logo Kompas.id
OpiniMerespons Alarm Ekonomi...
Iklan

Merespons Alarm Ekonomi Batubara

Berakhirnya rezim batubara tak harus jadi bencana, sebaliknya justru peluang membangun industri yang tidak hanya lebih ramah lingkungan, tetapi juga bernilai tambah tinggi.

Oleh
Redaksi
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/b6ypb3lKW1fQ5UUKI7hz9M-IPes=/1024x683/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2021%2F03%2Fecf225e1-b4e2-48f0-a155-625a9e99b794_jpg.jpg
Kompas/Priyombodo

Tongkang bermuatan batubara melintas di Sungai Mahakam, Samarinda, Kalimantan Timur, 8 Maret 2021.

Masa keemasan batubara sebagai komoditas ekspor primer nasional Indonesia dalam bentuk mentah mungkin segera berakhir, jauh lebih cepat dari perkiraan.

Merespons tekanan internasional dalam rangka meredam pemanasan global, China sebagai emiten terbesar gas rumah kaca (GRK) dunia, selain Amerika Serikat, memutuskan menghentikan investasi pembangkit listrik tenaga batubara baru di luar negaranya. China juga mendorong pengembangan energi hijau dan rendah karbon di negara berkembang.

Editor:
A Tomy Trinugroho
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000