Saya pernah berpapasan dengan iring-iringan mobil Presiden Joko Widodo di Kelapa Gading tahun 2019. Konvoi iring-iringan Bapak Presiden sangat santun, tidak ”berisik” dan tidak arogan.
Oleh
Nico Hansen
·2 menit baca
Saya menulis surat ini karena prihatin dengan mobil yang menyalakan lampu strobo dan membunyikan sirene. Saya sudah berulang kali mencoba mengomunikasikan hal ini kepada pihak kepolisian, tetapi tidak ada tanggapan.
Semoga dengan surat terbuka ini, Bapak Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo beserta seluruh jajaran kepolisian membaca dan menindaklanjuti surat saya.
Di akhir pekan, Sabtu (28/8/2021) sekitar pukul 17.30, saya berkendara bersama keluarga melintasi Jalan Ciledug Raya menunju Karang Tengah. Di tengah kemacetan, di belakang saya ada mobil Toyota Fortuner putih bernomor B 1671 xxx, menyalakan lampu strobo biru menyilaukan mata dan membunyikan serine yang memekakkan telinga.
Saya merasa kesal, di akhir pekan ada yang minta diprioritaskan di jalan. Apabila dilihat dari nomor polisinya, itu adalah kendaraan kementerian yang dibeli dari ”uang rakyat”. Saya pernah berpapasan dengan iring-iringan mobil Presiden Joko Widodo di Kelapa Gading tahun 2019. Konvoi iring-iringan Bapak Presiden sangat santun, tidak ”berisik” dan tidak arogan.
Spontan saya memberhentikan kendaraan saya dan menghampiri si pengemudi untuk mengingatkan agar menghargai pengguna jalan lain yang mengantre dengan baik. Si pengemudi tidak menghiraukan saya dan tetap menyalakan lampu strobo.
Bapak Kapolri yang terhormat, apa yang harus kami lakukan apabila menemui perilaku sejenis di jalanan? Bagaimana seharusnya kami bersikap kepada mereka?
Semoga penjelasan bapak dan jajaran kepolisian dapat mencegah pertikaian yang bisa berujung tindak pidana.
Nico Hansen
Kelapa Gading Timur, Jakarta Utara
Cuaca Ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia.
Cuaca ekstrem itu mencakup hujan lebat, kilat, petir, banjir, dan tanah longsor. Bahkan, daerah Pacitan dan 25 daerah lain, menurut BMKG, berpotensi tsunami besar karena ada pergerakan lempeng tektonik Indo-Australia dan Eurasia di selatan Jawa.
Kondisi cuaca ekstrem sudah sering terjadi. Semua pengalaman sebelumnya hendaknya bisa menjadi pengingat dan pelajaran bagi masyarakat untuk bersikap hati-hati dan waspada.
Meski musibah itu bagian dari takdir, manusia tetap harus berikhtiar meminimalkan kerusakan parah dan jatuhnya banyak korban.
Oleh karena itu, semua pemangku kepentingan harus bekerja sama mengantisipasi. Banyak hal harus dikerjakan, mulai dari mengeruk sungai, memangkas pohon-pohon tua, membersihkan gorong-gorong, hingga memeriksa keamanan pemasangan baliho.