Tokoh yang tiba-tiba menghilang selalu mengundang beribu tanda tanya. Tak berlebihan jika pihak asing ingin mengetahui nasib tokoh yang tiba-tiba selama berbulan-bulan tak muncul di depan publik.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
AFP/GLYN KIRK
Dalam foto yang diambil pada 30 Juni 2016, petenis China Peng Shuai mengembalikan bola saat melawan pemain Amerika Serikat Sloane Stephens dalam laga Grand Slam Wimbledon di London.
Petenis top asal China, Peng Shuai, kembali muncul setelah lebih dari dua pekan ”menghilang”. Besar kemungkinan peristiwa semacam ini terulang di masa mendatang.
Peng Shuai bukan tokoh pertama yang ”menghilang”, lalu muncul begitu saja tanpa penjelasan apa pun mengenai penyebab ketidakmunculannya di depan publik.
Beberapa waktu sebelumnya, Jack Ma, tokoh besar bisnis internet, mendadak tidak muncul di depan publik setelah mengkritik pemerintah, Oktober 2020. Saat kembali muncul di depan publik beberapa bulan kemudian, Jack Ma dilaporkan memiliki gaya lebih kalem. Ia juga menegaskan komitmen untuk membantu masyarakat.
Aktris top China juga menghilang beberapa tahun silam. Setelah itu muncul berita bahwa ia dan perusahaannya harus membayar pajak dan denda 130 juta dollar AS.
Peng Shuai (35) tak muncul di depan publik setelah menuduh lewat media sosial bahwa mantan Wakil Perdana Menteri (PM) China Zhang Gaoli melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya.
Kompas
Warga memotret patung atlet ice skating tak jauh dari kantor Panitia Pelaksana Olimpiade di Beijing, 18 November 2021.
Asosiasi Tenis Putri (WTA) mendesak otoritas China untuk menyelesaikan kasus dugaan pelecehan seksual itu. Sejumlah petenis dunia ikut menyuarakan dukungan terhadap Peng.
Minggu (21/11/2021), Peng tiba-tiba melakukan konferensi video dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach selama 30 menit. Pertemuan virtual itu mungkin satu-satunya pembicaraan cukup lama Peng dengan pihak di luar China. IOC mengumumkan, Peng menyampaikan dirinya aman tinggal di rumahnya di Beijing dan menghendaki agar pihak lain menghormati privasinya.
IOC tampaknya mendapat posisi istimewa karena pada Februari 2022, ada perhelatan besar di China, yakni Olimpiade Musim Dingin. Ajang ini berada di bawah IOC dan mendapat perhatian besar dari dunia. Media China, Global Times, menulis Inggris mengikuti Amerika Serikat yang mempertimbangkan untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin 2022 karena menilai China mengabaikan hak asasi manusia.
Meski ada pertemuan Peng dengan Presiden IOC, WTA tetap tak puas karena tetap gagal memperoleh keterangan langsung dari petenis itu. WTA pun mengancam tak menggelar turnamen di China jika warga tak diberi kebebasan.
Peng menyampaikan dirinya aman tinggal di rumahnya di Beijing dan menghendaki agar pihak lain menghormati privasinya.
Sejumlah laporan menyebutkan, mereka yang menghilang biasanya melakukan sesuatu yang berseberangan dengan Partai Komunis China. Sebagian di antara mereka dinilai telah bertindak tak sesuai dengan nilai sosialisme partai.
Di tengah pergaulan komunitas internasional, tokoh yang tiba-tiba menghilang selalu mengundang beribu tanda tanya. Tak berlebihan jika pihak asing ingin mengetahui nasib tokoh yang tiba-tiba selama berbulan-bulan tak muncul di depan publik. Hal itu menjadi kian rumit ketika diletakkan dalam konteks persaingan China dengan sejumlah negara Barat.
Kasus Peng bukan yang pertama, dan rasanya bukan yang terakhir. Pendekatan yang selama ini ditempuh otoritas China tampaknya akan dipertahankan meski perbedaan cara pandang serta selisih pendapat akan selalu muncul karena itulah hakikat dinamika masyarakat manusia.