Arti kata ”ambyar” sebenarnya tidak melulu ’hancur berkeping-keping’. Pada masanya kata ini bisa menggantikan kata ”galau”.
Oleh
Lucia Dwi Puspita Sari
·3 menit baca
”Ambyar mak pyar balik kanan bubar jalan
Langkah tegap maju ninggalke harapan palsu…
Durung nembak
Wis ditolak, atiku wis ikhlas mbok gawe babak bundas”
Lagu itu tentunya sudah tidak asing lagi bagi para pencinta aplikasi Tiktok. Lagu ”Ambyar Mak Pyar” yang dinyanyikan Ndarboy Genk ini sudah mengiringi banyak orang untuk berjoget sekadar untuk melepas penat dari kegiatan rutin sehari-hari. Baik anak muda maupun orang tua, anak-anak maupun orang dewasa, berjoget dan menyenandungkan lagu ini di mana pun dan kapan pun.
Sebagai orang yang lahir dan besar di ”Kota Pelajar”, bangga sekali saya ada beberapa lagu dengan bahasa Jawa yang perlahan-lahan mulai dikenal dan disukai banyak orang di Indonesia. Semua orang menyanyi tanpa memedulikan arti dari lirik lagu tersebut.
Betul-betul saya berterima kasih kepada almarhum Didi Kempot, ”The Godfather of Broken Heart”, yang telah memperkenalkan campursari di kalangan kaum muda. Lagu campursari menggunakan lirik berbahasa Jawa yang diiringi campuran musik tradisional dan modern.
Berkat ”Lord Didi”, julukan dari para penggemarnya, lagu campursari menjadi populer di Indonesia. Pokoknya, di mana ada lagu campursari, di situ suasana pun menjadi ambyar.
Sebenarnya apa sih arti kata ambyar?
Berdasarkan KBBI, ambyar bermakna ’bercerai berai’, ’berpisah-pisah’, dan ’tidak konsentrasi’. Berdasarkan penelusuran, kata ambyar pertama kali masuk dalam KBBI edisi II tahun 1991, dengan label asal bahasa Jawa dan ragam cakapan.
Namun, label asal bahasa dihilangkan dalam KBBI edisi III (tahun 2000). Itu berarti, kata ambyar sudah digunakan secara umum dan dalam situasi informal. Akhirnya, pada peluncuran KBBI daring 28 Oktober 2016, kata ambyar tercantum dalam KBBI itu.
Arti kata ambyar sebenarnya tidak melulu ’hancur berkeping-keping’. Kata ini bisa digunakan untuk menggambarkan perasaan yang sedih sekali atau perasaan kecewa yang sangat dalam. Bisa dikatakan kata ambyar ini bisa menggantikan kata galau yang sangat populer pada masanya.
Kalau kita telaah lebih lanjut, sebenarnya banyak sekali kosakata atau ungkapan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa daerah, termasuk bahasa Jawa. Berikut beberapa di antaranya:
Gusti mboten sare (Tuhan tidak tidur)
Kata Gusti merupakan kata dalam bahasa Jawa yang sudah masuk KBBI dan mempunyai arti sebutan untuk bangsawan atau sebutan untuk Tuhan. Kata lain dari bahasa Jawa yang juga sudah masuk dalam daftar KBBI adalah ambles, ayom, babak, dan guyon.
Tanah itu ambles akibat banyak truk melewati jalan tersebut.
Ambles memiliki arti ’turun ke bawah’ atau ’tenggelam’ berdasarkan KBBI. Tentunya tidak sembarang kata bisa menjadi ”warga” KBBI. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh kata itu agar bisa terdaftar dalam KBBI.
Berdasarkan laman Badan Bahasa, apabila kata itu unik, eufonik (enak didengar), mudah dilafalkan, tidak berkonotasi negatif, dan kerap dipakai, kata itu dapat diterima menjadi warga KBBI.
Nah, apakah ada usulan kosakata dari bahasa daerah kalian?