Apa hubungan pembangunan bendungan, relief Candi Borobudur, dan balapan motor? Ketiganya hendak mengabarkan bahwa bangsa Indonesia sudah bangkit dari keterpurukan karena pandemi Covid-19.
Oleh
P Citra Triwamwoto
·3 menit baca
Harian Kompas, Rabu (24/11/2021), menulis tiga berita yang terlihat berbeda, tetapi jika disimak membawa pesan bagi keindonesiaan kita.
Berita pertama berupa kegiatan Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Karalloe di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Berita kedua tentang pembelajaran relief Candi Borobudur oleh guru-guru Yayasan Kanisius Cabang Magelang. Berita ketiga tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang sukses menyelenggarakan World Superbike.
Apa hubungan pembangunan bendungan, relief Candi Borobudur, dan balapan motor? Ketiganya hendak mengabarkan bahwa bangsa Indonesia sudah bangkit dari keterpurukan karena pandemi Covid-19.
Walaupun pandemi Covid-19 belum berakhir dan masih harus terus diwaspadai, statistik menunjukkan angka kasus positif, angka yang dirawat di rumah sakit, dan angka kematian sudah turun jauh. Bangsa Indonesia berhasil melampaui masa-masa berat Covid-19.
Bendungan Karalloe dibangun dengan anggaran Rp 1,27 triliun. Bendungan ini akan mengairi 7.000 hektar lahan pertanian tadah hujan sehingga nantinya bisa panen dua kali dalam setahun. Bendungan ini juga akan memproduksi air bersih hingga 440 liter air baku per detik, pembangkit listrik, dan mereduksi banjir.
Sirkuit Mandalika tidak hanya berhasil menyelenggarakan World Superbike, tetapi juga berhasil mendatangkan wisatawan asing ke Indonesia dan menyiarkan Indonesia ke dunia melalui unggahan foto dan video para pebalap motor yang sudah dan akan hadir di Indonesia di akun media sosial mereka.
Pembangunan KEK Mandalika juga menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan perekonomian lokal. Selama World Superbike digelar, hotel-hotel di kawasan Kuta, Mandalika, Mataram, dan Senggigi penuh.
Candi Borobudur sudah lebih dulu mendunia daripada KEK Mandalika. Kegiatan di candi ini bukan hanya melulu ekonomi, melainkan juga budaya, yaitu membaca relief yang dilakukan masyarakat pendukung Candi Borobudur.
Dipadu dengan penyelenggaraan Borobudur Marathon 2021, perekonomian masyarakat setempat tentunya akan kembali bangkit.
Pesan yang hendak disampaikan adalah tetap menjaga protokol kesehatan karena pandemi Covid-19 belum berakhir dan bisa melonjak lagi. Dengan menjaga kesehatan, kita bersama bisa memperjuangkan tumbuhnya ekonomi nasional.
Pemerintah akan menjadi lokomotif dan seluruh masyarakat berkewajiban berperan aktif di dalamnya.
P Citra Triwamwoto
Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan
Jual Meteran?
Saya eks pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Bandung, Jawa Barat, nomor pelanggan 00414500741.
Sejak awal 2017, air PDAM tidak mengalir ke rumah. Saya sudah mengajukan keberatan lewat laman PDAM, tetapi sampai akhir 2017 air tetap tidak mengalir.
Saya pun menulis di laman pengaduan PDAM untuk berhenti berlangganan dan tidak melanjutkan pembayaran.
Ternyata, tiap tahun tetap ada tagihan pemakaian minimal plus biaya abonemen.
Saya pun ke kantor PDAM, November 2021. Pihak PDAM tetap bergeming, saya harus membayar tagihan pemakaian minimal dan abonemen dari 2017 walaupun tidak ada air yang menetes. Saya akhirnya terpaksa melunasi tagihan itu dan menutupnya (lagi).
Bukankah saya sudah melapor untuk menutup langganan? Mengapa masih ada tagihan? Tentunya bisnis PDAM bukan menjual langganan meteran, melainkan langganan air.
Brilianto Kurniawan
Jl Parakan Waas, Bandung 40266
Tetap Taat Prokes
Pemerintah merencanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 saat libur Natal dan Tahun Baru 2022 untuk mencegah kenaikan angka kasus positif Covid-19.
Keputusan ini merupakan salah satu upaya menjaga kondisi yang sudah baik saat ini, tetapi tidak bisa terwujud tanpa dukungan semua pihak.
Para ahli kesehatan sudah menyampaikan, ada cara efektif untuk mencegah penularan. Oleh karena itu, sebagai masyarakat, sebaiknya kita taat protokol kesehatan (prokes), mendapat vaksin, dan menjaga stamina.
Selain itu, para pemangku kepentingan pun perlu lebih tegas menghadapi para pelanggar protokol kesehatan, jangan membuat kebijakan-kebijakan yang bertentangan, dan mengutamakan kesehatan rakyat.