Menggali Kekuatan Ekonomi Kreatif
Sebagaimana Korea Selatan, Indonesia juga mempunyai kekuatan ekonomi kreatif yang besar. Perlu kemauan kuat, kerja keras, konsistensi, dan kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan untuk mengembangkannya.

Heryunanto
Pekan lalu acara live streaming Sidang Umum Ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa sempat menjadi trending topic. Hal yang tidak biasa ini rupanya terjadi gara-gara penampilan grup Bangtan Boys dari Korea Selatan atau yang lebih dikenal dengan BTS. Seorang kawan bertanya, apa manfaat melibatkan BTS dalam hajatan tahunan di PBB itu?
Bagi PBB, kehadiran BTS mampu menarik perhatian banyak kalangan, termasuk generasi muda, untuk melihat Sidang Umum PBB dan memperhatikan agenda-agenda bersama yang dibahas di organisasi internasional terbesar di dunia tersebut. Ini bentuk sosialisasi yang efektif.
Sementara bagi Korea Selatan, ini akan meningkatkan profil negara itu sekaligus memperkuat soft power diplomacy mereka karena menarik mata dan perhatian internasional. Pada saat yang sama, BTS akan terus membawa dampak konkret bagi penguatan ekonomi Korea Selatan.
Baca juga : BTS Kembali Bawakan Suara Jutaan Anak Muda untuk Dunia
Menurut laporan National Public Radio (NPR)—lembaga nirlaba bidang media yang berbasis di Amerika Serikat—BTS setiap tahun diperkirakan mampu memberikan kontribusi sedikitnya 5 miliar dollar AS. BTS berhasil menarik banyak pengunjung ke Korea Selatan melalui konser-konsernya. BTS juga memajukan industri mede, cendera mata, makanan, dan seterusnya. Sebab, penggemar BTS berlomba untuk memiliki pakaian dan aksesori BTS.
Bahkan karena ketenaran tersebut, BTS yang dikontrak oleh perusahaan makanan McDonal’d dan mampu menarik animo yang luar biasa ketika McDonal’d mengeluarkan paket makanan dengan nama BTS Meal. Hampir di seluruh dunia para pencinta BTS heboh menyerbu gerai McDonal’d.
Ekonomi kreatif Korea Selatan
Selain BTS, Korea Selatan juga memiliki sejumlah champion lainnya. Basis penggemar mereka tidak hanya di negara ginseng tersebut, tetapi juga di Asia dan global. Publik di Indonesia mengenal dengan baik nama-nama anggota grup vokal Black Pink, EXO, atau pun nama-nama pemeran dalam serial drama, seperti Lee Min Ho dan Song Joong Ki.
Saat ini bukan berita baru bahwa drama seri Korea Selatan menjadi pilihan favorit di Netflix di sejumlah negara. Menjadi jamak pula ketika para penyanyi dan grup vokal dari negara itu merajai Spotify atau Youtube dengan jumlah pendengar atau unduhan terbanyak.

Anggota band K-pop Korea Selatan BTS dalam Sidang Umum Ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa di Markas Besar PBB, 20 September 2021.
Keberhasilan BTS ataupun para figur publik Korea Selatan lainnya dalam menarik perhatian masyarakat tentu bukan suatu kebetulan. Sudah cukup lama Korea Selatan menyadari pentingnya industri kreatif ini.
Korea Selatan gencar mendorong kemajuan ekonomi kreatif sejak awal 2000-an. Upaya mendorong ekonomi kreatif ini semakin gencar ketika pada 2005, Park Ji-sung dikontrak klub sepak bola Manchester United.
Tidak berhenti di situ. Presiden Park Geun-hye yang memulai administrasinya pada 2013 juga secara serius mencanangkan sektor ini menjadi prioritas pemerintahannya. Presiden Park Geun-hye menggarisbawahi empat prioritas utama pemerintahannya, yaitu rehabilitasi ekonomi, memperkuat kesejateraan nasional, mendorong culture prosperity, dan unifikasi damai.
Baca juga : ”Pandemi” Budaya Membangun Ekonomi Korea Selatan
Khusus mengenai ekonomi kreatif, Korea Selatan menetapkan prioritas utama seperti menciptakan lapangan pekerjaan dan pasar-pasar baru, memperkuat pengembangan software, realisasi ekonomi kreatif yang menekankan prinsip terbuka dan berbagi, dan realisasi pembentukan start-up atau usaha rintisan. Hal yang menarik, Presiden Park secara khusus memprioritaskan promosi K-Move di mana para pemuda Korea Selatan diharapkan dapat ”menggerakkan dunia”.
Guna menjalankan program-program tersebut, Presiden Park membentuk Kementerian Ilmu Pengetahuan, Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan Perencanaan Pembangunan Masa Depan (Ministry of Science, ICT and Future Planning). Presiden Park juga membentuk 22 satuan tugas ekonomi kreatif, menetapkan sejumlah peraturan, mengalokasikan pendanaan yang kuat bagi pembangunan ekosistem, dan melibatkan partisipasi kuat swasta.
Kombinasi dan kolaborasi erat antara pemerintah, dunia usaha, dan talenta dibangun. Inilah kekuatan utama Korea Selatan sehingga mampu menjadikan ekonomi kreatif sebagai salah satu kekuatan ekonomi penting nasional sekaligus soft power penting dalam diplomasi negara ginseng tersebut.

Ekonomi kreatif Indonesia
Seperti Korea Selatan, Indonesia juga mempunyai segudang talenta dengan kreativitas yang luar biasa di berbagai bidang. Banyak sekali, misalnya, talenta muda yang produktif menciptakan lagu, memproduksi film, dan mendesain gedung hingga busana yang telah dipakai oleh para selebriti dunia. Banyak pula talenta yang menciptakan gim, bekerja di dunia animasi, dan tampil menunjukkan kemampuan dan bakatnya di panggung atau festival-festival internasional.
Dari sisi pemerintah, berbagai lembaga dan kementerian mendorong promosi sektor-sektor ekonomi kreatif. Di antaranya melalui kegiatan promosi kuliner (gastro diplomacy), serta partisipasi dalam kegiatan fashion week di sejumalah negara atau di festival film internasional.
Baca juga : Ekonomi Kreatif Era Budaya Layar
Para pengusaha Indonesia juga sudah banyak yang bergerak dan berinvestasi di sektor kreatif. Di belakang perusahaan musik digital internasional seperti 88Rising, terdapat kelompok bisnis Indonesia yang mendorong talenta-talenta muda Indonesia seperti Rich Brian dan Niki Zefanya menjadi penyanyi yang saat ini cukup dikenal luas di mancanegara. Mereka bahkan belum lama ini terlibat dalam soundtrack film blockbuster Shang-Chi yang saat ini diputar di Indonesia. Ada juga pengusaha Indonesia yang tidak segan mendorong kelompok musik seperti Voice of Baceprot dari Garut yang mengusung musik cadas atau yang mau membangun pusat pertunjukan.
Film-film Indonesia juga mulai masuk dalam perusahaan streaming global seperti Netflix. Beberapa di antaranya bahkan memenangkan penghargaan di ajang festival film mancanegara. Sejumlah aktor Indonesia juga terlibat dalam film-film blockbuster Hollywood, seperti Iko Uwais dan Joe Taslim.
Film-film Indonesia juga mulai masuk dalam perusahaan streaming global seperti Netflix.
Tanpa banyak orang yang tahu, Indonesia telah mempunyai studio film besar dengan standar internasional seperti Kinema Studio di Batam. Bahkan sejumlah produksi film dan drama seri dari luar negeri dilakukan di studion tersebut.
Kalangan swasta Indonesia juga tidak segan membangun sekolah menengah atas khusus animasi. Banyak di antara mereka juga membangun pusat-pusat inkubator sehingga para pendiri usaha rintisan dapat membangun aplikasi, gim, dan program yang diperlukan dalam pengembangan bisnis mereka ke depan.
Media digital di Indonesia juga terus berkembang dan menawarkan berbagai jenis hiburan dan platform. Tidak ketinggalan, para talenta muda Indonesia juga terus membuat konten-konten kreatif.

Jika Pemerintah Indonesia, pengusaha, dan talenta-talenta muda Indonesia dapat berkolaborasi dalam suatu orkestrasi ekonomi kreatif yang lebih tertata, niscaya Indonesia akan mempunyai BTS atau film atau drama seri yang mendunia sebagaimana halnya Korea Selatan sukses melakukannya.
Kunci utamanya terletak pada 4K, yaitu kemauan kuat, kerja keras, konsistensi, dan kolaborasi antara semua pemangku kepentingan. Kemauan kuat, terutama dari Pemerintah Indonesia untuk kembali memprioritaskan penguatan industri kreatif sebagai salah satu sumber kekuatan ekonomi Indonesia. Kerja keras, ini menyangkut semua pihak yang bersifat imperatif untuk menghasilkan karya-karya apik.
Kolaborasi kuat akan menentukan keberhasilan karena menjadi faktor yang paling penting dalam menciptakan ekosistem ekonomi kreatif.
Konsistensi vital dalam hal regulasi, menciptakan karya, menjaga kualitas sebab menjadi kunci untuk membangun branding kuat bagi Indonesia maupun para pelaku industri kreatif. Selanjutnya, kolaborasi kuat akan menentukan keberhasilan karena menjadi faktor yang paling penting dalam menciptakan ekosistem ekonomi kreatif. Pemerintah, swasta, dan para talenta Indonesia harus mau duduk bersama dan bekerja sama untuk maju bersama.
Di tengah pandemi seperti sekarang ini, apabila Indonesia dapat memanfaatkan dan mengkombinasikan berbagai elemen dalam ekosistem ekonomi kreatif, niscaya sektor ini dapat menjadi kekuatan ekonomi yang besar. Pemerintah Indonesia dapat memulai dengan memberikan dukungan riil bagi para champions atau jawara yang telah dikenal luas. Secara paralel, Pemerintah Indonesia memetakan berbagai kekuatan ekonomi kreatif nasional, melibatkan swasta, serta mengasah kemampuan talenta, dan potensi-potensi industri kreatif lainnya.
Baca juga : Ekonomi Kreatif dan Diplomasi RI
Tentu Pemerintah Indonesia tidak bisa sendiri, perlu dukungan dan inisiatif juga dari swasta sehingga potensi ekonomi kreatif menjadi bisnis yang menguntungkan dan menggerak sel-sel ekonomi lainnya. Para talenta muda Indonesia juga harus terus mengasah diri sehingga menghasilkan karya-karya inovatifnya. Dengan kolaborasi itu semua, Indonesia niscaya juga akan ”menggerakkan dunia”. Mari kita gelorakan semangat: Indonesia Bisa!
Hastin AB Dumadi
Koordinator Ekonomi KBRI Singapura