Penyelenggaraan kejuaraan olahraga internasional menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangkitkan bukan hanya dunia olahraga, melainkan juga perekonomian masyarakat umum.
Oleh
P Citra Triwamwoto
·3 menit baca
Pandemi Covid-19 belum berlalu. Kita masih harus tertib melaksanakan protokol kesehatan. Pemerintah pun terus menggalakkan vaksinasi agar tercapai kekebalan komunitas. Inilah saatnya kita bangkit dari keterpurukan.
Salah satu bidang kehidupan yang memberi semangat untuk bangkit adalah dunia olahraga. Pada November 2021 saja tercatat tiga peristiwa olahraga bertaraf internasional digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat; di Bali; dan di Magelang, Jawa Tengah.
Kejuaraan Dunia Superbike seri Indonesia musim 2021 dan Asia Talent Cup 2021 sukses diadakan di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika, Lombok, pada 19-21 November 2021. Geliat ekonomi lokal tampak dari habisnya mobil rental, hotel-hotel pun terisi penuh, para pedagang makanan untung hingga Rp 1 juta per hari. Nilai perputaran uang bisa mencapai Rp 500 miliar. Perhelatan MotoGP di Mandalika pada Maret 2022 akan membuat perekonomian semakin cerah.
Borobudur Marathon 2021 yang diikuti 42 atlet elite berlangsung di Kompleks Taman Lumbini, Candi Borobudur, Magelang, Sabtu, 27 November 2021. Mereka juara nomor maraton PON Papua 2021. Di sisi lintasan 120 penonton hadir. Mereka peserta ”Tilik Candi”.
Pada hari yang sama 8.008 pelari memulai Borobudur Marathon Virtual Challenge di daerah masing-masing. Perhelatan yang diselenggarakan dengan protokol kesehatan ini akan diangkat menjadi ajang internasional.
Bulu tangkis meramaikan perhelatan olahraga bertaraf internasional di Tanah Air. Turnamen itu adalah Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 750 (16-21 November) dan SimInvest Indonesia Terbuka Super 1000 (23-28 November) di Nusa Dua, Badung, Bali.
Penyelenggaraan kejuaraan olahraga internasional tersebut menunjukkan keseriusan pemerintah dalam membangkitkan bukan hanya dunia olahraga, melainkan juga perekonomian masyarakat umum. Bola yang sudah digulirkan pemerintah itu kini di tangan masyarakat.
Apakah masyarakat juga bergegas mendapatkan vaksinasi dua kali? Apakah masyarakat tertib melaksanakan protokol kesehatan? Apakah masyarakat menangkap peluang ekonomi dari pemerintah? Mari kita bangkit.
P Citra Triwamwoto
Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Sumur Resapan
Pembuatan sumur resapan yang sedang gencar dilaksanakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengundang keluhan warga. Sumur resapan yang dibuat dengan membongkar jalan di Hang Lekiu 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, penutup atas kurang kuat sehingga sempat ambles.
Para pengendara sepeda juga mengeluhkan sumur resapan di jalan raya. Membuat permukaan tidak rata, berbahaya saat dilintasi malam hari.
Apa dasar teorinya sehingga harus membuat sumur resapan di jalan, trotoar, bahkan di dasar saluran air? Pemprov DKI Jakarta perlu menjelaskan juga harga sumur resapan Rp 80 juta per titik itu.
Bahwa air hujan yang turun harus disimpan di dalam tanah dan bukan dibuang ke laut, kita tentu sepakat. Namun, apakah cukup hanya dengan membuat sumur resapan?
A Ristanto
Jatimakmur, Kota Bekasi, Jawa Barat
Tata Niaga
Di Surat kepada Redaksi (Jumat, 19/11/2021), Bu Titi Supratignyo mengingatkan kita tentang Gubernur Jenderal Van den Bosch dan cultuurstelsel-nya, yang mengatur budidaya teh, kopi tembakau, dan tarum. Cultuurstelsel disebut juga ”tanam paksa”.
Terjemahan itu tidak harfiah, tetap justru lebih baik sebab taat makna.
Saya jadi bertanya-tanya kepada diri sendiri apakah cultuurstelsel Van den Bosch itu ada kemiripannya dengan ”tata niaga” Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC) zaman Orba? Semoga ada yang bersedia menjawab pertanyaan saya ini.