Selain kerusakan pada mesin kendaraan, banjir juga merusak beberapa rumah serta fasilitas umum, seperti halte bus dan merusak jembatan. Akibatnya, pengendara harus mengambil jalan alternatif.
Oleh
Danisa Putri Elfizar
·3 menit baca
Awal Desember, hujan yang sangat besar mengakibatkan jalan raya Kampung Bojong Koneng, Cikarang Barat, Jawa Barat, terendam banjir. Selokan yang tersumbat tidak dapat menampung derasnya air hujan.
Dampaknya adalah kemacetan di jalan Bojong Koneng hingga mencapai 2 kilometer, bahkan tidak sedikit pula terjadi kecelakaan. Kecelakaan biasanya karena pengendara yang tidak sabar memaksa menerobos banjir. Banyak pengendara yang terpeleset dan terdorong arus banjir.
Pada musim hujan ini masyarakat di sekitar jalan Bojong Koneng merasa sangat tersiksa karena hampir setiap hari terjadi banjir. Meski demikian, banyak masyarakat yang tetap berbuat baik dengan membantu para pengendara yang terjebak banjir. Mereka bergotong royong mengangkat sepeda motor ke atas pembatas jalan.
Selain kerusakan pada mesin kendaraan, banjir juga merusak beberapa rumah serta fasilitas umum, seperti halte bus dan merusak jembatan. Akibatnya, pengendara harus mengambil jalan alternatif.
Banjir sangat menghambat aktivitas masyarakat dan para pengendara. Sampai saat ini pemerintah daerah dan pihak berwenang belum juga mengatasinya.
Danisa Putri Elfizar
Perumahan Telaga Harapan, Cikarang Barat, Bekasi
Tidak Terduga
Akhir-akhir ini banyak bencana alam terjadi. Ada banjir, gempa bumi, longsor, dan erupsi gunung berapi. Semua musibah menimbulkan kerusakan dan duka. Orang kehilangan tempat tinggal, hewan ternak, pekerjaan, hingga keluarga.
Meletusnya Gunung Semeru, misalnya, berlangsung tanpa tanda-tanda. Akibatnya, banyak warga yang tidak siap. Demikian juga dengan gempa bumi yang belum bisa diprediksi. Terakhir gempa bumi melanda Karangasem, Bali, dan Kendari, Sulawesi Tenggara.
Menghadapi berbagai bencana ini, kita tidak hanya harus waspada, tetapi juga hidup selaras dengan alam. Kewaspadaan bisa dibangun dengan selalu memonitor informasi resmi, memiliki pengetahuan pertolongan pertama, dan punya nomor telepon penting untuk dihubungi saat bencana.
Namun, di balik semua bencana pasti ada pelajaran yang bisa kita ambil, yaitu selalu bersyukur atas kehidupan yang dijalani saat ini, menjaga lingkungan alam sekitar, dan pada akhirnya apabila terkena bencana tetap kuat dan tabah.
Amalia Ristanti
Buahdua, Sumedang, Jabar
Proyek Berhenti
Saya membeli apartemen di Meikarta, Cikarang, saat peluncuran pertama secara tunai, hampir lima tahun lalu.
Namun, saat manajemen Lippo Cikarang tersandung perkara suap, pembangunan apartemen melambat kemudian berhenti total. Janji serah terima terus mundur.
Kemudian ada wacana bisa tukar guling dengan apartemen yang sudah selesai, tetapi ada penambahan harga cukup besar. Langkah berikutnya, ada ganti rugi yang dibayarkan tiga bulan sekali, besarnya tidak seberapa dan tidak lama.
Bahkan, setelah upacara pemasangan atap distrik 2, ganti rugi berhenti total. Saat saya meninjau ke lapangan, pengerjaan apartemen tidak maksimal bahkan berhenti sama sekali.
Melihat taman-taman di Meikarta begitu indah dan menjanjikan, tetapi tidak demikian dengan janji-janji manajemen Meikarta Lippo Cikarang. Sampai kapan kami harus menunggu?
Usia saya sudah kepala tujuh, saya ingin pindah ke Meikarta agar bisa menikmati keindahan dan udara segar.
Melihat pemberitaan sesi akhir F1 2021 (Minggu, 12/12/2021) di Abu Dhabi, saya menjadi berpikir bahwa serapi-rapinya rencana manusia, ada Tuhan yang menentukan.
Dalam balapan itu, logikanya yang menang Hamilton. Kenyataannya Max Verstappen yang menang. Ini gara-gara ada kecelakaan, Nicholas Latifi menghantam pembatas. Akibatnya, jarak Hamilton dan Max Verstappen jadi tipis.
Di luar balapan, ada ”tangan Allah”, seiring berita Kompas (Senin, 13/12/2021) berjudul ”Mukjizat Verstappen”.