Sosok Hoegeng Iman Santoso sarat dengan integritas, kesederhanaan, kejujuran, profesionalitas, ketegasan, kedisiplinan, keberanian, dan kerelaan berkorban. Sifat-sifat utama yang tetap relevan tidak lekang dimakan waktu.
Oleh
Eduard Lukman
·2 menit baca
Kisah tentang Jenderal (Pol) Hoegeng Iman Santoso selalu menarik, mencerahkan, dan menginspirasi. Beliau memang luar biasa, ”manusia langka”. Tidak heran jika Kepala Polri kelima (1968-1971) ini terus menjadi legenda.
Momen mengenang 100 tahun Hoegeng (14 Oktober 2021) ditandai dengan berbagai artikel, buku, dan diskusi. Semua membahas tokoh yang membanggakan kita itu.
Pada 26 Oktober 2021 digelar diskusi daring buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan karya Suhartono. Buku ini sudah enam kali dicetak ulang sejak terbit 2013. Awal bulan ini seorang sahabat mengirim buku Dunia Hoegeng: 100 Tahun Keteladanan (Farouk Arnaz, 2021).
Sebelumnya sudah ada beberapa buku mengenai Jenderal (Pol) Hoegeng. Selain karangan Suhartono yang saya baca cetakan pertamanya (2013), saya sempat mencerna berbagai tulisan lain, di antaranya Hoegeng: Polisi Idaman dan Kenyataan (Abrar Yusra dan Ramadhan KH, 1993) serta Pak Hoegeng: Polisi Profesional dan Bermartabat (Aris Santoso, dan kawan-kawan, 2004). Hoegeng juga diceritakan dalam sebuah bab Untuk Republik: Kisah-kisah Teladan Kesederhanaan Tokoh Bangsa (Faisal Basri dan Haris Munandar, 2019).
Kompas belakangan juga menurunkan beberapa tulisan mengenai Hoegeng. Saya catat antara lain artikel Budiman Tanuredjo, ”Hoegeng adalah Simbol Kejujuran” (Kompas, 16/10/2021). Disusul Kurnia Yunita Rahayu, ”Hoegeng, Legenda dan Masa Depan” (Kompas, 31/10/2021). Tajuk Rencana ”Keteladanan Pemimpin” (Kompas, 29/10/2021) juga implisit mengingatkan kita pada Hoegeng.
Apa yang bisa kita petik dari berbagai tulisan mengenai jenderal polisi fenomenal tersebut? Menurut saya, jelas. Sosok Hoegeng sarat dengan integritas, kesederhanaan, kejujuran, profesionalitas, ketegasan, kedisiplinan, keberanian, dan kerelaan berkorban. Sifat-sifat utama yang tetap relevan tidak lekang dimakan waktu.
Semua itu melekat dalam diri Hoegeng. Hal ini secara konsisten tecermin ketika beliau mengemban berbagai jabatan. Yang makin mengagumkan, menurut saya, berbagai karakter itu mewujud pada tingkatan ”luar biasa”. Hoegeng adalah salah satu tokoh ideal saat bicara keteladanan.
Tentu saja saya tidak menafikan tokoh dan figur lain yang tidak kalah mutunya dengan Jenderal (Pol) Hoegeng. Mereka semua adalah tipe manusia yang seharusnya menjadi bahan story telling keteladanan dan inspirasi bagi bangsa kita.
Dalam suasana Hari Pahlawan, ada gagasan mengangkat Jenderal (Pol) Hoegeng Iman Santoso menjadi pahlawan nasional. Kendati masih memerlukan pembahasan dan proses saksama, saya rasa beliau pantas dianugerahi gelar itu.
Eduard Lukman
Jalan Warga, RT 014 RW 003, Pejaten Barat, Jakarta Selatan 12510