Latihan, kerja keras, dan semangat bertanding sudah dipupuk setiap kontingen dari pelbagai provinsi. Sebuah sikap untuk memberikan yang terbaik.
Oleh
FX Triyas Hadi Prihantoro
·2 menit baca
Perhelatan Pekan Olahraga Nasional XX Papua 2021 sudah dimulai. Slogan fair play, bersih dalam bertanding, menjadi upaya membangun karakter jujur, mengakui dan menghormati kemenangan lawan.
Latihan, kerja keras, dan semangat bertanding sudah dipupuk setiap kontingen dari pelbagai provinsi. Sebuah sikap untuk memberikan yang terbaik.
Slogan veni, vidi, vici (saya datang, saya melihat, dan saya menang) menggema dengan tetap menjunjung tinggi sportivitas dalam kompetisi tingkat nasional ini sehingga mengikis kecurangan dan ketidakjujuran. Semoga tidak muncul kasus doping dan protes-protes kecurangan.
Semua warga Indonesia menunggu akan lahirnya pahlawan olahraga baru dengan prestasi baru. Semoga melalui ajang PON ini akan lahir bibit baru dan mampu bertanding untuk event yang lebih tinggi, baik regional maupun internasional. Paling utama yang menjadi pijakan adalah atlet harus jujur dan menjunjung tinggi integritas.
Iming-iming bonus bagi pemenang dari pemerintah daerah masing-masing ketika memperoleh medali tetap sebagai pemicu. Namun, lebih dari itu, semangat sportivitas menjadi pegangan bersama meski semua atlet yang bertanding berslogan veni, vidi, vici. Semoga.
FX Triyas Hadi Prihantoro
Guru SMP PL Domenico Savio, Semarang
Mencegah TBC
Saya sangat tertarik dengan judul berita ”Perpres TBC Dorong Akselerasi” di harian Kompas (Kamis, 30/9/2021), apalagi ada target capaian tahun 2030 Indonesia bebas tuberkulosis atau TBC.
Seperti banyak diberitakan, pencegahan penyakit lebih baik dari pengobatan. Dalam buku petunjuk penanggulangan TBC dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada bagian engineering control/environment control, di situ ditekankan soal ventilasi udara ruang. Ruang rumah sakit, termasuk ruang perawatan, sebaiknya ≥ 12 ACH (air change per hours).
Beberapa buku dari sejumlah negara lain untuk ruang cohort TBC menyarankan untuk ventilasi bisa memakai natural ventilation, ditambah ventilasi mekanikal, atau bisa ditambah upper room UVC.
Chad J Roy dan Donald K Milton di N Engl J Med 350; 22 April 2004, menulis
”Tuberculosis may be the only communicable disease with obligate airborne transmission”.
Oleh karena itu, menurut saya, ruangan di rumah sakit ataupun bangunan publik perlu kualitas udara ruang (indoor air quality) yang bagus, kalau memungkinkan pada satuan ventilasi udara minimal 6 ACH, syukur bisa mencapai 12 ACH untuk mencegah penularan TBC.