Laju penularan Covid-19 di sejumlah daerah di Indonesia mulai melandai. Meski demikian, kita harus hati-hati agar jangan sampai pelonggaran kegiatan mengakibatkan peningkatan kembali kasus penyakit infeksi tersebut.
Oleh
DR SAMSURIDJAL DJAUZI
·6 menit baca
Akhirnya kita dapat bernapas lega. Jumlah kasus baru Covid-19 yang sejak Juni 2021 meningkat tajam dapat dikendalikan sehingga jumlah kasus baru turun secara nyata. Belakangan ini kelihatannya kasus baru mulai melandai. Semoga tidak meningkat lagi. Sebagai seorang pedagang kecil, saya sebenarnya ingin mengetahui apa yang akan terjadi setelah kasus baru Covid-19 ini melandai. Apakah mobilitas penduduk sudah akan bebas? Apakah naik kereta api, bus, dan pesawat terbang masih perlu tes? Apakah mal akan makin bebas dibuka, kerumunan orang diatur, tetap memakai protokol kesehatan (prokes)?
Saya punya restoran kecil sudah lima tahun ini. Jumlah pelanggan lumayan, tetapi pada umumnya makan di tempat. Sejak makan di tempat dilarang, penjualan saya menurun tajam. Sekarang sudah boleh makan di tempat lagi meski masih ada pembatasan. Saya mulai bernapas lega. Meski penjualan belum kembali seperti dahulu, sekarang sudah tidak rugi lagi. Saya amat khawatir tidak akan dapat buka restoran lagi karena modal mulai terpakai untuk pengeluaran sehari-hari. Jika modal habis, saya tak dapat melanjutkan usaha saya.
Namun, saya ingin memahami terlebih dahulu, setelah Covid-19 melandai, apa yang akan terjadi di layanan kesehatan kita. Selama ini tampaknya potensi kesehatan kita ditujukan terutama untuk mengendalikan Covid-19. Bahkan beberapa rumah sakit menjadi rumah sakit Covid-19, tidak melayani lagi pasien non-Covid-19. Apakah sekarang layanan kesehatan non-Covid-19 mulai akan digalakkan lagi?
Imunisasi anak sebelumnya berjalan secara teratur, tetapi selama pandemi Covid-19 ini masyarakat khawatir membawa anak mereka ke layanan program imunisasi nasional. Orangtua yang mampu dapat membawa anak mereka ke layanan swasta. Mereka dapat memilih rumah sakit swasta yang tidak sibuk dengan layanan Covid-19. Namun, warga yang mengakses layanan imunisasi secara cuma-cuma harus menanti sampai layanan yang disediakan aktif kembali.
Ibu hamil juga banyak yang takut melakukan pemeriksaan sebelum melahirkan. Mereka mengurangi kunjungan ke layanan kesehatan sehingga pemantauan ibu hamil dan janin menjadi berkurang. Ibu hamil yang positif Covid-19 menjadi bingung mau melahirkan di mana. Sebenarnya mereka tetap dapat melahirkan di layanan kesehatan yang ada, tetapi pada jalur positif Covid-19. Namun, pada jalur ini, tenaga medis memakai alat pelindung diri lebih lengkap dan protokol kesehatan lebih ketat sehingga menyeramkan bagi sebagian pasien. Apakah operasi berencana yang banyak tertunda akan dapat dilaksanakan lagi sehingga pasien yang menanti dapat segera dilayani?
Vaksinasi Covid-19, menurut data yang diinformasikan pemerintah, sampai pertengahan September ini sudah 120 juta dosis. Namun, kita masih harus bekerja keras jika ingin melakukan vaksinasi kepada 208 juta orang. Jika sudah selesai memvaksin semua sasaran, apakah sudah cukup? Tenaga kesehatan sudah mendapat suntikan ketiga, apakah masyarakat umum akan mendapat suntikan ketiga juga? Apakah akan masih tetap gratis? Terima kasih atas penjelasan Dokter.
M di J
Kita mempunyai Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 yang mengoordinasi pengendalian Covid-19 di Indonesia. Jadi, sesuai evaluasi yang dilakukan, satgas akan melakukan berbagai program untuk menjaga agar Covid-19 di negeri kita tetap terkendali. Secara bertahap pembatasan mobilitas ataupun kerumunan akan diperlonggar sejauh tidak berisiko terjadi penularan Covid-19. Jangan lupa, kita juga harus tetap waspada terhadap kemungkinan adanya varian-varian baru yang lebih cepat menular dan lebih berbahaya.
Pemerintah selalu memantau varian-varian tersebut serta melakukan berbagai usaha untuk mencegah masuknya varian-varian baru ini agar jangan menyebar di negeri kita. Kita memang lebih merasa lega, tetapi seperti anjuran pemerintah, jangan sampai merasa euforia, lengah terhadap kemungkinan peningkatan kembali kasus baru Covid-19 ini. Jika kasus baru Covid-19 tetap rendah, kesempatan virus SARS-CoV-2 untuk berkembang biak pada orang yang baru tertular lebih sedikit. Kita tahu, mutasi virus terjadi pada saat virus berkembang biak. Berarti jika kasus baru tetap sedikit, risiko timbulnya varian baru juga lebih kecil.
Jumlah orang yang divaksin di negeri kita sudah banyak. Kita bersyukur masyarakat makin menyadari pentingnya vaksinasi Covid-19. Layanan vaksinasi kita di mana-mana penuh. Semoga dengan kerja keras kita semua, capaian vaksinasi 208 juta penduduk akan dapat diselesaikan. Semua kelompok sasaran tersebut mendapat suntikan vaksinasi dosis pertama ataupun kedua sesuai rencana.
Pemberian suntikan ketiga pada tenaga kesehatan untuk melindungi mereka dari penularan Covid-19, terutama saat rumah sakit kita penuh bulan Juli lalu. Jika antibodi mereka mulai menurun, sedangkan sebagai petugas yang berada di garda depan setiap hari mereka bertemu dengan orang yang membawa virus, mereka dapat terinfeksi Covid-19. Karena itu, pemerintah memprioritaskan petugas kesehatan untuk mendapat suntikan penguat (booster).
Jika kasus baru Covid-19 tetap rendah, kesempatan virus SARS-CoV-2 untuk berkembang biak pada orang yang baru tertular lebih sedikit.
Bagaimana dengan masyarakat umum? Kita tunggu saja pengumuman pemerintah, apakah masyarakat umum sudah perlu divaksin yang ketiga. Namun, yang jelas, pemerintah akan menyelesaikan lebih dulu vaksin dosis pertama dan kedua untuk semua penduduk yang memerlukan. Program vaksinasi Covid-19 dibiayai penuh oleh pemerintah, sedangkan vaksin gotong royong dibiayai perusahaan.
Bagaimana dengan layanan vaksinasi Covid-19 di masa depan? Pemerintah akan melakukan evaluasi dan perhitungan. Biasanya pemerintah akan memperhatikan kelompok yang kurang mampu dan memberi perlindungan pada mereka. Untuk kelompok yang mampu tergantung pada dana yang tersedia. Jika dana pemerintah kurang, mungkin kelompok yang mampu diharapkan dapat membiayai vaksinasi. Artinya, akan ada vaksin berbayar di masa depan.
Kini layanan kesehatan mulai melakukan pengaturan untuk melayani pasien non-Covid-19. Operasi yang tertunda sekarang dimulai lagi. Bahkan, imunisasi non-Covid-19 yang mungkin menurun digalakkan kembali. Capaiannya dikejar agar kembali tinggi. Jika capaian imunisasi menurun, kita berisiko menghadapi kejadian luar biasa, seperti kejadian luar biasa difteri yang terjadi pada tahun 2017.
Pandemi Covid-19 sebenarnya juga memberi pelajaran kepada kita untuk sering mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan memakai masker jika perlu. Masyarakat semakin menyadari pentingnya vaksinasi, baik vaksinasi Covid-19 maupun vaksinasi non-Covid-19. Keluarga kita juga sekarang lebih peduli pada gizi dan kekebalan tubuh. Keluarga Indonesia lebih memperhatikan makanan bergizi, juga mengonsumsi vitamin dan suplemen.
Satgas Covid-19 juga akan mengatur hal-hal di luar kesehatan. Pemerintah memahami masalah yang dihadapi oleh para pengusaha, terutama para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Secara bertahap pemerintah berusaha menghidupkan kembali kegiatan ekonomi di negeri kita.
Sudah tentu upaya tersebut tetap dengan mempertimbangkan agar Covid-19 terkendali. Sektor pariwisata, restoran, perhotelan, serta penerbangan yang selama ini mengalami pukulan hebat akan diusahakan untuk tegak kembali.
Namun, kita semua harus berhati-hati, jangan sampai pelonggaran mengakibatkan peningkatan kembali penularan Covid-19. Selama satu setengah tahun ini, pemerintah mempunyai pengalaman banyak dalam menghadapi Covid-19 ini. Kita harus bersatu menghadapi Covid-19 dan kita memercayai Satgas Covid-19. Kita ikuti terus perkembangan yang terjadi, hindari berita-berita kurang benar. Kita bantu pemerintah sehingga Covid-19 dapat terkendali di negeri kita.