logo Kompas.id
OpiniSantri, Kitab Kuning, dan...
Iklan

Santri, Kitab Kuning, dan Bahasa Arab

Tugas kaum sarungan tak hanya berkutat pada tradisi kesarjanaan agama ”per se”, tapi juga menyelaraskan pesan agama dengan kepentingan dan kesejahteraan publik. Kitab Kuning dan bahasa Arab menjadi sumber dan alat utama.

Oleh
AHMAD SAHIDAH
· 6 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JrPpl8GRcemDNO-FQCTTL8j8034=/1024x692/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F09%2F20210929-Ilustrasi-Santri-Kitab-Kuning-dan-Bahasa-Arab_1632926463.jpg
Kompas

Didie SW

Pernyataan Muhammad Kace bahwa Kitab Kuning memicu radikalisme memantik penolakan publik. Demikian pula, pengaitan bahasa Arab dengan terorisme oleh Susaningtyas Nefo Kertopati mendapatkan kecaman luas. Tentu, kita harus membedakan keduanya karena dua sosok ini berada di dalam ranah emosional yang tidak sama. Namun, pandangan-pandangan itu tetap mesti ditimbang.

Radikalisme berakar dari banyak faktor. Peubah (variabel) dari sikap ini muncul dari banyak arah dan sumber, seperti konflik politik pemerintahan, perebutan akses ekonomi, dan penguasaan ruang sosial. Pendek kata, tuduhan Kace bahwa Kitab Kuning menyuburkan fanatisme adalah penyederhanaan dan pengaburan dari kata radix, akar lema radikal, dan penyempitan makna dari turats atau teks berbahasa Arab yang mengurai ilmu-ilmu keagamaan, seperti kalam (teologi), fikih, dan hadits.

Editor:
yovitaarika
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000