Saat merayakan Natal 2021, pimpinan umat Katolik sedunia Paus Fransiskus mengingatkan lagi pentingnya keadilan. Solidaritas bagi mereka yang tersisih, terpinggirkan.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Dalam pesan Natal, Urbi Et Orbi (pesan untuk kota dan dunia) di Vatikan, Sabtu (25/12/2021), Paus Fransiskus mengajak elite dan warga dunia untuk menunjukkan solidaritas terhadap kaum miskin, orang terpinggirkan, dan kelompok yang paling terdampak pandemi Covid-19. Pandemi yang berimbas pada berbagai segi kehidupan telah memperparah kesenjangan dan ketidakadilan serta meningkatkan konflik (Kompas, 26/12/2021).
Dalam tataran kehidupan antarbangsa di dunia ini, pesan solidaritas dan keadilan Paus Fransiskus ini sangat tepat dan konsisten. Pandemi Covid-19 yang menimpa lebih dari 222 negara/kawasan, dengan kasus sebanyak 279,91 juta di seluruh dunia, dan mengakibatkan lebih dari 5,41 juta orang meninggal, per 26 Desember 2021, juga memunculkan ketimpangan. Mereka yang rentan terdampak secara ekonomi, kehilangan penghasilan, makin terpuruk.
Tidak hanya antarmanusia, tetapi tidak sedikit negara yang semakin tak berdaya menghadapi pandemi. Negara yang miskin, tertinggal, dan terbelakang semakin kesulitan keluar dari dampak buruk pandemi karena tak mempunyai akses mendapatkan vaksin. Padahal, vaksinasi salah satu cara yang ampuh untuk dapat menghadapi penyebaran virus korona baru, termasuk varian baru yang bermunculan, seperti Omicron. Apalagi, banyak negara yang tersisih itu juga tak memiliki sumber daya memadai untuk mendatangkan vaksin.
Oleh sebab itu, tak hanya saat perayaan Natal tahun ini, pada awal pendemi pun Paus Fransiskus mengingatkan pentingnya membangun solidaritas dan keadilan dalam vaksinasi. Negara yang kaya dan mampu harus rela berbagi dengan negara yang miskin. Seperti elite dan warga dunia yang mampu harus dapat menyisihkan perhatiannya bagi warga kurang beruntung di dunia ini, termasuk yang tersisih di bidang penanggulangan Covid-19.
Pesan ini sesungguhnya sejalan dengan peringatan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan, tak ada warga dunia yang bisa bebas dari Covid-19 sampai dengan warga lainnya bebas. Tak ada orang yang aman dari virus korona baru sampai semua aman. Antisipasi dan menahan laju penyebaran Covid-19 membutuhkan partisipasi seluruh warga dunia.
Tak mungkin melawan pandemi Covid-19, jika seseorang mementingkan dirinya sendiri. Negara memerlukan keterlibatan dan dukungan negara lain untuk keluar dari pandemi. Solidaritas, berbagi, dan berkeadilan bagi sesama yang lemah menjadi jalan untuk hidup bersama menghadapi pandemi serta keluar sebagai pemenang bersama.
Kondisi saat ini sangat sesuai dengan situasi kelahiran Kristus. Bayi yang lemah menjadi penentu perjalanan manusia keluar dari dosa, dan diselamatkan. Kita tidak hidup sendiri, tetapi membutuhkan keadilan dan solidaritas dari orang lain. Jika hari ini bisa berbagi, lakukanlah segera, karena bukan tak mungkin di masa mendatang kita memerlukan solidaritas dan kebaikan dari orang lain.