Menjelang musim dingin, negara-negara Eropa terancam peningkatan kasus Covid-19. Selain masalah vaksinasi, juga kurang disiplin penerapan protokol kesehatan menjadi penyebabnya.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Pemerintah Austria memberlakukan penguncian wilayah secara nasional mulai hari ini, Senin (22/11/2021). Pemicunya, selama dua hari pada pekan lalu, infeksi baru di Austria mencapai lebih dari 30.000 orang. Jumlah yang meninggal akibat Covid-19 melebihi 100 orang.
Pemerintah Austria juga mewajibkan warganya menjalani vaksinasi Covid-19 mulai Februari tahun depan. Menurut Kanselir Austria Alexander Schallenberg, vaksinasi adalah ”satu-satunya tiket keluar dari lingkaran setan”. Kalau tidak, orang-orang yang perlu perawatan lain tidak bisa mengakses layanan kesehatan karena dipakai orang sakit Covid-19 akibat tidak mau divaksinasi.
Melonjaknya kasus di Eropa bukan monopoli negara-negara yang cakupan vaksinasinya rendah. Di Irlandia yang telah memvaksinasi 89,1 persen orang di atas usia 12 tahun, kasus Covid-19 merangkak naik. Ditengarai akibat penularan di antara orang-orang yang belum divaksinasi, menyebar ke orang yang telah divaksinasi, tetapi perlindungan vaksinnya memudar.
Vaksin melindungi dengan baik dari gejala parah dan kematian akibat Covid-19, tetapi vaksin saja tidak cukup mengingat varian Delta jauh lebih menular dibandingkan dengan galur awal. Lebih dari 50 persen pasien ruang rawat intensif di Irlandia adalah mereka yang tidak divaksinasi. Karena itu, Irlandia memberlakukan jam malam di bar, restoran, dan kelab malam.
Penelitian di Israel dan Qatar yang terbit bulan lalu mengonfirmasi bahwa perlindungan dua dosis vaksin Pfizer menurun setelah dua bulan. Terutama di kalangan pria, orang berusia 65 tahun atau lebih, serta orang-orang dengan imunosupresi. Meski demikian, vaksin tetap melindungi dari gejala parah, rawat inap, dan kematian. Penelitian menunjukkan hasil serupa untuk AstraZeneca dan Moderna.
Pudarnya kekebalan harus diantisipasi di Indonesia. Pemerintah sebaiknya mempertimbangkan melakukan vaksinasi dosis ketiga seiring percepatan dan perluasan vaksinasi dosis pertama dan kedua.
Situasi berbeda tampak di Portugal dan Spanyol. Belajar dari pengalaman, mereka berhati-hati melonggarkan pembatasan. Warga wajib mengenakan masker di dalam ruangan, transportasi umum, serta menerapkan jarak sosial. Warganya patuh, bahkan banyak yang mengenakan masker di luar ruangan.
Di Indonesia, kebijakan pemerintah dengan penerapan prokes, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, dan vaksinasi sudah tepat. Jika serius dan konsisten, hal itu efektif mencegah gelombang lanjutan pandemi Covid-19.
Kesulitan negara-negara penganut kebebasan individu di Eropa adalah dalam mendorong perluasan vaksinasi. Kebijakan Pemerintah Indonesia patut dipuji terkait dengan keharusan menunjukkan bukti vaksinasi lengkap untuk masuk ke tempat umum. Meski ada anekdot menggelikan, orang-orang terdorong vaksinasi agar bisa masuk mal dan restoran, hal itu efektif mendorong perluasan vaksinasi.
Kampanye prokes masker dan vaksin juga tepat. Karena, vaksin saja tidak cukup, apalagi masker saja. Pekerjaan rumah pemerintah, mendorong distribusi vaksin lebih cepat dan lebih luas.