada beras sehingga mengurangi beban impor beras.
Dr Handrawan NadesulMetro Alam I Pondok Indah, Jakarta 12310
Dewasa
Menghadapi Pemilu 2024, mari kita bersikap dewasa karena telah 78 tahun merdeka. Jangan sampai berkompetisi dengan saling menjatuhkan (Kompas, 2 Juni 2022).
Sesungguhnya yang akan memimpin kita sudah tertulis dalam buku yang terjaga di sisi-Nya. Nama-nama mereka dalam genggaman Ilahi. Kelak kalau sudah waktunya, genggaman dibuka dan kita lihat siapa yang dikehendaki Tuhan memimpin negara ini.
Maka, harap menjaga akhlak yang baik supaya Pemilu 2024 bermartabat. Firman Tuhan, ”Aku beri kekuasaan kepada siapa yang Aku kehendaki” (QS 3: 26).
Mari kita giat bekerja dengan hati pasrah untuk membangun negara kita, NKRI.
Titi Supratignyo Stonen, Bendan Ngisor, Gajah Mungkur, Semarang
Tunggu ”Refund”
Saya mengajukan pemasangan baru Wi-Fi Iconnet. Saya mengecek di aplikasi PLN Mobile dan diiformasikan wilayah saya tercakup.
Setelah itu, untuk pemasangan dibantu Saudara Ika dan membayar via Indomaret pada 19 Februari 2022.
Pada 6 Maret 2022 saya mendapat kabar bahwa wilayah saya tidak tercakup, lalu diminta mengajukan pengembalian uang (refund).
Saya mengajukan refund pada 9 Maret 2022, setelah itu saya cek kelanjutannya ke Saudara Ika: 12/5, 23/5, 6/6, 23/6. Hanya sekali direspons, itu pun diminta menunggu. Saya tanyakan melalui instragram dan email Iconnet, slow respons dan diminta tunggu.
NoviyantiJl H Muchtar Raya, Petukangan Utara, Jakarta
Indihome Lemot
Saya sudah lama berlangganan Indihome, sejak speedy. Kebutuhan hanya untuk rumah tangga sehingga cukup kelas standar.
Saya membutuhkan internet untuk keperluan mengajar daring (online) dari rumah.
Tetapi, jaringan Indihome di rumah sering lemot, bahkan saat mengajar tiba-tiba koneksi internet terputus. Sangat menjengkelkan dan kasihan mahasiswa yang ikut kuliah.