Banyak faktor yang menyebabkan investor belum berani melangkah terlalu jauh. Mereka juga tidak begitu saja percaya dengan berita-berita soal kemungkinan pasar yang akan segera pulih.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·5 menit baca
Beberapa hari ini muncul sejumlah analisis dan spekulasi soal nasib mata uang Bitcoin. Pasalnya, setelah sekian lama terpuruk, Bitcoin diperkirakan telah mencapai titik terendahnya, yaitu di bawah 20.000 dollar AS, dan kemudian mulai naik. Tak ada yang bisa memastikan kelanjutannya, tetapi sejumlah kalangan mulai menghangatkan pasar mata uang kripto setelah beberapa minggu lesu dan tak bergairah.
Seorang ahli strategi kripto dengan nama samaran Dave the Wave yang melacak dengan cermat saat keruntuhan Bitcoin pada Mei 2021 sedang memeriksa keadaan Bitcoin (BTC) untuk menentukan apakah informasi makro cocok untuk memastikan pergerakan aset digital terkemuka itu. Seperti dikutip di laman The Daily Hold, sebuah media yang membahas isu ekonomi digital, menyebutkan, Dave tengah memberi tahu 117.000 pengikut akun Twitter-nya bahwa langkah korektif BTC baru-baru ini hingga di bawah 20.000 dollar AS mengingatkannya pada kebangkitan dari keterpurukan BTC pada 2018.
Melihat grafik Dave the Wave, tampaknya penurunan tajam BTC dari 30.000 dollar AS ke level terendah tahun 2022 di 17.760 dollar AS sebanding dengan peristiwa penjualan 2018 ketika Raja Kripto itu anjlok dari 6.000 dollar AS menjadi sekitar 3.000 dollar AS dan akhirnya mencapai titik terendah. Dalam kedua kasus, BTC kehilangan lebih dari 44 persen nilainya. Ahli strategi kripto ini juga menyoroti bahwa BTC secara konsisten mencetak dasar pasar naik (bullish) dekat dengan level Fibonacci 0,382 persen sejak 2012.
Pembahasan soal kenaikan BTC memanas pekan ini meski sebenarnya di awal Juni sudah muncul beberapa analisis yang sama. Akan tetapi, pekan ini benar-benar pekan yang mulai membuat gelisah investor. Media juga makin kencang meramaikan pemberitaan mata uang kripto ini. Ada yang membuat analisis, tetapi ada juga yang sekadar berspekulasi. Spekulasi muncul karena pergerakan harga BTC mirip dengan kejadian beberapa tahun lalu.
Laman CNBC pada awal pekan ini juga memberitakan pergerakan di BTC. BTC melonjak pada hari Senin setelah sekian lama mata uang kripto ini jatuh di bawah level terendahnya tahun 2017. Akhir pekan lalu, BTC juga masih mengalami kejatuhan. Namun, mata uang kripto terbesar di dunia ini berdasarkan kapitalisasi pasar naik di atas angka 20.000 dollar AS untuk sebagian besar pada hari Senin. Beberapa mata uang kripto lainya juga naik tipis.
Akan tetapi, investor tetap gelisah. Banyak faktor yang menyebabkan investor belum berani melangkah terlalu jauh. Mereka juga tidak begitu saja percaya dengan berita-berita soal kemungkinan pasar yang akan segera pulih. Penurunan yang sangat dalam membuat mereka tertekan dan ragu untuk mengambil keputusan.
Sikap investor ini, karena dipengaruhi banyak berita utama tentang kripto, cenderung negatif dan faktor ekonomi makro juga menyebabkan tekanan pada sentimen tersebut. Meski beberapa investor akan menyambut kebangkitan kripto, BTC masih berada 70 persen di bawah level tertinggi sepanjang masa, yang dicapai pada bulan November tahun lalu. Banyak yang menyatakan harga saat ini merupakan harga terendah sehingga akan naik kembali. Namun, dengan begitu banyak ketidakpastian ekonomi yang masih ada, BTC dinilai malah masih memiliki lebih banyak potensi penurunan.
”Lingkungan makro belum benar-benar berubah seusai pertemuan FOMC minggu lalu. Masih belum ada tanda yang jelas apakah inflasi akan turun dan The Fed mungkin masih mendorong ekonomi ke dalam resesi dengan menaikkan suku terlalu agresif atau hanya dengan gagal menjinakkan inflasi,” kata Yuya Hasegawa, seorang analis pasar kripto di pertukaran BTC Jepang Bitbank, seperti dikutip laman CNBC.
Memang ada fenomena unik belakangan ini. Perubahan harga mata uang kripto mulai mengikuti perkembangan harga saham dan juga keputusan di dalam kebijakan ekonomi makro. Harga BTC turun di bawah angka 20.000 dollar AS selama akhir pekan lalu menyusul keputusan Bank Sentral AS The Fed untuk menaikkan suku bunga sebesar 0,75 persen. Ethereum telah mengikuti pola yang sama.
Para ahli juga menunjukkan, perang berkelanjutan di Ukraina dan inflasi global yang mencapai level tertinggi menjadikan orang mengaitkan kejadian itu dengan penurunan harga di pasar saham dan kripto. Oleh karena itu, investor makin memilih menunggu. Keterkaitan antara peristiwa global dan perubahan nilai mata uang kripto mulai tampak, tetapi belum sepenuhnya meyakinkan para investor.
Meskipun pekan lalu jatuh kembali secara signifikan dari harga tertinggi sepanjang masa, muncul analisis terbaru yang mengejutkan. Sebuah tulisan Alex Gailey di laman The Next Advisor menyebutkan, banyak ahli masih memperkirakan harga BTC akan naik di atas 100.000 dollar AS di beberapa titik. Sebuah rekor baru apabila kelak benar mencapai angka itu.
Keterkaitan antara peristiwa global dan perubahan nilai mata uang kripto mulai tampak, tetapi belum sepenuhnya meyakinkan para investor.
BTC mencapai level tertinggi pertama pada 2021 ketika naik di atas 60.000 dollar AS pada bulan April. Pergerakan harga sejak saat itu sangat menyebalkan semakin banyak orang tertarik untuk ikut serta dalam perdagangan mata uang kripto ini. Dalam minggu-minggu antara titik terendah Juli yang membawanya di bawah 30.000 dollar AS dan titik tertinggi terbaru di bulan November, BTC berayun naik turun dengan liar. Alex menambahkan, masa depan mata uang kripto pasti akan mencakup lebih banyak volatilitas. Pola tahun lalu itu yang menjadikan beberapa kalangan menduga akan terjadi kembali pada tahun ini dengan ayunan kebangkitan nilai yang lebih tinggi.
Meski demikian, ketika membahas masalah ini dan memasukkan aset kripto di dalam investasi kita, Alex yang telah berbicara dengan pakar investasi dan penasihat keuangan menyarankan agar tidak memasukkan banyak portofolio Anda ke dalam aset kripto karena alasan tersebut di atas. Mereka bekerja dengan klien untuk memastikan investasi kripto yang bergejolak dan tidak menghalangi prioritas keuangan lainnya, seperti menyimpan dana darurat dan melunasi utang berbunga tinggi. Literasi yang memadai memang dibutuhkan untuk mereka yang ingin memasuki investasi aset kripto.