Tak dinyana bahwa banyak ungkapan muncul dari kata yang tidak ada hubungannya dengan makna asalnya. Dari kata ”demam”, misalnya, bisa muncul ungkapan-ungkapan yang memperkaya khazanah bahasa kita.
Oleh
Yuliana
·4 menit baca
Di era pandemi ini, kata demam begitu populer. Kata ini hampir setiap hari memenuhi ruang pemberitaan dan percakapan sehari-hari mengingat demam menjadi salah satu ciri seseorang terkena Covid-19.
Kita pasti paham makna kata demam dalam konteks Covid-19 itu. Demam bermakna ’panas badannya (suhu badan lebih tinggi daripada biasanya, umumnya karena sakit)’ atau ’sakit yang menyebabkan suhu badan menjadi lebih tinggi daripada biasanya’ (KBBI).
Lantas, bagaimana dengan ungkapan demam panggung dan demam bola?
Saya teringat pada pemberitaan tentang seorang finalis Puteri Indonesia yang tidak dapat menyebutkan isi sila Pancasila. Tentang hal ini, Kompas.com pernah menulis dalam beritanya yang berjudul ”Tak Hafal Pancasila, Ini Penjelasan Kalista Iskandar”.
Kalista tidak dapat menyebutkan isi sila keempat dan kelima Pancasila pada malam final pemilihan Puteri Indonesia. Dalam media sosialnya, sang finalis kemudian menulis. ”The biggest thing to take from tonight is that it's okay to be nervous as long as you continue to hold your head up high and stay proud of who you are”.
Intinya, Kalista gugup pada malam itu. Kondisi gugup atau nervous yang dialami Kalista biasa disebut dengan ungkapan demam panggung.
Kamus Besar Bahasa Indonesia alias KBBI rupanya telah memasukkan ungkapan demam panggung sebagai perasaan tidak tenang (gugup) pada waktu berada di atas panggung (pentas).
Dalam bahasa yang lain, Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia (KUBI) terbitan PT Grasindo (1997) menyatakan demam panggung sebagai perasaan gugup pada saat melakukan pementasan di panggung.
Artikel di Hello Sehat menyebut ciri-ciri demam panggung, antara lain, denyut jantung, nadi, dan napas bertambah cepat; mulut dan tenggorokan terasa kering; serta suara gemetar.
Dalam beberapa kasus bahkan sampai membuat seseorang muntah dan pingsan. Ciri-cirinya seperti orang sakit. Hal itu yang membuat ungkapan demam panggung muncul. Seseorang yang mendadak merasakan ciri-ciri seperti terserang demam dalam keadaan akan tampil di depan umum.
Sejenis dengan itu, ada juga istilah demam kamera, yang artinya ’perasaan tidak tenang atau gugup menghadapi kamera televisi, film, dan sebagainya’.
Dalam KBBI tercantum juga makna lain dari demam, yakni ’tergila-gila’. Mengapa muncul arti kata ’tergila-gila’ pada kata demam? Mengapa makna ’tergila-gila’ yang berarti menyukai secara berlebihan ini ”tidak ada hubungannya” dengan arti demam sebelumnya?
Kata demam yang berarti ’tergila-gila’ jamak dijumpai pada ungkapan demam bola. Di Indonesia, laga berkelas sepak bola rata-rata disiarkan pada malam hari. Penggemar bola otomatis mesti begadang dan rela hanya tidur sebentar untuk menyaksikan pertandingan sepak bola negara atau klub favoritnya.
Besok paginya, tak jarang penonton sepak bola mesti beraktivitas seperti biasa. Ke kantor, sekolah, atau berdagang. Akibatnya, tubuh mereka kurang fit, seperti orang sakit. Meski demikian, mereka tidak kapok juga.
Saat ada pertandingan lagi, mereka kembali menonton. Demam atau kena demam sudah jadi bagian dari kegiatan ini. Boleh jadi dari sini muncul demam karena sepak bola, yang kemudian berkembang menjadi, misalnya, demam batu akik dan demam telenovela.
Jadi, makna ’tergila-gila’ dalam KBBI muncul untuk mengakomodasi pengertian demam pada ungkapan demam bola.
Tak jauh-jauh dari demam bola, ada juga demam piala dunia. Ungkapan ini menunjukkan bahwa efek Piala Dunia (sepak bola) merambah ke setiap orang. Muncul euforia pada orang, khususnya penggemar sepak bola, untuk tidak melewatkan momen berharga itu.
Belum lagi Piala Dunia digelar, orang-orang sudah mengantre tiket agar bisa menonton pertandingan, bahkan bisa dalam hitungan tahun sebelumnya. Pernak-pernik pun dibeli, bahkan jersey kesebelasan yang diidolakannya diborong. Ada pula yang mengeluarkan jersey lawas dari lemari untuk dipakai pada saatnya nanti.
Awas, demam piala dunia atau world cup fever bisa juga menimpa Anda. Jika setiap hari bikin status tentang bola di medsos, mengecek kapan klub kesayangan main, atau ingin tahu siapa saja pemain yang akan memperkuat kesebelasan idola, waspadalah. Jangan-jangan Anda sudah kena demam piala dunia.
Di luar itu, ada beberapa ungkapan lain yang berasal dari kata demam. Umpamanya saja demam berdarah ’penyakit panas dingin yang disebabkan oleh nyamuk jenis tertentu’, demam cinta ’sakit karena menanggung rindu’, demam-demam puyuh ’pura-pura sakit’, dan demam lapangan ’perasaan gugup saat bertanding di lapangan’.
Dari kata demam, rupanya bisa muncul ungkapan-ungkapan yang memperkaya khazanah bahasa kita.