Kita harus memiliki strategi besar industrialisasi yang mencakup mulai dari bahan baku minerba, pengolahannya menjadi konsentrat, industri hilir lanjutannya, pembangunan sumber daya manusia, dan sumber pembiayaannya.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Tekad Indonesia melakukan hilirisasi industri mineral dan batubara disimbolkan dengan peresmian pembangunan smelter tembaga terbesar di dunia.
Presiden Joko Widodo meletakkan batu pertama pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur, Selasa (12/10/2021). Smelter ini akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga produksi PT FI yang menghasilkan 600.000 ton tembaga per tahun.
Presiden menekankan, hilirisasi harus dilakukan agar nilai tambah minerba ada di dalam negeri, di semua perusahaan minerba swasta dan badan usaha milik negara (BUMN). Kita mendukung tekad Presiden terus mendorong hilirisasi industri minerba dan komoditas lain.
Ketergantungan terhadap ekspor komoditas menyebabkan dorongan ekspor besar-besaran saat harga sedang tinggi. Namun, harga komoditas selalu berfluktuasi. Meskipun Indonesia kaya bahan mineral, mineral tidak terbarukan. Eksploitasi besar-besaran juga berpotensi merusak lingkungan fisik dan sosial seperti kita alami di bekas sejumlah tambang batubara di Kalimantan. Perhatian hanya pada ekspor minerba menyebabkan sektor industri manufaktur kurang menarik dan terjadi perpindahan tenaga kerja ke sektor pertambangan. Pada jangka panjang, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan tidak tercapai.
Smelter adalah salah satu mata rantai dari rangkaian industri hilir minerba. Tidak semua mineral memiliki nilai tambah tinggi ketika diolah dari mineral menjadi konsentrat. Tembaga salah satunya. Nilai tambah tertinggi, berkisar 90-95 persen, terjadi ketika mineral diolah menjadi konsentrat.
Hilirisasi harus dilanjutkan dengan mendorong lahirnya industri produk lanjutan. Dalam hal tembaga, logam ini memiliki sifat menghantar listrik dan panas terbaik di antara semua logam komersial. Karena itu, dengan smelter tembaga terbesar di dunia yang sedang dibangun di KEK Gresik, pemerintah juga perlu menyiapkan tumbuhnya permintaan tembaga dalam negeri. Hilirisasi harus menghasilkan nilai tambah tertinggi dari produk olahan minerba, misalnya beberapa hasil tambang kita mengandung tanah jarang yang bernilai ekonomi sangat tinggi.
Dengan demikian, kita harus memiliki strategi besar industrialisasi yang mencakup mulai dari bahan baku minerba, pengolahannya menjadi konsentrat, industri hilir lanjutannya, pembangunan sumber daya manusia untuk mendukung seluruh proses, hingga sumber pembiayaannya. Hilirisasi harus dapat menjadi dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas.
Kita bisa mengundang investasi asing langsung untuk mendapatkan transfer pengetahuan dan jaringan pasar. Kita juga dapat masuk ke dalam rantai pasok global untuk mengejar efisiensi. Dengan demikian, keunggulan komparatif berupa kekayaan minerba kita dapat diubah menjadi keunggulan kompetitif dan lapangan kerja berkualitas dalam jumlah lebih besar pun tercipta.