Apa pun resolusi keuangan yang kita rencanakan pada 2022, jangan lupa untuk selalu konsisten dalam menjalankannya.
Oleh
Anastasia Joice Tauris Santi
·4 menit baca
Dua tahun pandemi, banyak hal yang berubah, termasuk dalam hal investasi. Pandemi juga membuat orang menyadari bahwa bergantung pada satu sumber pendapatan saja tidak cukup. Investasi merupakan salah satu sumber pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan selain diperoleh dari bekerja menjadi karyawan atau mengelola bisnis.
Mengutip data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia, hingga 17 Desember lalu, jumlah investor pasar modal naik 89,58 persen menjadi 7,3 juta single investor identification (SID) dari periode yang sama tahun lalu. Jumlah tersebut merupakan gabungan dari semua investor di pasar modal, yaitu investor saham, reksa dana, dan surat utang.
Kenaikan tertinggi terjadi pada investor reksa dana, yang naik 111,29 persen dari tahun lalu menjadi 6,71 juta SID. Disusul investor saham yang naik 101,19 persen menjadi 3,41 juta SID dan investor surat utang yang naik 31,96 persen menjadi 607.000 SID. Dilihat dari kelompok usia, generasi milenial dan generasi Z merupakan populasi terbesar di antara para investor pasar modal.
Menyongsong 2022, ada banyak ide resolusi keuangan yang dapat dijadikan target untuk dipenuhi pada tahun 2022 mendatang. Bisa jadi, menjadi investor di pasar modal merupakan resolusi bagi mereka yang baru membuka rekening investasi tahun lalu. Tahun ini, apa kira-kira ide resolusi yang dapat dikembangkan?
Memiliki diversifikasi investasi sangat dimungkinkan untuk dicapai pada tahun 2022 mendatang. Jika saat ini investor reksa dana merupakan investor yang paling banyak, tidak ada salahnya jika para investor reksa dana ini mulai belajar melakukan diversifikasi.
Kalau tahun ini baru mencoba mempelajari reksa dana berisiko rendah, seperti pasar uang, tahun depan tidak ada salahnya untuk mulai mempelajari dan berinvestasi pada reksa dana obligasi, campuran, atau saham. Bisa juga mulai memadukan reksa dana dengan obligasi atau bahkan dengan saham. Atau jika sudah mulai berinvestasi pada saham, peluang berinvestasi pada perusahaan urun dana juga dapat dipertimbangkan. Tentu saja, diversifikasi dilakukan sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko.
Selain diversifikasi, memenuhi dana darurat juga menjadi hal penting yang dapat dicapai. Dana darurat sering dilupakan karena orang lebih senang langsung berinvestasi demi mendapatkan keuntungan dan penghasilan tambahan. Padahal, dana darurat merupakan fondasi keuangan. Tanpa ada dana darurat yang mencukupi, investasi akan berantakan karena harus diambil sewaktu-waktu ketika terjadi pengeluaran mendadak.
Ide resolusi lain adalah menghentikan situasi hidup dari gaji ke gaji. Gaji yang pas-pasan, bahkan sudah habis sebelum datang gajian berikutnya, merupakan keadaan yang tidak ideal. Situasi ini dapat diatasi dengan dua cara, yaitu menambah penghasilan atau mengurangi pengeluaran. Jadi, ada selisih lebih dari pemasukan dan pengeluaran.
Idealnya pengeluaran lebih kecil dibandingkan dengan pemasukan sehingga tercipta arus kas yang positif. Dengan arus kas positif, rencana keuangan baru dapat disusun, seperti mempersiapkan dana darurat, membeli asuransi, atau berinvestasi. Semua itu memerlukan arus kas yang positif, bukan ”pasak yang lebih besar daripada tiang”.
Mengendalikan utang pada tahun 2022 dapat juga menjadi resolusi bagi mereka yang terbelit utang pada 2021. Sebaiknya total cicilan utang bulanan sebesar 30 persen dari penghasilan bulanan. Jadi, seseorang yang memiliki penghasilan sebesar Rp 10 juta, maksimal cicilan utangnya sekitar Rp 3,3 juta per bulan. Lebih dari Rp 3,3 juta, harus ada pengorbanan dari pos lain, seperti pengeluaran ataupun investasi.
Mengendalikan utang tidak hanya membayar utang saja, tetapi juga mengerem situasi yang menjadikan kita berutang. Misalnya, tergiur dengan gawai canggih keluaran terbaru atau ingin memiliki barang yang sebenarnya masih berada di luar jangkauan.
Secara umum, apa pun resolusi yang direncanakan, sebaiknya mengacu pada SMART (specific, measurable, achievable, relevant, time), yaitu spesifik tentang apa yang akan dicapai, terukur, dapat dicapai, relevan, dan dicapai dalam waktu tertentu. Contoh resolusi yang mengacu pada parameter SMART adalah seseorang yang baru mulai bekerja dengan gaji UMR berniat untuk menyisihkan 5 persen dari pendapatannya setiap bulan.
Hal itu dapat dicapai dengan membuat anggaran bulanan dana ini akan digunakan untuk dana darurat, bukan untuk investasi. Ditargetkan dalam satu tahun ini setidaknya sudah terkumpul dana darurat untuk satu bulan gaji. Sementara seorang pekerja awal dengan gaji UMR Jakarta, tinggal di rumah kos, ingin memiliki dana tunai sebesar Rp 500 juta pada akhir tahun 2022, bukan merupakan resolusi yang realistis.
Apa pun resolusi yang kita rencanakan, jangan lupa untuk selalu konsisten dalam menjalankannya.