Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dan menyatakan keberatan kepada Pemerintah China karena ini bukan yang pertama. Sikap tegas merupakan wujud kewibawaan menjaga kedaulatan negara.
Oleh
Pangeran Toba P Hasibuan
·3 menit baca
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dunia yang 2/3 wilayahnya adalah lautan memiliki garis pantai 81.000 kilometer. Ini menjadikan Indonesia negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia.
Dengan demikian, Indonesia memiliki sumber daya alam laut sangat besar, tetapi belum dikelola optimal. Kondisi itu membuat negara lain kerap memasuki wilayah laut kita tanpa izin. Menteri kelautan kita terdahulu menenggelamkan kapal asing yang ketahuan mencuri hasil laut kita. Kebijakan tersebut bisa dimaknai sebagai bentuk menjaga marwah kedaulatan negara.
Pemberitaan Kompas ihwal kapal survei China yang beroperasi di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia tanpa izin selama sebulan (Kompas, 3/10/2021) sepertinya kurang direspons pemangku kebijakan.
Kompas memuat kembali topik tersebut pada Selasa (5/10/2021) ketika kapal survei China itu terpantau kembali memasuki ZEE Indonesia pada Senin (4/10/2021) di Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau. Kapal survei tersebut didampingi kapal penjaga pantai China.
Sangat disayangkan tanggapan Juru Bicara Kemenlu, seperti yang dikutip Kompas, terasa normatif bahwa Indonesia terus membahas berbagai isu melalui mekanisme komunikasi diplomatik. Tidak tampak jelas apakah Pemerintah Indonesia menyampaikan keberatan atas aktivitas kapal tersebut di Laut Natuna Utara.
Pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dan menyatakan keberatan kepada Pemerintah China karena ini bukan yang pertama. Sikap tegas merupakan wujud kewibawaan menjaga kedaulatan negara.
Jika China berniat melakukan penelitian di wilayah Indonesia, seharusnya melibatkan ilmuwan Indonesia.
Menjaga wilayah laut yang demikian luas memang tidak mudah. Namun, sampai ada kapal asing di wilayah kita lebih dari sebulan, rasanya kurang tepat juga.
TNI AU beberapa kali telah bertindak tegas dengan mengusir pesawat asing yang masuk wilayah kita tanpa izin, seharusnya hal yang sama dilakukan di laut.
Masih dalam momentum HUT Ke-76 TNI, mari kita bangkitkan semangat nasionalisme dalam menjaga kedaulatan negara kita Republik Indonesia!
Pangeran Toba P Hasibuan
Sei Bengawan, Medan 20121
Tanggapan Acara ”Ngobrol Penulis”
Kami mengucapkan terima kasih atas tanggapan dan apresiasi Sdr Vita Priyambada di harian Kompas (Kamis, 30/9/2021) atas acara Ngobrol Proses Kreatif Penulis Penerbit Buku Kompas (PBK).
Acara yang diadakan Komunitas Penulis & Editor PBK (KP-PBK) bersama PBK ini memang sudah memasuki edisi pamit pada 23 September 2021. Setelah berlangsung selama setahun, dua minggu sekali pada hari Kamis, kami berhenti sejenak untuk memikirkan bentuk acara yang lebih tepat dan bermanfaat.
Ngobrol memang diperuntukkan bagi siapa saja yang ingin belajar menulis dengan menimba pengalaman dari anggota KP-PBK. Acara yang berlangsung lewat Zoom dan Youtube ini diselenggarakan secara gratis.
Meskipun Ngobrol sudah pamitan pada edisi ke-25, acara ini masih dapat dinikmati di Youtube PBK dan Podcast KP-PBK. Dengan cara ini kami berharap proses kreatif yang sudah dibagikan para narasumber dapat disimak kapan dan di mana saja.
Beberapa pertanyaan yang belum sempat diajukan di dalam acara Ngobrol sudah dijawab oleh narasumber di dalam Facebook KP-PBK. Namun, mengingat kesibukan narasumber masing-masing, tidak semua narasumber sempat melakukan hal ini.
Kami berharap dengan acara Ngobrol, tumbuh para penulis yang cerdas, kreatif, dan bermanfaat bagi negeri kita. Semoga dalam waktu-waktu mendatang, kami mampu mengadakan acara senada.