Presiden Filipina mendatang ditentukan rakyat negara itu. Hal paling penting, siapa pun yang terpilih harus mengutamakan keselamatan rakyat, membela negara, serta tak mencari keuntungan bagi diri dan kelompoknya.
Oleh
Redaksi
·2 menit baca
DOKUMENTASI KEMLU RI
Presiden Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-34 ASEAN di Bangkok, Thailand, 22 Juni 2019.
Menjelang pemilihan presiden di Filipina tahun depan, politik menghangat di negara itu. Ada kubu Rodrigo Duterte. Di sisi berbeda ada Manny Pacquiao.
Filipina sangat ketat membatasi masa kekuasaan presiden. Seseorang hanya boleh dipilih satu kali sebagai presiden dengan periode berkuasa enam tahun.
Presiden Duterte yang berkuasa lewat pemilihan 2016 akan mengakhiri jabatannya tahun depan. Tak ada kesempatan lagi baginya untuk menjadi orang nomor satu.
Namun, cerita belum berakhir. Mencuat ke permukaan rencana Duterte maju dalam pemilihan wakil presiden. Rencana itu disampaikan Duterte pekan silam kepada publik. Siapa pun paham, secara hukum tak ada larangan untuk melakukan hal tersebut, tetapi dari sisi etis dan semangat demokrasi, rencana ini memicu kontroversi.
Saat Duterte maju sebagai calon wakil presiden, posisi calon presiden kemungkinan diisi Senator Lawrence Go, orang dekatnya. Namun, Go menolak rencana itu. Ia mempersilakan orang lain menjadi capres. Ia akan fokus menangani pandemi.
Nama lain yang disebut dapat mengisi posisi capres ialah Sara, anak perempuan Duterte. Ia kini menjabat Wali Kota Davao, posisi yang dulu dipegang sang ayah.
AFP PHOTO/PRESIDENTIAL PHOTO DIVISION/KARL ALONZO
Dalam foto yang diambil pada 24 Agustus 2021 ini, Presiden Filipina Rodrigo Duterte menghadiri pertemuan dengan gugus tugas penanganan penyakit menular di Istana Malacanang, Manila.
Di Filipina, capres dan cawapres dipilih secara terpisah. Mereka tidak maju dalam satu paket seperti di kebanyakan negara yang menganut sistem presidensial.
Namun, rencana Duterte maju sebagai cawapres mungkin tak berjalan mulus. Di partai tempat Duterte bernaung, PDP-Laban, muncul kekuatan penghadang. Kubu ini memiliki sosok populer, petinju Manny Pacquiao, yang juga senator.
Belum lama ini kubu Pacquiao mendeklarasikan kepengurusan anyar PDP-Laban yang tidak menyertakan Duterte. Kubu mana yang dinyatakan sah rasanya bakal memengaruhi persaingan politik menuju pilpres, Mei 2022.
Duterte memiliki pendekatan politik yang keras. Tekanan dilakukan kepada pengkritiknya. Kebijakannya menangani problem narkoba memicu kontroversi. Beribu-ribu orang diperkirakan meninggal akibat kekerasan dalam perburuan bandar narkoba.
Ada yang menyebut, rencana Duterte menjadi wapres bertujuan mencegah penyelidikan atas dirinya terkait kebijakan memerangi bandar narkoba.
Dalam foto yang diambil pada 24 Agustus 2021 ini, Senator Christopher Lawrence ”Bong” Go (kiri) mendengarkan Presiden Filipina Rodrigo Duterte (kanan) selama pertemuan dengan gugus tugas pengendalian penyakit menular, di Istana Malacanang, Manila.
Dalam kebijakan luar negeri, Duterte condong ke China, mengingat negara itu mau membantu Filipina tanpa bawel soal hak asasi. Maka, sikapnya terhadap Beijing dalam isu Laut China Selatan tidak garang.
Duterte juga berupaya mengurangi ketergantungan Filipina pada Amerika Serikat (AS) dalam hal pertahanan. Pria yang masih sangat populer itu dikenal pula pro-masyarakat menengah bawah.
Presiden Filipina mendatang ditentukan rakyat negara itu. Sama seperti di negara lain, suhu politik meningkat menjelang pilpres. Namun, hal paling penting, siapa pun yang terpilih harus mengutamakan keselamatan rakyat, membela negara, serta tak mencari keuntungan bagi diri dan kelompoknya.