Kesenjangan akan menghambat pertumbuhan dan menimbulkan masalah sosial. Strategi pembangunan mengatasi pandemi haruslah menjawab perubahan yang diakibatkan pandemi.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
Peringatan untuk mewaspadai melebarnya ketimpangan ekonomi di tengah ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 kembali disampaikan.
Harian ini pada Selasa (1/9/2021) mengangkat isu mewaspadai terjadinya kurva pertumbuhan ekonomi berbentuk huruf K. Kurva ini menunjukkan dua pertumbuhan dengan arah berbeda. Pada satu bagian ada pertumbuhan positif cepat, tetapi pada bagian lain terjadi keadaan semakin buruk. Akibatnya, kesenjangan di masyarakat semakin lebar.
Kekhawatiran bahwa ketimpangan ekonomi akan memburuk antarnegara dan di dalam negara akibat pandemi sudah disuarakan dari tahun lalu, antara lain oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Ekonom Joseph Stiglitz menulis di buletin IMF edisi musim gugur 2020, ada sejumlah penyebab ketimpangan memburuk. Penanganan pandemi sangat menentukan.
Beberapa di antaranya ialah kondisi layanan kesehatan dan ketimpangan kesehatan; kesiapan dan ketangguhan ekonomi negara; respons masyarakat, termasuk percaya pada ilmu pengetahuan dan para ahli; kepercayaan masyarakat pada arahan pemerintah; serta perilaku masyarakat menyeimbangkan antara kebebasan pribadi dan tanggung jawab pada orang sekitar.
Ketimpangan memiliki banyak dimensi, bukan hanya ekonomi dan konsumsi. Kesenjangan juga memiliki dimensi jender, pendidikan, usia, pekerjaan, dan wilayah.
Ekonom Abhijit V Banarjee dan Esther Duflo mengingatkan, ketimpangan menyangkut kesejahteraan (Good Economics for Hard Times, 2019). Di dalamnya termasuk pendidikan; akses layanan kesehatan, termasuk vaksinasi dasar sebagai hak anak; keselamatan ibu saat melahirkan; kurang gizi berkepanjangan pada anak; hingga rendahnya akses pada pangan bergizi meskipun tersedia beragam pangan lokal murah.
Ketimpangan juga dapat disebabkan kurangnya infrastruktur kota, jalan desa dan antarwilayah, listrik, air bersih, jamban, selain infrastruktur digital dan komunikasi serta kemampuan masyarakat memanfaatkan teknologi digital dan internet untuk meningkatkan produktivitas.
Jenis pekerjaan dan upah ikut menciptakan kesenjangan. Kehadiran perusahaan-perusahaan, terutama berbasis digital dan berhasil bertransformasi, melahirkan kebutuhan pekerja berketerampilan baru dengan upah lebih tinggi. Pandemi memperburuk ketimpangan yang sudah ada sebelum pandemi.
Pemerintah mengusulkan APBN 2022 digunakan untuk mengatasi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja. Penekanannya pada peningkatan kualitas sumber daya manusia dan transformasi ekonomi. Peran pemerintah daerah sangat penting agar strategi nasional dapat dilaksanakan dalam kebijkan sesuai dengan kondisi masyarakat setempat.
Kesenjangan akan menghambat pertumbuhan dan menimbulkan masalah sosial. Strategi pembangunan mengatasi pandemi haruslah menjawab perubahan yang diakibatkan pandemi.