Menjaga Orangtua di Era Covid-19
Di antara kita mungkin sudah dua tahun ini tak bersua dengan orangtua karena pandemi Covid-19. Selain berkomunikasi rutin, ada baiknya memiliki nomor kontak tenaga kesehatan setempat untuk dihubungi.
Saya beruntung karena orangtua saya masih sehat, tetapi ibu (68) dan ayah (73) tinggal di desa, jauh dari kediaman kami sekeluarga di Jakarta. Biasanya setiap Lebaran kami berkunjung ke orangtua, tetapi sudah dua kali Idul Fitri kami tak pulang. Desa saya sebenarnya tak jauh dari kota Semarang, hanya kedua orangtua sudah tak berani menggunakan transportasi umum.
Di desa, orangtua saya tinggal bersama tante saya yang sebenarnya juga sudah manula (62). Ayah saya pensiunan tentara, fisiknya cukup kuat, hanya pengelihatannya sudah banyak menurun karena kedua matanya terkena katarak. Ibu relatif sehat, tetapi pernah mengalami kanker payudara sewaktu muda.
Sekarang beliau dalam keadaan baik, tetapi pendengaran telinga kanannya amat menurun. Setiap hari tante saya yang mengurus rumah, termasuk cucian. Ayah saya masih suka berkebun dan ibu lebih banyak memasak karena itu hobi beliau.
Setiap hari, biasanya pagi hari sebelum berangkat ke kantor, saya menelepon ibu menanyakan keadaan beliau, ayah, dan tante. Mereka biasanya merasa baik saja.
Pada umumnya orang usia lanjut yang biasanya juga mempunyai penyakit penyerta akan tergolong yang sakit berat. Karena itu, manula benar-benar harus dijaga dari penularan Covid-19.
Kehidupan di desa tak banyak berubah meski dalam suasana pandemi Covid-19. Rumah di desa jarang, jaraknya berjauhan. Warga desa jarang berkumpul bersama kecuali ada hajatan atau acara keagamaan. Dulu ibu rajin ikut majelis taklim di masjid setiap hari Rabu, tetapi sejak pandemi Covid-19 ini beliau tak berani berkumpul dengan orang banyak.
Pensiun ayah tak mencukupi untuk mereka bertiga sehingga saya mengirimi kekurangannya setiap bulan. Tak banyak, tetapi cukup untuk kehidupan sehari-hari.
Selama pandemi Covid-19 ini, pengeluaran yang agak besar adalah untuk membeli obat, seperti vitamin dan obat bebas yang perlu digunakan jika sakit. Puskesmas agak jauh dari rumah ibu. Untuk ke puskesmas, harus naik kendaraan umum dan ibu takut ada penularan di transportasi umum.
Untunglah selama satu setengah tahun ini orangtua dan tante saya sehat saja. Mereka juga sudah selesai menjalani imunisasi Covid-19, suntikan kedua baru dua bulan yang lalu dilaksanakan di balai desa.
Saya banyak berhubungan dengan ibu dan tante saya menggunakan telepon genggam. Ayah hanya sesekali bicara di telepon. Dari dulu ayah saya memang hanya bicara seperlunya.
Sebagai anak perempuan pertama, saya merasa sudah waktunya membahagiakan kedua orangtua saya. Namun, saya tak dapat membawanya ke Jakarta karena rumah kami kecil. Selain itu, di rumah tak ada yang akan dapat merawat mereka.
Baca Juga: Warga Lansia Indonesia Mau Dibawa ke Mana?
Setiap hari saya khawatir apabila orangtua saya sakit, juga khawatir tertular Covid-19. Bagaimana caranya agar mereka dapat hidup sehat meski jauh dari anak-anak mereka? Mohon penjelasan Dokter. Terima kasih.
Z di J
Ya, Anda beruntung karena masih mempunyai orangtua yang lengkap. Tampaknya kedua orangtua Anda cukup mampu mandiri, bahkan juga dapat memelihara rumah di desa.
Kehidupan di desa mungkin cocok untuk kedua orangtua dan tante Anda karena jauh dari kebisingan. Namun, saya juga dapat membayangkan kedua orangtua yang jauh dari anak-anak tentu merasa kesepian.
Mereka biasanya tidak hanya memikirkan keadaan mereka, tetapi juga sering memikirkan keadaan anak-anak mereka yang tinggal berjauhan. Untunglah sekarang ini, dengan adanya telepon genggam, komunikasi jarak jauh menjadi lebih mudah. Tidak hanya saling menyapa dengan pesan atau telepon, tapi juga dapat melakukan panggilan video.
Kebiasaan Anda setiap pagi menghubungi mereka tentulah merupakan komunikasi yang baik untuk saling mengetahui keadaan masing-masing serta memecahkan berbagai masalah yang ada. Anda juga beruntung karena mempunyai tante yang dapat menemani sekaligus merawat kedua orangtua Anda.
Untuk mengawasi kesehatan kedua orangtua Anda, sebaiknya ada tenaga kesehatan, dokter atau perawat, yang dapat dihubungi jika memerlukan pertolongan. Manula memerlukan pemeliharaan kesehatan secara teratur.
Baca Juga: Kasus Demensia Global Diperkirakan Meningkat Tiga Kali Lipat pada 2050
Ada baiknya di rumah orangtua Anda disediakan alat kedokteran sederhana, seperti termometer (pengukur suhu tubuh), tensimeter untuk mengukur tekanan darah, serta timbangan berat badan. Tante Anda dapat dilatih untuk menggunakan peralatan sederhana tersebut. Berat badan dan tekanan darah manula sebaiknya dipantau secara berkala.
Selain vitamin dan obat bebas, tentu manula memerlukan olahraga sesuai kemampuannya. Tampaknya kedua orangtua Anda masih kuat untuk berjalan kaki di sekitar rumah setiap pagi sekitar 30 menit.
Ayah Anda karena biasa berkebun tentu tak akan mengalami kesulitan. Ibu Anda juga sebaiknya ikut jalan kaki bersama ayah Anda. Kesempatan berjalan kaki bersama tidak hanya bermanfaat untuk olahraga, tetapi juga dapat untuk komunikasi antara ayah dan ibu Anda.
Biasanya makanan di desa banyak mengandung karbohidrat dan sayuran. Jangan lupa untuk menambahkan protein yang cukup pada makanan manula. Perlu dijaga keseimbangan antara karbohidrat, protein, dan lemak. Selain itu, konsumsi garam jangan berlebih, begitu juga gula harus dibatasi.
Sebenarnya pengajian, arisan, dan lain-lain baik untuk sosialisasi manula. Namun, dalam era pandemi Covid-19 ini kita harus berhati-hati, jangan sampai berkerumun karena berisiko terular Covid-19.
Baca Juga: Analisis Budaya: Kisah Hari Tua
Anda tentu sudah memaklumi, jika tertular Covid-19, sekitar 80 persen yang terinfeksi akan sakit ringan dan 20 persen sakit berat. Pada umumnya orang usia lanjut yang biasanya juga mempunyai penyakit penyerta akan tergolong yang sakit berat. Karena itu, manula benar-benar harus dijaga dari penularan Covid-19.
Protokol kesehatan harus diamalkan dan vaksinasi Covid-19 harus segera dijalani. Untuk mengisi waktu senggang, ada manula yang suka membaca, menonton televisi, atau mendengarkan lagu-lagu.
Anda dapat memfasilitasi apa yang disukai oleh orangtua dan tante Anda. Selain berkebun, apakah ayah Anda juga suka beternak, seperti ternak ayam, bebek, dan sebagainya? Selain untuk mengisi waktu, juga dapat untuk menambah penghasilan.
Sebagian orangtua ada yang mengalami kesepian dan depresi. Saya berharap kedua orangtua Anda tak mengalami keadaan tersebut karena Anda secara teratur selalu menghubungi beliau.
Meski demikian, Anda perlu bersabar berkomunikasi dengan orang usia lanjut. Biasanya manula jika bicara agak panjang, sering diulang-ulang. Kesabaran Anda dalam berkomunikasi akan menyenangkan kedua orangtua Anda. Meski sibuk, tetaplah sabar dan memberi semangat.
Sekarang ini negeri kita masih sibuk melawan Covid-19. Semoga penularan Covid-19 ini akan dapat ditekan sehingga Anda dapat mengunjungi orangtua Anda, hal yang sudah lama tak sempat Anda lakukan.
Baca Juga: Mewaspadai Lonjakan Jumlah Penduduk Lanjut Usia
Saya juga berharap Anda bersama suami dan anak-anak menjaga kesehatan. Patuhi protokol kesehatan dan jalani imunisasi Covid-19. Meski kehidupan kita menjadi lain akibat Covid-19 ini, kita harus tetap bersemangat.
Kita harus optimistis kehidupan akan tetap berlanjut. Kita syukuri nikmat sehat yang kita terima. Kita doakan saudara-saudara serta teman kita yang sedang sakit akan cepat sembuh dan kembali pulih kesehatannya.
Bangsa kita, seperti banyak bangsa di dunia, sedang menghadapi cobaan. Mari kita tunjukkan bahwa bersama kita mampu menghadapi Covid-19 ini.