Perluasan cakupan vaksinasi, prioritas pemberian vaksin pertama dan kedua, perlu segera dilakukan. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 karena varian Delta masih beredar, PON XX, dan libur akhir tahun.
Oleh
Redaksi
·3 menit baca
Pemerintah diminta mempercepat perluasan cakupan vaksinasi Covid-19. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19.
Setelah varian Delta yang menimbulkan gelombang kedua kasus Covid-19 sepanjang Juni-Agustus lalu, masih ada kemungkinan timbulnya mutasi virus yang memicu ledakan kasus di Indonesia. Apalagi bulan depan, 2-15 Oktober 2021, ada Pekan Olahraga Nasional (PON) XX di Papua yang menyebabkan banyak orang berkumpul. Selain itu, tiga bulan ke depan bakal ada pergerakan warga saat libur Natal dan Tahun Baru.
Dengan keterbatasan pasokan vaksin, Indonesia disarankan untuk memprioritaskan pemerataan vaksin dosis pertama dan kedua, terutama pada kelompok lanjut usia, dibandingkan untuk booster (penguat). Meski vaksin tidak menjamin orang tidak tertular SARS-CoV-2, banyak bukti menunjukkan, vaksin memberi perlindungan serta mencegah risiko keparahan dan kematian akibat Covid-19.
Di tingkat nasional, data Kementerian Kesehatan menunjukkan, cakupan vaksinasi dosis pertama untuk semua kelompok baru mencapai 38,35 persen. Untuk suntikan dosis kedua, 21,8 persen. Sementara di empat kabupaten/kota tempat penyelenggaraan PON, saat ini tercatat warga yang menerima vaksin pertama 62,7 persen dan yang telah mendapat dosis kedua 39 persen.
Kita perlu belajar dari pengalaman Jepang saat menyelenggarakan Olimpiade Tokyo, 23 Juli-8 Agustus 2021. Kasus harian Tokyo meningkat tiga kali lipat selama Olimpiade. Padahal, panitia menerapkan protokol kesehatan ketat lewat ”gelembung Olimpiade” dan keharusan tes PCR pada seluruh orang yang terlibat pada acara olahraga internasional itu.
Di Jepang, total kasus meningkat dua kali lipat dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya. Saat itu, Jepang juga sedang musim libur dan terjadi peredaran virus varian Delta. Hingga pertengahan Agustus, warga Jepang yang telah divaksinasi lengkap sekitar 36 persen. Angka itu lebih besar daripada persentase populasi yang mendapat vaksinasi lengkap di Indonesia saat ini.
Kondisi Indonesia, vaksinasi belum merata, apalagi di luar Jawa. Dengan demikian, masih banyak warga yang belum mendapat perlindungan terhadap Covid-19. Vaksin yang diberikan pun umumnya Sinovac yang efikasinya dalam uji klinis 65,3 persen. Artinya, hanya menurunkan 65,3 persen kasus Covid-19 pada kelompok yang divaksinasi dibandingkan dengan kelompok yang tidak divaksinasi.
Penelusuran, pemeriksaan, dan pencatatan kasus masih jauh dari sempurna. Di banyak daerah, suasana pada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) tidak terlalu jauh berbeda dengan hari-hari biasa. Masih banyak orang berkumpul tanpa mengenakan masker. Tidak menutup kemungkinan orang tanpa gejala, bahkan orang yang bergejala ringan Covid-19, bisa berkeliaran dan berpotensi menularkan virus.
Karena itu, ancaman lonjakan kasus cukup besar, apalagi varian Delta masih beredar. Selain mempercepat perluasan cakupan vaksinasi, penerapan protokol kesehatan secara ketat juga merupakan keniscayaan. Tidak hanya pada acara PON, tetapi juga di tengah kehidupan warga sehari-hari.