Teknologi digital memungkinkan membuat personalisasi berita. Kecerdasan buatan memungkinkan orang terpapar berita yang diminati.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Industri media megap-megap di tengah serbuan media sosial. Kini sebagian media mulai menemukan model bisnis baru, tetapi sebagian besar masih berjuang.
Solusi bagi media untuk bertahan di era digital adalah dengan teknologi, khususnya kecerdasan buatan. Teknologi ini dirancang tak hanya untuk menghasilkan lebih banyak artikel, tetapi juga meningkatkan akurasi. Akurasi di dalam pembuatan berita dan juga pengecekan fakta. Kecerdasan buatan pun memungkinkan personalisasi berita bagi pembaca.
Peneliti di Ludwig Maximilian University of Munich, Jerman, Bartosz Wilczek, mengemukakan, organisasi media di banyak negara terdisrupsi parah. Pemasukan dari iklan dan pembaca turun cukup besar. Berita lokal yang hilang akan membawa konsekuensi serius bagi komunitas dan masyarakat secara keseluruhan. (Kompas, 26/11/2021)
Pendapat Wilczek berujung pada teknologi yang memungkinkan mengantarkan konten kepada pembaca secara lebih tepat. Pembaca politik mungkin akan menomorsatukan berita politik, baru berita ekonomi, dan lain-lain. Pembaca sastra mungkin akan mendahulukan berita kesusastraan dibandingkan politik dan ekonomi.
Teknologi digital memungkinkan membuat personalisasi berita. Kecerdasan buatan memungkinkan orang terpapar berita yang diminati. Informasi yang diminati pembaca disusun berdasarkan kebiasaan selama ini dan algoritma pembaca.
Meski demikian, penggunaan teknologi ini tak mudah dalam operasionalisasinya. Teknologi memang bisa diupayakan. Namun, penggunaannya bergantung pada aplikasi dan kemudahan dalam penggunaan di laman internet. Oleh karena itu, masalah pertama adalah bagaimana media bisa memancing orang untuk mengunduh atau datang ke laman media.
Persoalan kedua, personalisasi bisa dimungkinkan saat pembaca mau membuat akun di media itu. Akun adalah kunci personalisasi. Akun menjadi semacam kehadiran pembaca dalam aplikasi atau laman internet. Data yang ditambang dari pembaca akan disusun dan dianalisis hingga bisa menghadirkan berita atau tulisan yang sesuai dengan minat pembaca. Kemudian informasi ini dikirim ke akun-akun itu.
Solusi bagi media untuk bertahan di era digital adalah dengan teknologi, khususnya kecerdasan buatan.
Selain untuk personalisasi, pembuatan akun juga untuk pintu masuk pembayaran saat berita yang dikonsumsi mengharuskan pembayaran. Jurnalisme yang bermutu tidak murah. Pembaca diajak ikut mendukung jurnalisme ini dengan membayar. Untuk yang satu ini sangat tidak mudah. Mengajak pembaca untuk membayar butuh sejumlah langkah.
Kehadiran teknologi personalisasi perlu ditunjang dengan kemampuan pengelola media untuk mengetahui masalah bisnis setempat sehingga bisa mengajak pembaca untuk mendukung jurnalisme bermutu. Semua pihak harus terlibat agar masyarakat bisa mendapatkan berita bermutu. Situasi sekarang di mana mereka lebih banyak terpapar hoaks (berita bohong) dan berita tidak berkualitas harus dihentikan. Media membutuhkan solusi untuk keberlanjutan usaha dan menghadirkan berita bermutu bagi masyarakat.