logo Kompas.id
Opini207 Tahun Pemilihan Kepala...
Iklan

207 Tahun Pemilihan Kepala Desa

Mengingat mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya sebaiknya pemilihan kepala desa langsung buatan penjajah ditinjau ulang. Model rekognisi (erkenning) atas lembaga asli desa tiap daerah bisa menjadi pilihan.

Oleh
HANIF NURCHOLIS
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/l5bIa9MOhuLw-h87gA1oLXaUmh4=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2022%2F01%2FIlustrasi-opini-kepala-desa_1641733238.jpg
Kompas

Heryunanto

Berita utama Kompas 1 Desember 2021 memuat praktik pemilihan kuwu (kepala desa) di Cirebon. Pemilihan kepala desa di sana pemenangnya menghabiskan uang Rp 7 miliaran dan mempraktikkan perdukunan.

Sesudah selesai, terjadi tawur antarpendukung. Pendukung pecundang siap menyerang pendukung pemenang. Pemenangnya pun dengan pasukan bentukannya siap menyambut. Untuk menghindari konflik horizontal antarkubu, polisi dan TNI dikerahkan untuk mencegah dan mengendalikan.

Editor:
Sri Hartati Samhadi, Yohanes Krisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000