Kita lebih mengingat Sutan Takdir Alisjahbana dan WJS Poerwadarminta sebagai pembuat atau penyusun kamus bahasa Indonesia. Padahal, ada juga E St Harahap yang berjasa besar dalam perkamusan Indonesia pada tahun 1940-an.
Oleh
Bandung Mawardi
·5 menit baca
Di sejarah perkamusan Indonesia, orang-orang sering mengenal dan mengingat WJS Poerwadarminta. Dahulu, Poerwadarminta membuat beragam kamus. Ia pun menulis buku pelajaran Bahasa Indonesia. Pembuatan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh pemerintah menggunakan sumber kamus susunan Poerwadarminta terbit 1952: Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Orang-orang jarang mengingat nama-nama lain turut dalam sejarah dan perkembangan bahasa berwujud penerbitan kamus-kamus. Pada 1940, terbit Kitab Arti Logat Melajoe susunan D Iken dan E St Harahap. Buku cetakan keenam diterbitkan oleh NV Boekhandel en Drukkerij Visser & Co, Weltevreden-Bandung. Kamus agak tebal. Kamus digunakan para pelajar, pejabat, wartawan, dan pengarang pada masa kolonial. Pemberian judul bukan dengan diksi ”kamus”, tetapi ”logat”.
Kita mengutip penjelasan E St Harahap dalam pengantar untuk cetakan keempat, 1923: ”Menilik soesah bagi sekalian pembeli, pentjetak dan kepada hamba poen, laloe, moelai sekarang ini hamba bermoepakat dengan toean Visser & Co, soepaja Kitab Arti Logat Melajoe ini ditjetak mendjadi satoe djilid, tidak berdjilid-djilid lagi. Itoelah oentoeng bagi pembeli, moedah memakainja.”
Penerbitan kamus penting dalam perkembangan bahasa-bahasa. Para pembuat kamus membuktikan keampuhan dalam leksikografi tetapi wajib berpikir wujud kamus dan harga. Kamus diharapkan berfaedah apabila harganya terjangkau dan digunakan oleh ribuan orang.
Nama susah diakrabi bagi pengguna kamus-kamus di Indonesia akhir abad ke-20 dan masa sekarang. Dahulu, E St Harahap rajin membuat kamus dan menulis buku-buku kebahasaan, tetapi mudah saja dilupakan. Orang-orang biasa mengingat Sutan Takdir Alisjahbana dan Poerwadarminta ketimbang E St Harahap.
Pada 1948, E St Harahap mengenang: ”Pada zaman pemerintahan Djepun terlarang memakai Kitab Arti Logat Melajoe. Djadi pemerintah akan mengeluarkan kitab Kamus Indonesia. Bertambahlah banjak orang hendak membuatnja.” E St Harahap tergoda ingin membuat kamus baru. Ia mencari informasi resmi dan lekas menggarap kamus.
Hari-hari mendebarkan dalam membuat kamus. Di halaman pengantar Kamus Indonesia terbitan G Kolff & Co, 1951, cetakan kesembilan, E St Harahap bercerita: ”Dalam tempoh 70 hari kurang lebih sedialah naskah itu hamba perbuat dengan gesa-gesa. Teruslah diberi lihat kepada pemerintah. Kebetulan kepala jang mempunjai hak memutuskan itu mengenal hamba dari pada karangan hamba, walau pun belum pernah bersua muka. Langsung diterima dan ditjetak. Itulah riwajat Kamus Indonesia ini. Djadi ini bukan sambungan atau ganti Kitab Arti Logat Melajoe, tetapi inilah semata-mata buku jang baharu.”
Mumpuni dalam leksikografi
Kamus Indonesia terbit 1942. Sejak masa kolonial sampai Indonesia merdeka, E St Harahap tekun memikirkan dan menggarap kamus dianggap turut dalam kemajuan bahasa Indonesia.
Ia pasti orang mumpuni dalam leksikografi. Pekerjaan berat bisa diselesaikan dalam 70 hari. Pengalaman masa lalu telah membentuk diri sadar faedah kamus dalam zaman cepat berubah. E St Harahap, sosok penting, tetapi jarang diingat atau dibicarakan dalam perkamusan dan kebahasaan di Indonesia.
Pada 1950, terbit Kamus Indonesia Ketjik susunan E St Harahap. Kamus itu cetakan ketiga. Kamus diterbitkan G Kolff & Co. Di halaman ”kata pembuka”, E St Harahap menjelaskan perkembangan bahasa dan kepentingan bagi anak-anak mempelajari: ”… karena anak-anaklah jang kelak mendjadi bunga bangsa kita. Mereka itu harus dibentuk dalam bahasa itu dari pada mudanja; sebab itu perlu sekalilah mereka itu mempunjai lumbung kata-kata itu disamping kata-kata jang diterimanja sesehari dalam sekolah. Itulah jang hamba pikir, olehnja hamba berusaha menggubah kitab ini.”
E St Harahap, sosok penting, tetapi jarang diingat atau dibicarakan dalam perkamusan dan kebahasaan di Indonesia.
Kamus Indonesia untuk pembaca dewasa. Kamus Indonesia Ketjik untuk anak dan remaja. E St Harahap memberi pertimbangan berbeda dalam penggarapan kamus agar dipelajari di sekolah-sekolah. Kamus Indonesia Ketjik terbukti laris dan berpengaruh. Cetakan pertama, 1943. Cetakan kedua, 1946. Cetakan ketiga, 1950.
Pada abad XXI, kamus-kamus digarap E St Harahap tak lagi digunakan di sekolah-sekolah. Kamus dibuat pada masa pendudukan Jepang seperti berlalu tanpa jejak. Kamus tak selanggeng kamus-kamus susunan Poerwadarminta.
Kamus-kamus mencantumkan nama E St Harahap masih mungkin dicari di pasar buku bekas. Di perpustakaan atau lemari para kolektor, kamus-kamus mungkin masih tersimpan dalam jumlah sedikit. Tahun-tahun berlalu, nama itu makin jarang dibicarakan dalam masalah kamus dan bahasa Indonesia. Orang-orang tak mengenali E St Harahap.
Kita cukup beruntung menemukan buku berjudul Sedjarah Bahasa Indonesia (1947) garapan E St Harahap. Buku tipis tetapi mengejutkan bagi orang-orang ingin membuat album tokoh dalam perkembangan leksikografi dan penulisan buku sejarah bahasa di Indonesia.
E St Harahap menerangkan: ”Dengan soesah pajah mentjahari bahan menjoesoen kitab ini, hamba berharap akan membawa paedah memperdalam bahasa kita, mempermoelia dan mempertinggikan poela. Diatas itoe memperbesar tjinta akan bahasa itoe dan olehnja kasih akan bangsa dan noesa diperbesar poela.” Ia berharapan bahasa Indonesia maju. Bahasa bisa menambahi kemuliaan negara.
Keterangan berkaitan isi buku. Di situ, E St Harahap juga mengabarkan nasib Kamus Indonesia Ketjik. Ia menulis: ”Hamba soedah menjadjikan kitab Kamoes Indonesia Ketjik bagi anak-anak kita. Ialah seboetir kata-kata oentoek kanak-kanak kita. Dalam tempoh beberapa boelan agaknja habis terdjoeal.”
Pada masa 1940-an, E St Harahap mungkin nama tenar dalam perkamusan dan penulisan buku bahasa meski cepat terlupa pada masa 1950-an. Kini, orang-orang tak mengetahui atau mengenali sosok sudah memberi warisan kamus-kamus dan buku-buku kebahasaan.
Di halaman-halaman belakang Sedjarah Bahasa Indonesia, ada tulisan dibuat J Nababan mengenalkan sosok E St Harahap. Keterangan singkat: ”Lahir pada 14 September 1888 di Boengabondar (Tapiannaoeli). Oemoer 6 tahoen masoek sekolah Zending Indonesia. Oemoer 12 tahoen magang goeroe. Oemoer 14 tahoen Kweekeling dan 16 tahoen goeroebantoe.” Ia seperti ditakdirkan menjadi manusia pintar dan mengabdi dalam pendidikan-pengajaran.
Selama puluhan tahun, ia mengajar dan menulis buku-buku. Ia mengabdi tanpa jemu. Ketekunan berpijak iman dan memuliakan Indonesia. J Nababan berharapan: ”Djadi kita harap beliau lagi dikaroeniai Toehan berpandjang oesia oemoer zamannja, entah banjak lagi jang dapat kita menerima boeah tangan atau boeah pikirannja.”
Kita memang mewarisi buku-buku garapan E St Harahap. Kita mendapatkan hikmah untuk mengerti sejarah dan perkembangan bahasa Indonesia. Pengetahuan tentang kamus pun makin bertambah. Kita sedih gara-gara tak mengetahui biografi E St Harahap. Kita belum mendapat kabar untuk wujud perhatian pemerintah atau perguruan tinggi atas pengabdian dan persembahan E St Harahap, dari masa ke masa. Begitu.
Bandung Mawardi, Penulis buku Nostalgia Bahasa Indonesia: Bacaan dan Pelajaran (2022); Kuncen Bilik Literasi