Para investor yang ingin mengetahui aliran dapat melihat data Broker Summary. Dari sini terlihat broker atau sekuritas yang paling dominan dalam membeli atau menjual suatu saham.
Oleh
Joice Tauris Santi
ยท3 menit baca
HANDINING
Anastasia Joice Tauris Santi, wartawan Kompas.
Setelah beberapa bulan menjadi pembicaraan hangat di kalangan investor ritel, akhirnya Bursa Efek Indonesia benar-benar akan menutup kode broker atau sekuritas yang menjual atau membeli saham selama perdagangan.
Ringkasan perhitungan pembelian dan penjualan broker akan ditampilkan pada akhir perdagangan. Selain kode broker, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga akan menutup domisili investor apakah investor asing (foreign/F) atau investor domestik (D).
Memang, di banyak bursa lain, tidak ada yang menampilkan kode broker jual dan beli ketika perdagangan sedang berlangsung. Alasan BEI menutup kode broker ini juga demi mencegah kelakuan ikut-ikutan para investor ritel.
Investor ritel, terutama yang menggunakan strategi jual beli cepat atau scalping dan day trading alias beli pagi jual sore (BPJS), memasukkan pertimbangan broker jual dan beli untuk memutuskan soal investasinya.
Aliran dana keluar masuk dari para investor besar atau market maker memang menggerakkan harga saham. Namun, sebenarnya pergerakan uang besar tidak dilakukan dalam satu hari.
Biasanya, ketika terjadi akumulasi, ada satu atau dua sekuritas atau broker yang aktif membeli saham dan satu atau dua sekuritas lainnya yang aktif membeli dari sekuritas tertentu. Seringkali, pembelian dilakukan pada harga pasar dan tidak ditawar lagi.
Kompas/Totok Wijayanto
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melalui layar di BEI, Jakarta, Jumat (19/11/2021).
Harga saham pun bergerak naik. Ketika para investor besar melepaskan saham atau membuang barangnya, ada satu atau dua sekuritas yang aktif menjual saham. Harga penjualan pun dilakukan pada harga pasar langsung.
Pergerakan jual beli yang ditunjukkan oleh kode broker itu juga memperlihatkan bagaimana arus dana keluar atau masuk. Ketika broker A, misalnya, membeli saham dalam jumlah besar dan dilakukan dalam beberapa hari, para investor ritel berasumsi ada investor besar yang sedang melakukan akumulasi saham tertentu.
Apalagi jika terlihat ada kode F yang diasumsikan investor asing sedang masuk. Biasanya, investor ritel akan mulai masuk juga, ikut-ikutan membeli saham tersebut.
Data yang lebih lengkap justru adalah setelah perdagangan berakhir.
Sebaliknya, jika sekuritas B menjual saham dalam jumlah besar yang diamati dilakukan secara bertahap, investor ritel pun terpengaruh ikut menjual sahamnya.
Investor ritel yang analisisnya sangat bergantung pada pergerakan uang besar atau big money dari para investor besar sering menyebut analisisnya tersebut sebagai bandarmologi.
Sebenarnya, ketika kode broker ditutup saat jam perdagangan berlangsung, investor ritel tetap dapat mengikuti jejak para market maker ini. Data yang lebih lengkap justru adalah setelah perdagangan berakhir.
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melalui layar di Gedung Bursa Efek Indonesia, Senin (9/8/2021).
Para investor yang ingin mengetahui aliran dapat melihat data Broker Summary. Dari sini terlihat broker atau sekuritas yang paling dominan dalam membeli atau menjual suatu saham.
Biasanya, para investor ritel sudah hapal broker mana memegang saham apa sehingga dapat terlihat apakah broker tersebut sedang mengumpulkan atau melepas suatu saham.
Beberapa sekuritas bahkan telah melengkapi platform online trading (OLT)-nya dengan beberapa fitur, seperti fitur yang menunjukkan status akumulasi atau distribusi yang sebenarnya, bukan akumulasi atau distribusi palsu.
Dengan demikian, investor ritel dapat mengetahui jika harga suatu saham naik atau turun, apakah itu transaksi nyata atau hanya market maker yang sedang memancing-mancing saja.
Mempelajari lebih teliti soal teknikal analisis tentu dapat membantu mengambil keputusan dalam berinvestasi atau trading saham. Jadi, tidak perlu takut, ya, dengan penutupan kode broker.