Mandalika, Logistik Grand Prix, dan Konektivitas
Pariwisata olahraga masih terbilang langka di Indonesia. Secara umum, pariwisata kita cenderung berbasis warisan budaya. Kehadiran Mandalika sebagai ikon pariwisata olahraga tentu saja membawa nuansa baru.
Perhelatan olahraga internasional, seperti MotoGP di Mandalika, akan membuka harapan dan peluang baru dalam pengembangan dan pemulihan pariwisata Indonesia dengan efek berantai yang relatif besar.
Dari perspektif institutional economics, yakni dinamika ”rule” dan tata kelola, olahraga memiliki konteks institusional yang kaya dalam kaitannya dengan self-governance yang banyak dikembangkan dalam teori institutional economics tersebut.
Pariwisata olahraga (sport tourism) masih terbilang langka di Indonesia. Secara umum pariwisata kita cenderung berbasis warisan budaya (cultural heritage).
Kehadiran Mandalika sebagai ikon pariwisata olahraga tentu saja membawa nuansa baru. Mandalika diketahui merupakan salah satu dari enam kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) superprioritas.
Pergelaran olahraga internasional, seperti World Superbike 2021 dan Grand Prix Motorcycle Racing (MotoGP) 2022, akan memopulerkan pariwisata Lombok dan destinasi wisata di sekitarnya, seperti Taman Nasional Komodo, serta pariwisata nasional umumnya.
Apalagi, konon, Sirkuit Mandalika terbilang salah satu yang terindah di dunia dengan sejumlah spot yang memiliki akses pemandangan ke laut dan perbukitan menghijau di sekitarnya. Lombok dikenal dengan spot-spot eksotik, seperti Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air, Senggigi, dan Pantai Kuta.
Mandalika diketahui merupakan salah satu dari enam kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) superprioritas.
Sebagai destinasi wisata, Lombok selama ini memang cenderung merupakan ekstensi dari destinasi wisata Bali, tetapi kini telah berkembang dengan karakteristik atau identitasnya sendiri. Pariwisata olahraga Lombok melengkapi pariwisata berbasis warisan budaya, dengan Bali sebagai destinasi paling terkemuka.
Layaknya destinasi wisata internasional pada umumnya, pariwisata olahraga khususnya, dan lebih khusus lagi sirkuit untuk penyelenggaraan ajang balapan, yakni World Superbike dan MotoGP, Sirkuit Mandalika mutlak membutuhkan dukungan aspek 3A, khususnya amenitas dan aksesibilitas. Sebab, atraksinya sudah jelas, World Superbike dan MotoGP yang tidak hanya sekali ini, tetapi dengan frekuensi lebih banyak di masa-masa mendatang.
Setelah pergelaran pertama (1996), dan kedua (1997) di Sirkuit Sentul, ini menjadi ketiga kalinya digelar di Indonesia. Pergelaran pertama menorehkan Michael Doohan sebagai juara, sedangkan pergelaran kedua Valentino Rossi.
Dengan atraksinya yang spesifik, aspek amenitas dan aksesibilitas juga spesifik. Sebab, terdapat dua kategori, yakni para peserta/pebalap beserta rombongannya, dan para penonton yang adalah para turis olahraga.
Mereka butuh layanan hospitality berbeda. Dari sisi amenitas, fasilitas pendukung yang harus tersedia dalam kompleks sirkuit setidaknya meliputi paddock (garasi markas setiap tim), hospitality suites, dan hotel/akomodasi. Selain itu, rumah sakit beserta alat-alat kesehatan.
Logistik peralatan
Aspek logistik pariwisata olahraga ini amat spesifik. Untuk menyambut pergelaran MotoGP, Bandara Internasional Lombok (BIL) telah diperluas, baik pada terminal (dari 24.123 meter persegi menjadi 43.501 meter persegi) maupun landasan pacunya (dari 2.750 meter menjadi 3.300 meter). Dengan demikian, bandara ini dapat didarati pesawat berbadan lebar sekelas Boeing 777/747-400 dan pesawat kargo para peserta MotoGP, serta pesawat-pesawat jet pribadi.
Setiap tim balap yang menjadi peserta kejuaraan dunia Grand Prix balap motor, terutama di Eropa, pasti memiliki truk logistik untuk membawa kelengkapan para pebalap mereka untuk menghadapi balapan, dari satu sirkuit ke sirkuit berikutnya, yang bisa ditempuh dengan jalan darat. Truk ini sering digunakan untuk mobilitas tur Eropa bagi para peserta tim balap, baik Moto3, Moto2 maupun kelas utama MotoGP.
Tim Suzuki Ecstar, misalnya, memiliki dua truk untuk menampung semua peti dengan peralatan yang disimpan dalam alokasi yang dibuat khusus karena sangat penting untuk menjaga integritasnya.
Ketika kedua truk itu diparkir di paddock, tim juga membawa tiga kontainer lain yang dirancang khusus untuk menjadi ruang rapat, ruang penyimpanan suku cadang, dan beberapa ruang kantor. Kontainer itu dimuat dan diturunkan oleh forklift khusus yang sangat besar. Tiga kontainer dan forklift kemudian disimpan dalam dua trailer sehingga jumlah truk yang bergerak menjadi empat unit.
Itu di Eropa, sedangkan di sirkuit lainnya, seperti Sepang (Malaysia) dan Mandalika, lain lagi. Setiap tim kecil kemungkinan membawa truk logistik sendiri karena regulasi penerbangan internasional.
Diperkirakan akan ada sekitar 600 kontainer yang mengangkut berbagai kebutuhan MotoGP dan World Superbike.
Diperkirakan akan ada sekitar 600 kontainer yang mengangkut berbagai kebutuhan MotoGP dan World Superbike. Dengan rincian 210 ton untuk motor dan suku cadang dan 50 ton adalah peralatan kamera dan lain-lain.
Untuk sampai ke sirkuit, motor dan material balap tersebut harus diangkut lagi menggunakan truk, dan dibutuhkan 35-40 truk. Belum lagi kebutuhan kargo peliputan media dan jasa pendukung lainnya.
Terbuka peluang bisnis logistik pariwisata olahraga ini. Namun, proses pengangkutan logistik peralatan MotoGP harus dilakukan secara profesional dan hati-hati karena menyangkut integritas peralatan tersebut.
Konektivitas
Aspek aksesibilitas dan konektivitas yang menyangkut penyediaan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi terkait penyelenggaraan MotoGP dan World Superbike dimulai dari pengembangan BIL, dan dilanjutkan dengan peningkatan konektivitas antara BIL dan Sirkuit Mandalika.
Untuk memperlancar dan mempersingkat waktu dari BIL ke sirkuit, serta menunjang alur logistik peralatan, Kementerian PUPR telah membangun jalan by-pass sepanjang 17,4 kilometer (lebar 50 meter, empat lajur) yang meningkatkan konektivitas dari BIL ke Mandalika.
Jalan by-pass ini akan dilalui truk-truk logistik bermuatan berat yang membawa berbagai peralatan para peserta MotoGP dan awak media. Dengan demikian, kapasitas jalan harus sesuai beban lalu lintas itu.
Baca juga : Inilah “Pertamina Mandalika International Street Circuit”, Sirkuit Baru RI
Peningkatan konektivitas jalur darat dilengkapi lagi dengan jalur udara. Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, bersama Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia telah meresmikan pembukaan jalur tol udara untuk helikopter dari dan menuju kawasan Mandalika pada Juli lalu, termasuk dari BIL.
Selain jalur tol udara, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan membuka peluang pengembangan jasa transportasi pesawat amfibi (seaplane) dengan rencana pembangunan bandara di atas laut (waterbase) di Lombok pada beberapa lokasi. Di luar Lombok, pemerintah juga mengembangkan puluhan waterbase di KSPN dan lokasi lainnya.
Pandemi dan protokol kesehatan
Ajang balapan seperti MotoGP akan disaksikan sekitar 400 juta orang di seluruh dunia melalui televisi. Belum termasuk media sosial dan situs web. Dalam situasi normal, perhelatan MotoGP diharapkan dapat menarik setidaknya 120.000 penonton langsung (onsite spectators). Tak diragukan, atraksi balap ini akan jadi alat promosi pariwisata yang efektif.
Masalahnya, pandemi belum usai. Perhelatan ini digelar masih dalam situasi pandemi. Perlu penerapan protokol kesehatan (prokes) secara ketat, baik bagi peserta maupun penonton, sehingga tak muncul kluster baru dari World Superbike dan MotoGP.
Tiket untuk menonton telah tersedia dan diiklankan. Pre-booking sudah sejak Januari 2020. Bahkan ada yang menawarkan paket nonton, transportasi, dan akomodasi sekaligus dengan satu kamar hotel diisi dua orang.
Saat ini secara nasional angka kasus baru harian terkendali di bawah 2.000 berkat penerapan PPKM darurat berkesinambungan, bahkan di bawah 1.000. Prestasi ini perlu terus dijaga dan tak boleh lengah dengan adanya MotoGP.
Sebelumnya, pandemi telah memaksa MotoGP mengubah rencana awal musim 2021. Grand Prix Argentina dan AS ditunda dan balapan di MotoGP Qatar dilakukan dua kali (double header).
Putaran ketiga MotoGP berlangsung di Portugal. Tes pramusim MotoGP di Sirkuit Sepang pada Februari sebelumnya juga dibatalkan karena meningkatnya kasus Covid-19 di Malaysia. Tes pramusim dipindahkan ke Qatar pada 6-7 Maret dan 10-12 Maret. Balapan pertama digelar pada 28 Maret dan balapan kedua pada 11 April 2021.
Terkait pandemi Covid-19, MotoGP menerapkan prokes yang digunakan untuk turnamen tenis Australia Open dan NBA di AS. Pada Australia Open diberlakukan prokes, baik untuk pemain, penonton, maupun awak media.
Baca juga : ITDC Menerima Proyek Infrastruktur Dasar Mandalika
Semua peserta/pemain harus menjalani karantina wajib selama 14 hari di hotel-hotel yang ditunjuk. Tiket digital menggantikan tiket kertas tradisional untuk mendukung contact tracing dan mengurangi kontak kerumuman.
Dispenser hand sanitizer tersedia di seluruh arena. Pembersihan tempat-tempat persentuhan berintensitas tinggi, seperti handrail, handel pintu, dan kamar mandi, dilakukan secara reguler.
Pada tes pramusim dan balapan di Qatar, Maret lalu, demi menjamin keselamatan semua peserta, setiap peserta dan tim wajib melakukan tes korona sebelum tiba di Doha. Setiap anggota tim harus menunjukkan hasil tes negatif tak lebih dari 72 jam saat boarding.
Setibanya di Doha, semua peserta MotoGP juga harus mengikuti tes PCR sebelum masuk ke karantina di hotel yang ditunjuk. Ini berlangsung setidaknya sampai hasil tes keluar.
Tim paddock tak diperkenankan menyewa sendiri kendaraan. Prosedur yang sama harus diikuti anggota keluarga MotoGP yang akan terbang pulang saat jeda antara tes dan balapan pertama.
Ini harus diantisipasi dengan penerapan prokes ketat, sejak dari hotel, transportasi, hingga sirkuit.
Sementara itu, pada World Superbike, November mendatang di Mandalika, dilanjutkan balap MotoGP Maret 2022, selain akan melibatkan 24 pebalap mancanegara, diperkirakan ada 20.000 penonton per hari yang berpotensi menyaksikan ajang tersebut. Ini harus diantisipasi dengan penerapan prokes ketat, sejak dari hotel, transportasi, hingga sirkuit.
Para peserta yang akan berlaga diharapkan hadir lima hari sebelum latihan dengan status sudah divaksin (vaccinated) dengan salah satu dari enam vaksin yang sudah disetujui WHO. Sebelum keberangkatan ke Indonesia, mereka juga akan diminta melakukan tes PCR. Setelah kedatangan, dilanjutkan dengan pengetesan PCR secara berkala selama di karantina.
Perhelatan olahraga internasional, seperti MotoGP Mandalika, akan membuka harapan dan peluang baru dalam pengembangan dan pemulihan pariwisata Indonesia dengan efek berantai yang relatif besar. Dari aspek kelembagaan, pemerintah baru saja membentuk perusahaan induk (holding) BUMN bidang aviasi dan pariwisata, yakni PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero).
Perusahaan induk ini akan menjadi leader dari perusahaan induk BUMN pariwisata dan pendukung, serta menjadi penggerak sektor pariwisata untuk memberikan dampak positif bagi para pelaku usaha.
Wihana Kirana Jaya, Staf Khusus Menteri Perhubungan