Kita sama-sama memahami bahwa tak ada satu negara pun yang bisa memilih akan bertetangga dengan siapa. Namun, setiap negara dapat memilih apakah akan menjadi tetangga yang baik, atau sebaliknya.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
Dua negara bertetangga, Indonesia dan Australia, berperan penting dalam menjaga perdamaian di kawasan. Hal ini disadari betul oleh pemimpin kedua negara.
Dalam kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese ke Indonesia, semangat untuk memastikan stabilitas dan perdamaian di kawasan muncul. Hal itu tampak dalam jumpa pers Albanese bersama Presiden Indonesia Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022). Ia menekankan bahwa hubungan persahabatan kedua negara sudah berlangsung sangat lama.
Albanese pun memberikan sinyal kuat betapa negara yang dipimpinnya ingin mempererat hubungan lewat kerja sama ekonomi yang lebih dalam. Maka, pemimpin Partai Buruh itu menyampaikan keinginannya untuk memanfaatkan sebaik mungkin Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Australia-Indonesia (IA-CEPA). Melalui perjanjian ini, tersedia koridor atau sarana bagi relasi ekonomi yang luas.
Kerja sama ekonomi yang menguntungkan kedua belah pihak merupakan salah satu wujud konkret dari relasi dua negara. Kemajuan dan kemakmuran yang dicapai melalui kerja sama ekonomi membuat persahabatan antarnegara kian erat. Kedua belah pihak sama-sama merasa saling membutuhkan, sekaligus melihat harus saling memberi agar hubungan langgeng.
Albanese memperlihatkan pula perhatian besar Australia untuk bekerja sama dengan Indonesia serta ASEAN di bidang iklim dan infrastruktur. Saat ancaman dampak perubahan iklim kian besar dan transisi energi menjadi krusial, isu iklim sangat menyita perhatian negara-negara berkembang.
Di sisi lain, ada isu tak kalah penting dalam relasi RI-Australia, yakni persaingan Amerika Serikat (AS) dan China. Sebagai sekutu AS, posisi Australia ”berseberangan” dengan China. Australia bergabung dengan AS serta Inggris dalam AUKUS, pakta kerja sama yang menyiapkan Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir sebagai respons terhadap dinamika persaingan AS-China. Indonesia beberapa waktu lalu menyuarakan keprihatinan atas pakta itu karena dinilai dapat mendorong perlombaan senjata di kawasan.
Dalam pertemuan berbeda dengan wartawan Indonesia, Albanese menyampaikan, di tengah persaingan AS-China, posisi Australia ialah menghendaki kawasan stabil dan aman. Persaingan dua negara besar itu harus berlangsung sehat, dan jangan sampai meningkatkan risiko konflik terbuka.
Kita menyambut gembira kunjungan Albanese ke Indonesia. Niat baik mengoptimalkan IA-CEPA hendaknya mendorong kedua negara untuk kian gigih mewujudkan kemakmuran bersama. Pada saat yang sama, komunikasi intensif kedua pemerintahan dalam isu persaingan AS-China perlu selalu dijaga guna mempertahankan rasa percaya dua negara bertetangga itu.
Kita sama-sama memahami bahwa tak ada satu negara pun yang bisa memilih akan bertetangga dengan siapa. Namun, setiap negara dapat memilih apakah akan menjadi tetangga yang baik, atau sebaliknya.