logo Kompas.id
OpiniEstafet dari Kelir ke Layar...
Iklan

Estafet dari Kelir ke Layar Modern

Peran budaya kelir yang menjadi acuan pandangan hidup melalui kisah pewayangan dapat dilanjutkan oleh budaya layar yang baru dengan isi dan cara-cara yang sesuai dengan zamannya, jaman teknologi digital.

Oleh
PANDU WIJAYA SAPUTRA
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/4m-d_ir09IUkI5alIPMkQEUdLQI=/1024x740/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F11%2F20211105-OPINI-Estafet-dari-Kelir-ke-Layar-Modern_1636123628.jpg
Kompas

Supriyanto

Tanggal 7 November merupakan hari spesial bagi pegiat dan pencinta pewayangan. Pada 7 November 18 tahun lalu, UNESCO memproklamasikan wayang sebagai warisan budaya dunia. Berdasarkan persyaratan UNESCO, di antara kriteria yang menjadikan wayang layak mendapat tempat sedemikian terhormat di dunia internasional ialah karena tradisi wayang berakar dalam budaya dan sejarah masyarakat kita. Tak hanya itu, wayang hidup dan menjadi identitas masyarakat.

Tradisi yang mengakar dan hidup itu salah satunya tampak pada masyarakat Jawa. Bagi orang jawa, wayang bukan sekadar hiburan. Apa yang disajikan dalam pewayangan adalah referensi pandangan, ideologi, dan nilai-nilai hidup. Pituduh-pituduh yang disampaikan oleh dalang melalui tokohnya pun mampu merasuk ke hati penonton. Hampir setiap ada pertunjukan wayang, pengunjung datang berbondong-bondong menyaksikan.

Editor:
yovitaarika
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000