Seiring rencana perluasan anggota ke Finlandia-Swedia, Pakta Pertahanan Atlantik Utara merilis Konsep Strategis 2022. Rusia ditetapkan sebagai ancaman langsung.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Para pemimpin negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selama tiga hari pekan ini berkumpul di Madrid, Spanyol. Mereka merumuskan tantangan plus ancaman yang dihadapi aliansi tersebut serta menyusun langkah, prioritas, dan sasaran ke depan. Dari pertemuan itu, NATO mengadopsi Konsep Strategis 2022.
Bagi NATO, dokumen konsep strategis itu merupakan pernyataan misi mereka. Dokumen sejenis diterbitkan NATO tahun 2010. Konsep strategis terbaru ini semacam revisi atas perumusan tantangan dan ancaman yang dibuat 12 tahun silam. Selama kurun waktu itu, dunia berubah banyak. Perubahan paling mengguncang adalah invasi Rusia ke Ukraina.
Tidak mengagetkan, dalam Konsep Strategis 2022 itu, NATO menetapkan Rusia sebagai ancaman paling signifikan dan langsung (most significant and direct threat). Hal itu kontras dengan posisi Rusia dalam dokumen NATO 2010 yang menyebut Moskwa ”mitra strategis”.
Selain itu, NATO juga menyebut China sebagai tantangan sistemis bagi keamanan dan kemampuan NATO menjamin serta melindungi negara-negara anggotanya. Dalam dokumen sebelumnya, China tidak disebut. Jika kepada China, NATO masih membuka peluang hubungan konstruktif, tidak demikian terhadap Rusia. NATO menegaskan akan ”terus membalas ancaman dan langkah-langkah permusuhan” Moskwa.
Bagi kita, dinamika situasi keamanan dan rivalitas itu memberikan gambaran mengenai wajah kawasan atau dunia ke depan. Konflik dan ketegangan tak akan selesai begitu saja, meski—sebutlah—Rusia dan Ukraina menghentikan perang mereka. Mengutip Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, invasi Rusia ke Ukraina mendorong ”perombakan terbesar dalam pertahanan kolektif kami sejak akhir Perang Dingin”.
Hal itu bisa dilihat dari kesepakatan pemimpin NATO dalam pertemuan pekan ini. Mereka sepakat meningkatkan kekuatan pasukan reaksi cepat hingga delapan kali lipat. Dari semula sekitar 40.000 personel, kekuatan itu menjadi sekitar 320.000 personel tahun depan. Pasukan NATO ini akan bermarkas di negara asal, tetapi bisa ditempatkan kapan saja di sisi timur wilayah NATO yang berbatasan langsung dengan Rusia.
Isu penting lain dalam KTT NATO di Madrid adalah soal perluasan anggota. Setelah ada lampu hijau dari Turki, NATO secara resmi mengundang Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan aliansi tersebut. Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menentang aksesi dua negara itu dalam NATO.
Namun, bukan berarti tidak ada persoalan. Garis perbatasan langsung antara NATO dan Rusia bertambah 1.300 kilometer jika Finlandia dan Swedia masuk NATO. Konfrontasi pun mulai membara, bahkan sebelum kedua negara itu resmi bergabung dengan NATO. Perang di Ukraina, antara lain, diawali aksi-aksi permusuhan seperti itu.