Separuh lebih dari total jemaah haji Indonesia berada di Arab Saudi. Patut diapresiasi beberapa kemudahan yang ada. Selayaknya kemudahan itu terus ditingkatkan.
Oleh
Redaksi
·1 menit baca
KOMPAS/ILHAM KHOIRI
Jemaah sedang tawaf atau berkeliling sambil berdoa mengitari Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Jumat (10/6/2022) siang. Tawaf menjadi bagian dari amalan umrah yang banyak dijalani sebelum waktu haji.
Dari total 100.051 orang kuota jemaah haji Indonesia, seperti diberitakan, lebih dari 56.000 anggota jemaah telah tiba di Tanah Suci. Pemberangkatan jemaah berlangsung hingga sebelum prosesi ibadah haji dimulai awal Juli nanti. Patut disyukuri, sejauh ini tak ada kendala berarti. Meskipun demikian, masih banyak tantangan—dalam bahasa jemaah, mungkin disebut ”ujian” atau ”cobaan”—yang akan dihadapi penyelenggara ibadah haji ataupun jemaah hingga ibadah paripurna.
Salah satu tantangan, yang kerap diingatkan, ialah masalah kesehatan dan kesiapan fisik jemaah terkait cuaca ekstrem di Arab Saudi. Di Mekkah, suhu udara rata-rata di atas 40 derajat celsius. Suhu udara diperkirakan terus naik sampai puncak musim panas yang bertepatan dengan puncak haji.
Terik matahari di ruang terbuka padang gurun begitu menyengat. Panas suhu udara digambarkan wartawan Kompas, yang meliput ibadah haji tahun ini. Belum lagi, terkait kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Dengan kondisi itu, penting untuk terus mengingatkan jemaah agar menjaga betul kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh mereka.
Perlu diingatkan agar jemaah memperhatikan istirahatnya. Hal ini penting sebab sedemikian bersemangat dan tinggi gairah menjalankan aneka ibadah di masjid tersuci, Masjidil Haram di Mekkah atau Masjid Nabawi di Madinah, jemaah terkadang lupa beristirahat cukup. Hingga Rabu (22/6/2022) siang waktu Arab Saudi, sembilan anggota jemaah Indonesia wafat. Sebagian besar meninggal karena masalah jantung.
KOMPAS
Hingga Rabu (22/6/2022) siang waktu Arab Saudi, sembilan anggota jemaah Indonesia wafat. Enam orang meninggal di Madinah, dua di Jeddah, dan satu di Mekkah. Sebagian besar anggota jemaah meninggal karena masala h jantung. Kepala Daerah Kerja Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Mukhammad Khanif, di Media Center Haji Mekkah, mengingatkan kepada jemaah haji Indonesia untuk selalu menjaga kesehatan di tengah cuaca Arab Saudi yang panas. Di Mekkah, suhu udara rata-rata di atas 40 derajat celsius.
Selain dibutuhkan peran aktif jemaah menjaga kesehatan tubuh masing-masing, kesiagaan petugas kesehatan bagi jemaah Indonesia mutlak diperlukan. Kemudahan bagi jemaah juga penting. Jalur cepat pemeriksaan imigrasi (fast track), yang dilakukan di Tanah Air, sehingga jemaah dapat langsung menuju hotel untuk beristirahat setiba di Arab Saudi—saat ini hanya bagi jemaah embarkasi Jakarta—misalnya, perlu diperluas bagi jemaah embarkasi-embarkasi lain.
Kemudahan lain yang dibutuhkan jemaah mencakup layanan akomodasi penginapan, menu makanan, transportasi, dan hal lain terkait pelaksanaan ibadah. Patut diapresiasi, upaya memastikan ketersediaan makanan yang sesuai lidah orang Indonesia. Namun, terkait penginapan, seperti disampaikan jemaah, kamar seluas 5 meter x 8 meter dirasa terlalu padat diisi lima tempat tidur. Jika masih memungkinkan, baik kiranya jika layanan akomodasi itu diperbaiki.
Inisiatif menjadwalkan ibadah melempar jumrah di malam hari bagi jemaah Indonesia, untuk menghindari cuaca panas di siang hari, perlu diapresiasi. Kemudahan lain juga perlu diperhatikan, terutama terkait ibadah utama, seperti keberangkatan jemaah ke Arafah, mabit di Muzdalifah, melempar jumrah di Mina, dan tawaf ifadah di Masjidil Haram. Dengan pelayanan prima plus kemudahan, jemaah dapat beribadah haji dengan khusyuk dan selamat hingga kembali ke Tanah Air.