Sekitar dua tahun terakhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo menjadi saat krusial. Keberhasilan menjawab harapan rakyat akan menjadi warisan sangat berharga dari Kabinet Indonesia Maju bagi bangsa ini.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
Meski mungkin bukan yang terakhir, perombakan Kabinet Indonesia Maju pada Rabu (15/6/2022) bagian dari kesempatan yang tersisa untuk menjawab tantangan.
Meski Pemilu 2024 masih sekitar 20 bulan lagi, riak politiknya telah terasa, termasuk di dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Mulai dari munculnya koalisi Indonesia Bersatu yang membuat seperti ada koalisi dalam koalisi hingga hubungan yang diduga kurang harmonis di antara elite koalisi, yang antara lain dipicu perbedaan sosok yang disinyalir akan didukung pada Pemilu 2024.
Dalam kondisi seperti itu, makan bersama antara Presiden Jokowi dan ketua umum tujuh partai politik anggota koalisinya menjadi banyak dilihat sebagai upaya untuk menunjukkan dan menjaga soliditas koalisi pemerintah.
Interpretasi itu semakin diperkuat oleh pelantikan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan, mantan Panglima TNI Marsekal (Purn) Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, dan tiga wakil menteri.
Munculnya interpretasi itu tentu tidak dapat disalahkan. Menjaga soliditas pemerintahan juga hal yang sangat penting karena tantangan yang tengah dihadapi pemerintah tidaklah ringan. Bahkan, upaya menjaga soliditas ini mesti terus dilakukan karena guncangan terhadapnya diperkirakan akan terus muncul seiring semakin dekatnya Pemilu 2024.
Guncangan itu diprediksi akan kembali muncul, misalnya saat sejumlah menteri menjadi calon anggota legislatif atau calon presiden/wakil presiden pada Pemilu 2024. Situasi itu setidaknya akan menguji konsentrasi dan loyalitas mereka sebagai anggota Kabinet Indonesia Maju.
Masa-masa menjelang pemilu juga membutuhkan komitmen lebih dari para anggota kabinet untuk tidak melakukan tindakan tercela, seperti korupsi atau menerima komisi dari anggaran negara. Komitmen ini menjadi penting karena, seperti pernah ditulis Indra J Piliang dalam bukunya berjudul Mengalir Meniti Ombak: Memoar Kritis Tiga Kekalahan, dana adalah darah dalam urat nadi politik.
Anggota kabinet yang punya kemampuan dan integritas amat dibutuhkan untuk menjawab tantangan.
Tantangan menjaga soliditas kabinet itu, kini, hadir di tengah tantangan lain yang tak kalah pelik, yaitu kondisi ekonomi global yang tak seluruhnya cerah karena kenaikan harga pangan dan energi yang sebagian dampaknya telah mulai kita rasakan. Sejumlah survei belakangan ini menunjukkan, rakyat amat berharap pemerintah mampu mengendalikan harga barang kebutuhan di samping hal lain, seperti mengatasi kemiskinan dan memberantas korupsi. Anggota kabinet yang punya kemampuan dan integritas amat dibutuhkan untuk menjawab tantangan tersebut.
Sekitar dua tahun terakhir masa pemerintahan Presiden Joko Widodo ini akhirnya menjadi saat krusial. Keberhasilan menjawab harapan rakyat, antara lain, terkait ekonomi dan pemberantasan korupsi, serta terlaksananya Pemilu 2024 secara jujur adil, dan damai akan menjadi warisan sangat berharga dari Kabinet Indonesia Maju bagi bangsa ini.