logo Kompas.id
OpiniJalan Tol Trans Jawa, Merajut ...
Iklan

Jalan Tol Trans Jawa, Merajut Konektivitas Bebas Hambatan

JTTJ memang menjadi lahan investasi yang basah bagi para investor, terlebih ketika ekonomi pulih pasca-pandemi. Namun, perlu keseimbangan antara keuntungan investor dengan manfaat yang diperoleh masyarakat.

Oleh
WIHANA KIRANA JAYA
· 8 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/pNtp2qVOq9fPwq7zBfJhYBLB2mo=/1024x576/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F12%2F5b757ba4-7421-49dc-a257-a7c68de210cf_jpg.jpg
Kompas/Heru Sri Kumoro

Lanskap jalan tol Gempol-Pandaan di simpang susun Gempol (Gempol Juction) di sekitar KM 775, Pasuruan, Jawa Timur, dengan latar belakang Gunung Penanggungan (kanan) dan Gunung Arjuna, Rabu (15/4/2021).

Beberapa abad lalu, tepatnya 1808, untuk kepentingan perdagangan (transportasi komoditas) dan militer, Gubernur Hindia Belanda, Herman Willem Daendels, membangun infrastruktur konektivitas darat yang menghubungkan ujung barat dengan ujung timur Pulau Jawa.

Infrastruktur konektivitas darat ini dikenal sebagai Jalan Raya Pos Anyer-Panarukan atau Anyer-Batavia-Panarukan, dan Batavia – Buitenzorg – Cisarua – Cianjur – Rajamandala - Bandung-Parakanmuncang – Sumedang - Karangsembung. Pemberontakan di Cirebon dan blokade Inggris di Teluk Jakarta kala itu, menyebabkan trase jalan dari Buitenzorg menuju pelabuhan ekspor Cirebon berputar sedemikian rupa, tidak langsung lurus dari Buitenzorg, Batavia, dan Cirebon.

Editor:
Sri Hartati Samhadi, Yohanes Krisnawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000