Situasinya menjadi antara hidup dan mati ketika tanahnya menjadi tidak cocok lagi untuk menanam kopi, dengan produksi turun hingga 40 persen atau lebih.
Oleh
Gunawan Suryomurcito
·3 menit baca
Kopi dari Indonesia termasuk salah satu kopi terbaik dunia. Bahkan, dikenal istilah ”Java” untuk menyebut minuman kopi. Tanpa biji kopi dari Indonesia, rasa secangkir cappuccino dari kedai kopi terkenal dunia tidak akan senikmat sebagaimana biasanya.
Dari Gayo di Aceh sampai Wamena di Papua dikenal sebagai penghasil biji kopi, yang jika diolah dengan benar akan menghasilkan secangkir kopi yang nikmat. Namun, kenikmatan secangkir kopi Indonesia itu kini sedang terancam oleh perubahan iklim global.
Indonesia yang terkenal dengan sebutan ”Zamrud Khatulistiwa” terletak di garis Khatulistiwa. Sepanjang tahun, matahari bersinar dengan variasi pada durasi. Tanaman kopi akan menghasilkan buah kopi terbaik di wilayah dengan panjang hari, suhu udara, curah hujan, dan kesuburan tanah optimal. Semua faktor di atas saling memengaruhi satu sama lain.
Tanaman kopi khususnya sangat peka terhadap perubahan suhu udara. Ada studi yang menunjukkan bahwa kenaikan suhu udara 1 derajat celsius mengakibatkan penurunan produktivitas hingga 14 persen. Ada studi lain yang memprediksi luas tanah yang cocok untuk menanam tanaman kopi Arabika akan menyusut 10-29 persen pada tahun 2050. Indonesia diperkirakan kehilangan 18-27 persen luas area penanaman kopi jika terjadi pemanasan suhu udara yang ekstrem.
Pekebun kopi di Indonesia yang luas kepemilikan tanahnya relatif terbatas akan sangat terpengaruh oleh perubahan iklim tersebut. Situasinya menjadi antara hidup dan mati ketika tanahnya menjadi tidak cocok lagi untuk menanam kopi, dengan produksi turun hingga 40 persen atau lebih. Solusi ahli perkopian ialah mengganti tanaman kopi lama dengan jenis kopi yang tahan udara panas, yaitu kopi berdaun sempit (Coffea stenophylla).
Perubahan iklim itu akibatnya bukan main-main terhadap kelangsungan hidup dan kehidupan umat manusia. Semua negara di dunia harus bahu-membahu mengatasi perubahan iklim tersebut. Telah ada kesepakatan internasional berupa Paris Agreement on Climate Change 2015 (12 Desember 2015, berlaku 4 November 2016).
Presiden Joko Widodo—diwakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya—menandatangani Persetujuan Paris tentang Perubahan Iklim itu di Kantor Pusat PBB di New York, Amerika Serikat, 22 April 2016.
Jadi, sambil menyeruput kopi, pikirkanlah juga apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim global tersebut. Sekecil apa pun kontribusi Anda.
Gunawan Suryomurcito
Pondok Indah, Jakarta Selatan
”Transpuan”
Harian Kompas pada Rabu (25/8/2021) di halaman 15 memberitakan perihal ”KTP untuk Transpuan”.
Disebutkan bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang telah menyelesaikan dokumen kependudukan bagi 17 transpuan sejak 2 Agustus 2021.
Yang menarik dalam berita tersebut ialah penggunaan kata ”transpuan”. Ini terasa asing, mungkin juga bagi sebagian pembaca Kompas.
Saya mencoba mencari di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring pada laman kbbi.kemdikbud.go.id. Lema ”transpuan” belum ada. Yang ditemukan lema ”transgender” dengan dua arti: mengganti jenis kelamin dengan operasi atau transeksual.
Saya kemudian mencoba menelisik lebih jauh. Mengutip Witri Nasuha di laman herstory.co.id, 5 Mei 2020, pada rubrik Lifestyle berjudul ”Apa Itu Transpuan?”, diperoleh penjelasan berikut.
”Transpuan” ialah seseorang yang terlahir berjenis kelamin pria, tetapi ia mengidentifikasikan diri sebagai perempuan. ”Transpuan” lebih didefinisikan dalam menggeser orientasi jender dari laki-laki menjadi perempuan. Singkatnya, ”transpuan” adalah akronim dari ”transjender perempuan”.
Dari penjelasan di atas, semoga penggunaan kata ”transpuan” tidak menimbulkan ambiguitas (ketaksaan) sebagai syarat pembentukan istilah baru ataupun eufemisme.
DI Rahardjo
Kompleks Graha Puspa, Lembang,
Kabupaten Bandung Barat, 40391
Catatan Redaksi:
Terima kasih atas surat Anda. Ketaksaan memang harus dihindari dalam pembuatan istilah atau kata. Transpuan dibuat salah satunya untuk menunjukkan istilah khusus. Bandingkan dengan istilah transjender yang lebih umum. Pembentukan istilah transpuan sejenis misalnya webinar.