Pandemi Mengubah Relasi Kita dengan Telepon Pintar
Perubahan karena pandemi membuat perusahaan teknologi terus berpikir keras untuk berinovasi. Pengalaman selama pandemi bisa dipastikan melahirkan ide-ide inovatif.
Pandemi yang berlangsung hampir dua tahun telah mendorong sejumlah peneliti mengamati perubahan perilaku orang dalam menggunakan telepon pintar. Informasi yang didapat telah membuat perusahaan teknologi berinovasi.
Mereka akan terus meningkatkan pengalaman-pengalaman baru dalam penggunaan perangkat. Relasi kita dengan telepon pintar pun berubah.
Pandemi Covid-19 mengharuskan semua orang untuk bekerja, bersekolah, dan bersosialisasi dari rumah. Teknologi menjadi tumpuan untuk interaksi hingga fasilitas ini makin penting di dalam kehidupan kita. Meskipun pembatasan telah dilonggarkan di banyak negara, waktu yang kita habiskan di rumah pada 2020 memberi banyak ide tentang bagaimana pengalaman menggunakan teknologi oleh para pengguna bisa ditingkatkan.
Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan teknologi mendasarkan pada berbagai riset yang dilakukan di sejumlah kampus. Penelitian mereka sangat bervariasi dan beberapa waktu lalu bermunculan di sejumlah laman. Beberapa meneliti perubahan perilaku ketika pemerintah membuat pembatasan hingga kemudian meriset kebutuhan mereka yang belum diadopsi perusahaan produsen telepon pintar.
Periset relasi manusia dengan komputer Yuxuan Yang, Maiko Shigeno (2021) yang dimuat di laman Universitas Cornell mengamati tren perubahan penggunaan harian telepon pintar selama pandemi. Dari riset ini kita dapat memahami dan menganalisis dampak tindakan dan kebijakan pembatasan selama pandemi terhadap kehidupan masyarakat. Informasi ini membantu pemerintah dan otoritas kesehatan untuk mengambil tindakan pembatasan yang lebih tepat jika terjadi pandemi pada masa depan.
Baca juga: Mendapat Teman Terbaik
Dari riset itu mereka juga mendefinisikan fitur perubahan penggunaan dan menemukan sembilan pola perubahan penggunaan yang berbeda selama pandemi menurut kelompok pengguna dan menunjukkan keragaman perubahan penggunaan harian. Informasi ini bisa membantu untuk memahami dan menganalisis berbagai dampak pandemi dan tindakan pembatasan pada berbagai jenis orang secara lebih rinci.
Akhirnya, menurut model prediksi, mereka menemukan faktor utama yang terkait dari setiap jenis perubahan penggunaan dari preferensi pengguna dan informasi demografis. Hasil ini membantu untuk memprediksi perubahan dalam aktivitas ponsel cerdas selama pandemi di masa depan atau ketika tindakan pembatasan lainnya diterapkan, yang dapat menjadi indikator baru untuk menilai dan mengelola risiko tindakan atau peristiwa.
Kesimpulan dari riset yang dilakukan oleh sejumlah peneliti yang dimuat di laman Jama Pediatrics menyebutkan, studi dengan sampel besar secara nasional remaja di Amerika Serikat yang disurvei pada awal pandemi menemukan bahwa rata-rata total penggunaan layar harian telepon pintar adalah 7,70 jam per hari. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan prapandemi yaitu 3,8 jam per hari dari kelompok yang sama. Meskipun pembatasan atau karantina mulai berkurang, penelitian itu menunjukkan bahwa penggunaan layar telepon pintar secara terus-menerus meningkat.
Dalam studi beberapa peneliti berdasarkan pencatatan gaya hidup sampel yang disurvei dengan menggunakan sebuah aplikasi menunjukkan, perubahan gaya hidup paling mencolok yang diamati di antara peserta setelah dimulainya pandemi Covid-19 adalah penurunan aktivitas fisik, terutama pada pria. Mereka mengamati beberapa perbedaan jenis kelamin dan usia dalam perubahan gaya hidup.
Meskipun perubahan yang terjadi sepintas kurang menguntungkan selama karantina, yaitu kebiasaan aktivitas fisik yang lebih rendah, para peneliti melihat tren peningkatan kebahagiaan di antara wanita berusia 30-50 tahun. Waktu makan malam mereka 30 menit lebih awal dan lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk makan.
Mereka membuat penjelasan, ada beberapa kemungkinan alasan untuk perubahan yang menguntungkan yang diamati dalam penelitian ini meskipun mereka tidak dapat menarik kesimpulan yang tegas. Misalnya, di rumah tangga dengan anak-anak, penutupan sekolah mungkin menyebabkan orangtua lebih berhati-hati dalam menyiapkan makanan anak-anak mereka dan membantu mereka mengerjakan tugas sekolah walaupun harus mengelola tugas pekerjaan jarak jauh mereka sendiri.
Baca juga: Kerja dari Rumah Memicu Perang Akuisisi Perusahaan Teknologi
Tinggal di rumah pasti menghasilkan kontak yang lebih dekat dengan anak-anak dan pasangan, yang mungkin telah menyebabkan peningkatan perasaan positif yang melebihi efek negatif dari karantina. Sikap saling membantu dan juga merasakan kedekatan satu sama lain juga diakui oleh sejumlah sampel di dalam penelitian itu.
Merespons perkembangan itu, sejumlah perusahaan teknologi telah melakukan beberapa langkah. Mereka ingin mendapatkan kesempatan melayani para pelanggannya sesuai dengan perkembangan terbaru. Penggunaan perangkat teknologi sudah berbeda dengan masa sebelum pandemi. Mereka berlomba untuk berinovasi.
”Kami melihat fitur yang sudah ada sebelumnya dan memahami kenyataan bahwa ada fenomena peningkatan penggunaan perangkat karena pandemi dan kami berusaha memahami fenomena itu,” kata Hyesoon Sally Jeong, Wakil Presiden Samsung serta kepala penelitian dan pengembangan, kepada media CNET melalui penerjemah.
Pembaruan perangkat sebagian besar berfokus pada peningkatan fasilitas seperti privasi, kemudahan penggunaan, personalisasi, dan komunikasi, sejumlah fitur yang diperhatikan Samsung karena banyak orang mulai menghabiskan lebih banyak waktu di ponsel mereka selama periode pembatasan. Mereka melihat fenomena ini adalah contoh lain dari pergeseran yang lebih luas yang terjadi di seluruh industri teknologi ketika perusahaan mulai menyesuaikan produk mereka untuk memfasilitasi kerja jarak jauh dan interaksi sosial.
Sejumlah analis melihat peningkatan kebutuhan perangkat komputasi konsumen untuk mendukung pekerjaan, bermain, dan belajar dari rumah sangat menguntungkan penjualan iPad dan Mac. Penjualan produk ini mengalami peningkatan signifikan sehingga Morgan Stanley, seperti dikutip laman CNBC, juga menaikkan target harga saham Apple menjadi 430 dollar AS per saham dari 419 dollar AS per saham.
Analis di Piper Sandler juga mencatat bahwa Apple bertahan dari pandemi. Mereka mengatakan dalam catatan perusahaan bahwa unit Mac dan iPad-nya benar-benar diuntungkan dengan keadaan ini karena tren kerja jarak jauh dan juga pembelajaran dari rumah. Mereka juga mengembangkan berbagai layanan. Di antara beberapa fitur penting, ada beberapa yang tampaknya telah dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan kehidupan pada masa pandemi dan setelah pandemi.
Perubahan karena pandemi membuat perusahaan teknologi terus berpikir keras untuk berinovasi. Pengalaman selama pandemi bisa dipastikan melahirkan ide-ide inovatif. Kita menunggu kejutan baru dari mereka. Relasi kita dengan telepon pintar bakal berubah.