Jakarta tak dapat berdiri sendiri jika ingin menjadi kota berkelas dunia. Jakarta memerlukan ekosistem pendukung.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Keberadaan 495 tahun Jakarta adalah modal menjadi kota dunia meskipun statusnya bukan lagi ibu kota negara Indonesia. Jakarta punya hampir segala fasilitas kota.
Sepanjang usianya yang hampir lima abad, Jakarta menjadi pusat pemerintahan, sebagai ibu kota negara sekaligus kota bisnis dan pusat ekonomi. Dibandingkan dengan kota lain di Indonesia, Jakarta memiliki hampir segala fasilitas yang dipunyai kota-kota besar dunia. Infrastruktur fisik membantu mobilitas penduduk kota, sementara infrastruktur digital membuat kota ini lebih cepat mengadopsi ekonomi berbasis teknologi informasi dan internet.
Di sisi lain, Jakarta mengalami masalah kesenjangan sosial-ekonomi, isu polusi udara, ancaman naiknya muka air laut, amblesnya tanah gegara penyedotan air tanah, dan kepadatan penduduk. Jakarta menghadapi masalah daya dukung lingkungan untuk membuat warganya dapat hidup sehat, layak, dan bahagia.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menyambut ulang tahun Jakarta pada 22 Juni 2022 menyebutkan, tema peringatan ulang tahun ialah kolaborasi, akselerasi, dan elevasi, membangun kota dengan semangat kerja sama dan meningkatkan posisi Jakarta menjadi kota global dunia (Kompas, 23/6/2022).
Keinginan menjadikan Jakarta sebagai kota global dunia tak berlebihan. Indonesia adalah salah satu negara dengan wilayah terluas, jumlah penduduk keempat terbanyak, ekonomi terbesar ke-15 dunia, dan Jakarta masih menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi-bisnis meskipun banyak orang asing lebih mengenal Bali sebagai representasi Indonesia.
Pertanyaannya, apa yang ingin diunggulkan Jakarta sebagai kota global? Dengan penduduk Jakarta dan kota sebanyak lebih dari 20 juta orang, Jakarta Raya berpotensi menjadi kota ekonomi dan bisnis. Jakarta bisa memilih mengembangkan diri menjadi kota jasa. Jasa yang ditumbuhkan harus lebih spesifik agar memiliki keunggulan komparatif.
Jakarta tidak dapat berdiri sendiri jika ingin menjadi kota berkelas dunia. Jakarta memerlukan ekosistem pendukung. Kemudahan mengurus perizinan, peraturan, dan hukum nasional yang menjamin bisnis dapat berkompetisi secara adil dan setara menjadi syarat utama. Birokrasi berbelit dan korupsi harus diminimalkan kalau belum bisa dihilangkan.
Perlu kajian mendalam untuk menentukan arah pengembangan Jakarta ke depan. Hal yang sudah pasti akan menarik pendatang, termasuk bisnis, adalah kota yang mendukung berkembangnya kreativitas warga. Hal itu hanya bisa terjadi apabila Jakarta tumbuh menjadi kota yang toleran terhadap perbedaan. Kota yang toleran dan nyaman akan menarik talenta dari banyak daerah dan negara, yang pada gilirannya akan menyumbang pada perkembangan Jakarta.
Satu hal yang jelas harus dibangun oleh Jakarta adalah menjadi kota berwawasan lingkungan. Ekonomi dan bisnis hijau dengan nol emisi gas rumah kaca haruslah menjadi dasar membangun Jakarta.